Assalamu'alikum guys. Aku kebut revisi nya, biar sekalian cepet tamat kan. Jadi kalian gak kelaman nunggu.
Happy reading:)
****
Sejak tadi Zana hanya diam sambil menangis dalam diam. Dia terus melafazkan kalimat istighfar dalam hati. Kepalanya menunduk tak berani menatap siapapun. Dia hanya mampu mendengarkan perdebatan Bara dengan para warga tanpa bisa membantu menjelaskan.
"Ini salah paham pak. Saya tidak berniat berbuat mesum. Saya kira dia pacar saya tadi, ternyata temannya pacar saya!"
"Halah, gak usah bohong kamu. Saya sudah sering melihat kamu ini malam-malam ke rumah model itu. Eh sekalinya kepergok malah buat mesum sama temennya, gak punya malu!" Cibir salah satu ibu-ibu disana.
"Sudah nikah kan saja mereka. Daripada buat zina!"
"Assalamu'alikum"
"Wa'alaikumussalam"
Bara menghelah napas lega. Akhirnya Fajar datang juga. Namun itu tak berselang lama saat ia melihat Oma nya yang juga ikut datang. Sejak kapan Omanya itu sampai ke Jakarta. Pikir Bara.
"Maaf pak, ada apa dengan cucu saya?"
"Owhh ini keluarga nya. Begini bu, cowok ini ketahuan hampir berbuat mesum dengan cewek itu!"
"Gak ada, ini salah paham!" Ucap Bara membela diri.
"Udah jelas ketangkap masih gak ngaku, zaman sekarang yang pakai hijab aja bisa berzina. Udah gitu gak mau dinikahkan lagi meski sudah ketahuan" Ucap ibu-ibu julid.
"Ekhm. Begini saja, jika jalan damainya dengan menikahkan cucu saya, silahkan nikahkan saja. Kita bisa panggil orang tua gadis ini" Ucap Oma santai.
"Oma?!"
"Gak ada protes Bara. Daripada kamu berbuat zina, lebih baik kamu menikah!" Tegas oma nya.
"Tapi oma_"
"Gak ada tapi-tapian!"
Bara tak lagi membantah, ia mana berani melawan Omanya yang sudah merawat sejak ia kecil. Baginya perempuan tua yang saat ini berada di depannya adalah orang tua kedua setalah almarhum kedua orang tuanya.
"Boleh saya bicara sebentar nak? Berdua saja?"
Zana mendongak, menatap wajah lembut wanita paruh baya yang Bara panggil Oma. Ia mengangguk mengiyakan ajakan Oma.
"Saya Izin bawa perempuan ini sebentar ya pak, bu" Ucap Oma sopan.
"Silah kan bu"
Bara cemas. Ia tak tahu apa yang akan oma nya bicarakan kepada Zana. Bara takut oma nya akan menekan Zana agar mau menikah dengannya. Ia tak mau membuat gadis itu semakin terbebani karena masalah ini.
Tak lama, oma benar-benar menepati ucapan ya. Bahkan tak sampai sepuluh menit, kini dua perempuan berbeda generasi itu sudah kembali lagi. Bara bisa melihat wajah sembab Zana, bahkan wajah nya saat ini terlihat frustasi.
"Perempuan ini sudah bersedia menikah. Kita tunggu orang tuanya datang ya pak, bu. Ayahnya yang akan menjadi wali nikah untuk gadis ini"
Para warga mengangguk setuju. Tidak ada lagi yang menyolot pada mereka. Meski masih bisa terdengar bisik-bisik tak baik. Apalagi menyangkut pautkan hal ini dengan hijab yang Zana kenakan.
"Pakai hijab tapi kelakuannya mesum"
"Iya ya bu. Mending dibuka aja hijabnya kalau mau berbuat mesum. Gak pantas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Cinta(END)/Tahap Revisi
Teen FictionZana menatap laki-laki itu.Ia ingin menceritakan kisah baginda nabi Muhammad yang sering ia dengar dari bundanya.Tapi ia harus masuk ke dalam masjid lagi untuk mengaji. "Nanti akan aku ceritakan jika Allah mengizinkannya.Nama ku Zana Azuhra Ariendra...