Bonchap 3- Selesai

1.4K 116 7
                                    

"Saya terima Nikahnya Zana Azuhra Ariendra dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!"

"Sah?!"

"SAH!"

"Alhamdulillah"

Zana menangis haru. Ia akhirnya kembali lagi bersama Bara. Perpisahan mereka membawa mereka kembali bersatu dalam kondisi yang lebih baik.

"Yeay Al punya Mama. Makasih Mama Zana dah mau jadi Mama Al"

Bocah itu langsung memeluk Zana. Ia terlampau bahagia mendapatkan Mama lagi. Dulu kata Savana, bahwa hanya Zana yang pantas menjadi Mama Al. Savana tahu kalau Zana perempuan terbaik untuk dua laki-laki yang ia cintai.

Setelah melakukan doa dan rangkaian acara, Zana dan Bara masuk ke kamar mereka. Acara resepsi pernikahan akan di adakan di Bali, tempat mereka berbulan madu saat pernikahan pertama mereka dulu. Bara akan membuat pesta besar-besaran mengganti pernikahan mereka yang dulu. Ia akan membuat Zana merasakan menjadi ratu sehari, eh tidak, ia akan menjadikan Zana ratu selamanya dalam hidupnya.

Grep.

"Aku ingin melakukan ini sejak pertama kali kita bertemu lagi!" Ucap Bara, memeluk Zana erat. Ia sudah menahan diri sejak tadi untuk tidak memeluk Zana di depan semua orang.

"Aku merindukan mu sayang. Sangat merindukan mu" Bisik Bara.

Zana membalas pelukan Bara. "Aku juga merindukan mu Bi"

"Jangan lagi meminta pisah dari ku kali ini!"

"Tidak akan. Aku ingkn terus menua bersama mu" Ucap Zana yakin.

Cup.

Bara mencium Zana, sesuatu yang sudah lama ia tahan akhirnya malam ini akan ia lepaskan semua kepada Zana. Hanya Zana nya seorang.

Nyatanya sejauh apapun kalian melangkah, jika jodoh pasti akan dipersatukan kembali.

***

Dear Zana

Assalamu'alikum sahabat ku. Ku harap kamu baik-baik saja di sana. Maaf sudah merebut kebahagiaan mu. Maaf sudah egois terhadap mu. Maaf sudah merebut Bara dari mu. Mungkin rasanya kata maaf saja tidak cukup untuk menghapus semua kesalahan ku pada mu.

Tapi aku sangat bahagia sekarang, karena saat membaca surat ini, artinya kamu sudah kembali bersama Bara.

Zana. Mungkin saat membaca surat ini, kita tidak lagi bisa bertemu. Mungkin aku sudah kembali ke pangkuan illahi.

Karena itu, aku ingin menitipkan buah hati ku lewat surat ini. Namanya Al-Habibi, ku harap ia akan menjadi kesayangan semua orang termasuk kamu. Tolong jaga anak ku. Sayangi dia, karena aku mungkin tidak bisa memberi kasih sayang kepadanya.

Aku tahu kamu yang pantas menjadi ibu dan istri untuk Al dan Bara. Kamu wanita shaliha yang akan menjadikan Al laki-laki sholeh ketika besar nanti.

Bara sangat mencintai mu, bahkan saat kepergian mu. Tak sedikit pun cinta Bara bisa ku gapai lagi.

Maaf kan aku Zana. Maafkan sahabat mu ini. Hiduplah bahagia selalu.

Dari Savana

Zana terisak membaca surat yang baru saja Bara berikan. Itu surat terakhir dari Savana, yang ia titipkan kepada Bara, dan mengatakan untuk memberikan nya kepada Zana jika mereka kembali bersama.

"Aku ingin kembali mengunjungi makam Savana, mas" Isak Zana.

"Iya sayang, nanti kita akan kunjungi makam Savana kembali. Sekarang kita wudhu dulu dan sholat subuh"

Zana mengangguk. Ia segera bangun dari tempat tidur dan mengambil wudhu. Ia dan Bara sudah mandi pagi-pagi sekali.

Dengan diimamin Bara akhirnya mereka sholat berjama'a. Bacaan Al-Qur'an Bara lebih baik sekarang. Bara sudah menjadi pribadi yang lebih baik lagi sekarang.

Perempuan itu kembali terisak sambil berdoa. Ia berdoa untuk kemudahan Savana di akhirat sana. Zana berdoa untuk kebahagiaan keluarga kecil mereka.

***

"Assalamu'alaikum Savana"

"Aku sudah membaca surat dari mu. Aku sudah memaafkan mu Savana. Terimakasih sudah mau menjadi sahabatku. Aku akan menjaga Al seperti anak ku sendiri. Karena Al adalah anak kita berdua. Tenanglah disana. Aku akan hidup bahagia, untuk diri mu, untuk Bara dan juga untuk Al. Aku akan bahagia"

"Sayangnya kita tidak bisa lagi berbincang bersama. Jalan bareng seperti masa kuliah dulu. Bagi ku kamu adalah sahabat terbaik yang Allah kirimkan. Terimakasih Savana"

Air mata Zana kembali menetes. Rasanya sesak berbicara kepada gundukan tanah itu. Semilir angin menyapu wajah Zana. Gadis itu tersenyum sendu. "Mungkin kamu ada disini. Terimakasih dan aku sudah memaafkan mu" Lirih Zana.

Zana berdiri dari jongkoknya.

"Sudah" Tanya Bara, yang sejak tadi menemaninya di belakang.

"Sudah mas"

Bara menggenggam tangan Zana. Ia menatap gundukan tanah di depan  nya. "Aku sudah bahagia bertemu Znaa kembali. Maaf sudah pernah menyakiti mu. Kami akan sering datang kesini" Ucap Bara.

"Kita pulang. Al pasti udah nungguin kita di rumah!" Ajak Bara.

Zana mengangguk. Ia menatap sebentar gundukan tanah itu. "Aku pulang dulu ya. Suatu saat nanti aku akan bawa Al kesini menemui kamu. Aku akan selalu mengingatkan Al jika dia punya ibu hebat seperti kamu.

Kini Zana bisa hidup bahagia bersama Al dan Bara. Dan persahabatan nya dengan Savana tidak akan pernah berakhir. Bagi Zana sampai kapan pun Savana adalah sahabat terbaik nya.

Tidak ada alasan bagi Zana membenci Savana. Karena semua terjadi atas kehendak Allah. Allah punya rencana atas semuanya. Seperti Savana yang berubah jadi lebih baik karena apa yang menimpa mereka semua. Ia sempat bertaubat disaat terakhir hidupnya. Begitu pula Zana dan Bara. Mereka bisa bersatu kembali. Dalam kondisi lebih baik. Mereka mempunya anak seperti Al. Anak baik dan akan menjadi lelaki sholeh yang mendoakan mereka kelak.

Apapun yang terjadi dalam hidup pasti ada rencana baik dari Allah di dalamnya.

Selesai

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bait Cinta(END)/Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang