19| Putus(revisi)

791 97 9
                                    

Assalamu'alikum guys. Ada yang nanyain kapan aku up cerita ini lagi. Hehe makasih udah nungguin cerita ini. Makasih untuk suport kalian semua. Tinggal 10 part lagi menuju ending ya.

Aku gak bisa up nentuin waktu. Karena di realita aku punya kesibukan juga. Mohon maaf ya.

Happy Reading guys:)

****

Bara langsung meninggalkan kantornya untuk menjumpai Zana. Ia harap Zana pulang ke rumah mereka.

Mobilnya ia parkirkan di halaman rumah. Laki-laki itu bahkan keluar dan berlari cepat memasuki rumah mereka.

"Zana!" Panggilnya.

Bara berlari menuju kamar Zana yang ada dilantai dua. Mereka masih berpisah kamar.

Bugh.

"Aww!" Rintih Bara, saat sesuatu memukul keras punggungnya. Bara menoleh dan mendapati Oma yang menatap dirinya tajam.

"Oma?"

"Ngapain kamu pulang hah?! Sana balik lagi kamu, kalau perlu gak usah balik sekalian. Seenaknya bikin cucu mantu Oma nangis!" Omel Oma, dengan kemoceng di tangannya.

"Bara salah Oma. Ini Bara ingin minta maaf sama Zana" Ucap Bara memelas.

"Sekarang apalagi yang kamu lakukan sama Zana? Dia pulang dari kantor kamu sambil nangis-nangis. Kurang apa Zana sih? Gak tahu diuntung kamu punya istri kayak Zana!" Omel Oma.

"Bara ketahuan ciuman sama Savana di kantor—awww ampun Oma" Rintih Bara.

"Dasar laki-laki soang kamu. Udah punya istri masih sosor cewek lain. Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu hah?!" Ucap Oma, menjewer kuat kuping Bara.

"Aww, ampun Oma. Bara khilaf" Rengek Bara.

"Kamu tahu, Oma sengaja setuju nikahin kamu sama Zana, karena Oma bisa lihat dia gadis yang baik daripada pacar kamu si hutan itu!"

"Namanya Savana Oma!" Ucap Bara, sambil mengusap telinganya yang sudah Oma lepaskan.

"Iya hutan Savana!"

"Dari dulu Oma udah gak setuju kamu sama dia. Feeling orang tua itu selalu bener. Harusnya kamu dengerin ucapan Oma. Sekarang kamu minta maaf sama Zana, kalau dia gak mau maafin kamu, Oma anggap kamu bukan cucu Oma!"

"Kok gitu Oma"

"Ya karena gitu. Udah sana minta maaf sama Zana!"

Bara segera melanjutkan langkahnya mendatangi kamar Zana. Ia berusaha membuka pintu kamar perempuan itu, namun sepertinya di kunci dari dalam.

"Zana!" Panggil Bara, seraya mengetuk pintu kamar Zana.

"Buka pintunya dulu. Mas mau ngomong!"

"Zana?!"

Ceklek.

Bara menatap miris wajah sembab Zana. Ini karena perbuatannya. Gadis itu meski berusaha menutupi nya dengan make up, tetap gagal.

Bait Cinta(END)/Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang