20| Mimpi(revisi)

751 86 10
                                    

Assalamu'alikum guys.Sekali lagi untuk pembaca baru aku sarankan untun baca sampai Part yang ada bacaan revisi nya.Karena part selanjutnya tidak akan nyambung.Ini bakal aku revisi sampai end di part 29.Untuk pembaca lama bisa diulang kembali juga baca nya.Sebenarnya ceritanya hampir sama dengan versi pertama,tapi versi pertama terlalu panjang menurut aku.

Dua part nanti bakalan bahagia bersama Zana dan Bara ya.Setelah itu kita kembali ke konflik lagi.Hehe.

Happy Reading guys:)

****

Bara merasa lega saat ini.Bebannya seakan menghilang setelah ia memutuskan Savana.Hubungannya dengan Zana semakin dekat.Mereka mulai terbuka.Bara juga mulai belajar ilmu agama sedikit demi sedikit dengan bantuan Zana.Istrinya juga mengenal kan nya kepada salah satu ustadz di pondok pesantren untuk nya belajar ilmu agama.

"Ini untuk kalian!".

Bara dan Zana menatap sebuah tiket yang Oma berikan.Memang Oma Bara tak kembali ke Pekanbaru lagi.Ia ingin menetap di Jakarta setidaknya selama satu bulan.Dan ini sudah di minggu ke tiga.

"Tiket bulan madu ke Bali?".

Oma mengangguk antusias,mengiyakan gumaman Bara.

"Kalian menikah dadakan,resepsi pun tidak di buat.Setidaknya kalian harus bulan madu.Oma pengen cicit dari kalian"Ucap Oma.

Bara menatap Zana.Bagaimana pun hubungan mereka baru-baru saja membaik.Bara takut Zana tak nyaman jika harus bulan madu bersamanya.

"Gak papa mas.Oma udah beli tiketnya juga kan.Sayang kalau gak kita pakai"Ucap Zana,seakan mengerti apa yang Bara pikirkan.

"Ya sudah.Kami akan berangkat ke Bali lusa Oma.Bara harus bilang Fajar dulu dan atur jadwal untuk libur selama satu minggu"Ucap Bara.

"Yaudah gak papa.Yang penting kalian bulan madu.Oma gak sabar gendong cicit sebelum Oma gak ada lagi nanti".

"Oma gak boleh ngomong gitu!"Ucap Zana.

Perempuan tua itu tersenyum lembut menatap kedua pengantin baru."Umur tidak ada yang tahu.Makanya kalian cepat kasih Oma cicit ya".

"In syaa Allah Oma".

Sebenarnya Zana sedikit gugup membayangkan bulan madu.Ini sudah hampir dua bulan pernikahan mereka.Mungkin memang sudah seharusnya ia memberikan apa yang selama ini ia jaga untuk suaminya,Bara.

"Kalau gitu Bara berangkat ke kantor dulu.Udah jam tujuh ini"Pamit Bara.

"Aku antar mas!".

Bara mencium punggung tangan Oma dan kemudian mengucapkan salam,lalu pergi menuju keluar rumah di ikuti Zana.

"Hati-hati mas"Ucap Zana.

Bara menatap Zana sejenak.Tangannya terukur menarik tengkuk Zana.

Cup.

"Mas berangkat dulu"Ucap Bara,tersenyum manis.

Zana mengangguk sambil tersenyum malu.Meski beberapa minggu ini kontak fisik seperti ciuman bukan hal baru lagi baginya,namun tetap saja ia malu.Mereka sekarang sudah tidur satu kamar atas permintaan Bara dan atas omelan Oma yang tahu jika mereka pisah kamar.Meski begitu Bara tak pernah menyentuh Zana lebih selain cium dan peluk.Ia tak mau Zana merasa tak nyaman nantinya kalau terlalu memaksa.

"Assalamu'alikum".

"Wa'alaikumussalam".

***
"Huek...Huek".

Bait Cinta(END)/Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang