Assalamu'alikum Guys.
Happy Reading
****
Seperti yang telah dijanjikan kemarin. Savana kini datang berkunjung ke rumah Langit. Dulu dia sering main ke rumah ini karena ada Zana. Namun tidak lagi setelah mereka lulus kuliah dan Zana pindah ke Pekanbaru.
"Udah lama ya kak Sava gak main ke rumah ini" Ucap Cahaya, yang ikut duduk bergabung di ruang tamu.
"Kakak mau main juga gak enak, gak ada Zana di sini"
"Padahal mah kalau mau main gak papa lo kak, tinggal main aja, kan masih ada Ria sama kak Cahaya" Ucap Ria.
"Mungkin kak Sava sibuk kali. Jadi model kan sibuk, yakan kak?"
"Lumayan sih. Kadang suka padat pemotretan" Jawab Savana.
Pekerjaan nya memang sebagai model. Beberapa kali Savana juga pernah menjadi pemain film Ftv. Meski tidak pernah memainkan sinetron namun jadwalnya cukup padat. Apalagi Savana termasuk salah satu model yang terkenal.
"Ini kamu ajakin aku jalan, gak ganggu job kamu kan?" Tanya Zana.
"Tenang aja, gue udah suruh manajer gue atur jadwal. Ntar lo nginap di rumah gue aja ya, biar bisa quality time bareng lo. Kan udah lama enggak"
"Boleh, tapi izinkan ke ayah sama bunda aku"
"Sekarang aja kalau gitu. Kita kan mau jalan-jalan lagi!"
"Yah cepet banget" Keluh Cahaya.
"Iya biar bisa jalan-jalan nya lama. Calon pengantin di rumah aja, gak usah ikut. Kan lagi dipingit" Kekeh Savana.
"Yaudah ayo!" Ajak Zana.
Mereka berdua mendatangi para orang tua yang saat ini sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Bunda, ini Sava mau ngomong" Ucap Zana.
"Ada apa Sava?" Tanya Sea lembut.
Sea emang beberapa kali datang ke Jakarta dulu. Jadi Sea cukup mengenal Sava sebagai Sahabat Zana.
"Itu tante, Sava mau ngajak Zana main, terus kalau bisa nginap di rumah Sava. Boleh ya tan?"
"Boleh mas?" Tanya Sea pada Dirga.
"Ya sudah boleh. Tapi ingat, jangan macem-macem" Ucap Dirga.
"Siap om!" Pekik Savana semangat.
"Lo siap-siap sana, apa aja yang mau di bawa. Gak perlu bawa baju tidur, pakai punya gue aja nanti"Ujar Savana.
"Oke!"
Kini tinggal Savana sendiri bersama keluarga Zana. Ada ayah dan bunda. Kakek dan nenek Zana, opa dan oma Zana, juga om dan tente Zana di sini. Namun Savana tak terlalu canggung karena sudah pernah mengenal mereka.
"Sava masih tinggal sendiri? Gak sama orang tua?" Tanya Sea.
"Masih tan. Lebih enak tinggal sendiri, males sama orang tua"
"Sekarang udah terkenal ya Sava ini, tante sering lihat main FTV" Ucap Senja.
"Belum kok tan, masih pemula juga di dunia akting. Kan lebih ke model aja kalau Sava mah"
"Udah siap nih aku. Ayo!" Ajak Zana.
"Sava sama Zana pergi dulu om, tante, kakek dan nenek"
Setelah mereka berdua menyalami semua yang ada disana, barulah mereka pergi.
"Enak ya jadi lo, keluarganya banyak,perduli dan sayang semua lagi"
"Kamu bisa anggap keluarga aku keluarga kamu juga. Kan aku juga udah anggap kamu saudara Va" Ucap Zana.
Zana cukup tahu jika Savana ini anak broken home. Orang tuanya juga tak terlalu perduli dengan dirinya. Meski dari keluarga kaya, Savana memilih mandiri dengan bekerja sebagai model selepas lulus kuliah.
"Kita mau kemana dulu ini?" Tanya Zana.
"Cari makanan, terus bawa ke rumah gue, kita nonton atau masak-masak kayak dulu"
"Boleh deh. Aku juga kangen sama seblak buatan kamu" Cengir Zana.
Dulu Zana memang sering menginap di rumah Savana. Baca novel bareng, atau nonton film horor bareng, kadang juga mereka membuat agenda masak-masak secara bergantian.
"Kamu libur sampai kapan Va?"
"Besok gue udah masuk lagi, ada jadwal pemotretan. Mana bisa gue libur lama kayak lo gini. Kan bukan gue pemilik perusahaannya"
"Haha. Makanya, buka butik sendiri aja, kan bebas jadi bos nya" Kekeh Zana.
Mereka berhenti ketika sampai di acara bajar. Banyak makanan enak dan murah di sini.
"Ayo kita berburu makanan!" Pekik Savana semangat.
Seperti orang kalap. Mereka membeli banyak sekali makanan untuk dibawa pulang ke rumah Savana. Untuk teman bergadang katanya.
"Va udah yuk, banyak banget ini. Gak habis nanti mubazir"
"Itu masih ada siomay!"
"Ih gak usah, kan nanti mau masak seblak lagi"
"Yaudah deh ayo"
Akhirnya Savana mengalah. Mereka memasuki mobil kembali dan menuju rumah Savana, ada sepuluh pelastik jajanan yang tadi mereka beli.
Drrt...Drrtt
"Halo beib" Ucap Savana riang.
"Halo sayang. Kamu jadi jalan-jalan sama Zana?"
"Jadi, ini anak nya di samping"
"Assalamu'alikum Bara" Sapa Zana.
"Wa'alaikumussalam Zana. Tujuan kalian kemana ini? Jangan mau di ajak Sava ke club ya Na" Ucap Bara.
"Kamu mah nethink mulu sama aku beib. Aku juga tahu kali Zana gak mungkin mau di ajak clubing"
"Hahaha. Yaudah have fun ya kalian"
"Pasti. Besok kamu jadi ke rumah kan?"
"Jadi. Udah dulu ya, aku mau rapat ini"
"Oke, see you beib"
Tut.
"Kamu masih suka clubing?" Tanya Zana.
"Kadang-kadang. Dulu ketemu Bara juga di sana. Dia yang punya club nya"
"Kebiasaan kamu. Itu gak baik. Nanti kalau kamu di macem-macemin sama cowok di club gimana, dosa juga"
"Kebiasaan deh lo, kumat ustadzahnya mulai ceramah. Kan ada Bara yang jagain gue, tenang aja lah" Ucap Savana santai.
"Aku cuma ngingetin" Ucap Zana.
Satu yang tak Zana suka dari Savana adalah, perempuan itu suka meminum alkohol, merokok, dan pergi ke club malam. Tapi hal itu tidak membuat Zana menjauhi Savana. Ia hanya ingin Savana berubah. Dulu Savana bahkan tidak tahu sholat, namun sejak kenal Zana ia jadi rajin sholat.
To Be Countinued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Cinta(END)/Tahap Revisi
Novela JuvenilZana menatap laki-laki itu.Ia ingin menceritakan kisah baginda nabi Muhammad yang sering ia dengar dari bundanya.Tapi ia harus masuk ke dalam masjid lagi untuk mengaji. "Nanti akan aku ceritakan jika Allah mengizinkannya.Nama ku Zana Azuhra Ariendra...