28|Membayar Utang Janji(revisi)

956 95 0
                                    

Assalamu'alikum guys.Tandai typo kalau ada.

Wah satu part lagi menjelang ending.Setelah cerita ini ending aku akan fokus ke cerita Mesin Waktu.

Happy Reading guys:)

****

Bara selalu memeluk Zana.Saat ini mereka tengah berbaring di ranjang kamar Bara.Bara tak membiarkan Zana pergi jauh darinya.Bahkan Zana baru bisa memasukkan pakaiannya ke koper saat Bara mandi.

Untuk terakhir kalinya,Zana akan membuat perpisahan terbaik untuk mereka.

"Jadilah ayah yang baik untuk anak mu mas.Ajarkan dia ilmu agama agar ia menjadi anak yang shaleh dan shaliha"Ucap Zana,mengelus rambut Bara yang saat ini kepalanya berada di pangkuan Zana.

"Makanya kamu harus tetap disini.Bantu aku mengajari ilmu agama untuk anak-anak kita.Aku belum terlalu paham ilmu agama sayang".Sejak tadi Bara selalu berusaha membujuk Zana untuk tidak akan pergi.

"Aku yakin kamu bisa.Kamu adalah ayah yang hebat,bersama Savana ajarkan anak kamu agar tidak lagi melakukan apa yang kamu lakukan mas".

"Aku berat lepas kamu.Gak sanggup biarin kamu pergi.Tolong jangan pergi"Lirih Bara.

"Besok jam 5.30 sehabis subuh pesawat aku akan lepas landas.Aku tunggu malam ini kamu ucapkan talak untuk ku".

"Aku gak akan ucapkan kalimat itu"Ucap Bara.

"Meski kamu tidak mengucapkan talak,aku akan tetap pergi mas.Aku hanya ingin menata hati ku.Aku berharap kamu akan mentalak aku,agar aku bisa merasa lebih tenang diluar sana".

Bara tak menanggapi.Ia membenamkan wajahnya di perut Zana.Tangan Zana masih mengelus lembut surainya.

"Soal janji ku di waktu kecil.Aku akan membayarnya sekarang.Ini kisah yang mungkin bisa kamu cari di google mas.Tapi karena kamu ingin mendengarkan dari ku langsung,maka akan ku ceritakan secara singkat".

Zana hanya tidak ingin janji nya sewaktu kecil terus mengikatnya dalam utang janji.Mungkin ini saat nya ia membayar utang janji nya dulu.Sebelum mereka kembali berpisah lagi.

"Dulu saat aku habis buat air kecil di toilet aku lihat anak laki-laki tampan duduk sendiri di teras masjid.Anak itu tidak ikut mengaji bersama kami.Saat aku tanyakan ternyata dia sedih karena orang tuanya sudah pergi kembali pada Allah.Aku bisa lihat sorot sedih dimatanya"Ujar Zana,mengingat Bara kecil.

"Dulu aku ingin sekali menceritakan kisah baginda Nabi,agar anak itu tahu bahwa dia bisa menjadi kuat seperti nabi Muhammad SAW.Baginda Nabi bahkan sudah kehilangan ayahnya—Abdullah sebelum beliau dilahirkan.Beliau belum sempat melihat wajah ayahandanya.Dan saat diusia 6 tahun ibundanya—Aminah meninggalkan beliau.Sedih?Tentu saja,anak manapun akan sedih kehilangan orang tuanya.Dan di usia 8 tahun beliau harus kembali merasa kehilangan kakek nya Abdul Muthalib,yang menggantikan kedua orang tuanya mengasuh baginda Nabi Muhammad SAW".

"Seakan takdir telah sedemikian rupa mengarahkan Muhammad untuk menjauh dari ketergantungan terhadap manusia dan hanya menyerahkan dirinya kepada Allah semata. Setiap kali ada tangan yang menjulur untuk menolongnya, tiba-tiba sang penolong itu pergi untuk selamanya. Itulah takdir yang membuat Muhammad selalu berada di bawah perlindungan langsung dari Allah dengan cahaya tauhid dan keesaan-Nya. Sejak belia, nabi Muhammad terus ditempa untuk berucap hasbiyallah, cukup Allah saja bagiku, secara lahir dan batin.Itulah penting bagi beliau untuk kehilangan arti dari semua penolong selain Allah. Dan ternyata memang itulah yang terjadi pada kehidupan baginda Nabi Muhammad.Agar beliau selalu bergantung kepada Allah SWT."

"Rasulullah tumbuh besar sebagai seorang yatim. Padahal di depan beliau telah menanti tanggung jawab amat berat dan penting sehingga pribadi Rasulullah memang harus disiapkan sejak dini. Rasulullah telah dibentuk menjadi pribadi yang berhasil mencapai puncak tawakal kepada Allah dan siap menyongsong semua aral yang melintang. Allah benar-benar membentuk Rasulullah menjadi sosok yang lurus yang berada di garis tengah kehidupan, jauh dari sikap berlebihan dan meremehkan".

Bara mendengarkan dengan serius.Ia sangat mengagumi sosok baginda Nabi Muhammad.

"Kamu masih beruntung mas,masih memiliki oma yang sayang terhadap kamu.Kamu bahkan masih memiliki kenangan yang bisa diingat bersama kedua orang tua kamu".

"Orang yang memahami arti hidup sebagai anak yatim, pasti akan mengetahui cara untuk menjadi ayah yang penyayang.Itulah kenapa aku mengatakan kamu akan menjadi ayah yang hebat kelak".

"Karena itu,jangan biarkan anak kamu dan Savana menjadi anak yatim,karena ayahnya tak mau bertanggung jawab menikahi ibunya.Aku yakin mas sejak kecil juga merasakan hal yang sama. Ketika anak-anak lain bahagia dalam bimbingan orangtuanya sampai besar.Mas justru harus memikul kehidupan sendiri.Jangan biarkan anak tak berdosa itu mengalami hal yang sama dengan mu mas.Bantu Savana membimbing anak kalian.Jadikan dia anak yang hebat seperti ayah dan ibunya".

"Ka_".Ucapan Zana terhenti saat melihat Bara yang sudah memejamkan matanya.Zana tidka tahu kapan Bara tertidur pulas di pangkuannya.Zana tidak tahu apakah Bara mendengarkan ceritanya.

Pelan-pelan Zana memindahkan kepala Bara di bantal.Zana berlutut di pinggir tempat tidur dan menatap wajah tenang Bara yang mendnegkur halus.Tangannya mengusap lembut kening Bara yang mengkerut.

"Terimakasih sudah mencintai ku mas.Terimakasih sudah menjadi imamku.Aku mencintai mu suamiku.Jadilah ayah yang hebat.Jadilah suami yang hebat.Aku akan terus mencintai mu".

Cup.

Zana mengecup lama kening Bara.Mungkin ini adalah kecupan terakhirnya,karena besok ia akan pergi.Setetes air mata kembali jatuh di pipinya.Tangannya dengan cepat menghapus air mata itu.Pelan di berjalan meninggalakn kamar Bara sendirian.

Zana menoleh menatap wajah tenang itu sekali lagi sebelum akhirnya menutup pintu kamar Bara.Zana ingin tidur di samping Bara.Namun ia tak akan bisa,ia akan mengganggu tidur Bara nantinya.

Wanita itu segera masuk ke kamar lain.Ia terisak dalam diam di dalam sana.Menumpahkan rasa sakit dan sesak yang sejak tadi berusaha ia tahan.Mungkin bibirnya mengatakan ikhlas dan bahagia melepas Bara.Namun hatinya berkata lain.Ia merasakan sakit yang sama seperti yang Bara rasakan.Namun ini akhir kisah mereka.Zana harus bisa menekan ego nya demi nyawa lain.Ia tidak akan membiarkan anak itu menjadi seorang yatim.Mungkin memang ini keputusan yang tepat,agar dia juga bisa memulihkan hatinya saat ini.

Sampai larut malam barulah Zana tertidur dalam tangisnya.Air mata bahkan masih menetes di ujung matanya.Teridur tanpa pelukan Bara kembali.Mungkin ia harus mukai terbiasa mulai sekarang.

To Be Countinued

Bait Cinta(END)/Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang