Assalamu'alikum guys.
Terimakasih untuk dukungannya.Tandai typo jika ada.
Happy Reading:)
****
Zana menatap sendu makanan yang ia masak. Sudah satu bulan sejak acara resepsi pernikahan Cahaya. Diamana Bara tidak pulang semalaman ke rumah. Laki-laki itu tampak selalu menghindarinya. Bara terlihat berubah dan menjauhinya. Harusnya Zana sadar diri jika sudah seharusnya Bara menjauhinya. Laki-laki yang berstatus suaminya itu tidak mencintainya. Buat apa Bara dekat-dekat dengannya? Miris sekali bukan. Rasanya pasti sakit saat tahu laki-laki yang kamu cintai apalagi berstatus suami, malah mencintai wanita lain yang jelas adalah sahabat dekat. Ntah siapa yang salah disini. Zana yang menikahi pacar Savana? Atau Savana yang tetap menjalin kasih dengan Bara yang berstatus suami Zana?
Suara bel rumah mengalihkan atensi Zana dari masakannya yang tak disentuh Bara sama sekali. Perempuan itu segera berjalan menuju pintu rumah mereka.
"Assalamu'alaikum cucu Oma!"
Zana terkekeh kecil karena pekikan semangat Oma Bara.
"Wa'alaikumussalam Oma. Kenapa datang ke Jakarta gak bilang-bilang?" Tanya Zana, menyalimi tangan Oma Bara.
"Biar surprise buat kalian. Gimana? Terkejutkan?" Tanya Oma Bara.
"Sedikit" Kekeh Zana.
Ini kedua kali Oma Bara ke Jakarta sejak Zana menikah dengan Bara. Kelihatannya wanita paruh baya itu kesepian tinggal sendiri di Pekanbaru, dan hanya ditemani beberapa pekerja di rumah besarnya.
"Oma kesini sama siapa?" Tanya Zana, mengambil alih koper Oma Bara.
"Sendiri, naik taksi online tadi dari bandara kesini" Jawab Oma.
"Oma udah sarapan? Zana udah masak kalau oma mau sarapan" Ucap Zana.
"Wah kebetulan belum makan. Oma berangkat dari Pekanbaru jam tujuh pagi jadi belum sempat sarapan" Ucap Oma berbinar senang.
"Bi Inun! Tolong bantu Zana bawakan koper oma ke kamar oma ya bi. Zana mau temani oma makan dulu!" Pinta Zana lembut.
"Baik non!"
"Ayo oma!" Ajak Zana.
Perempuan berbeda generasi itu berbincang - bincang sambil menuju meja makan.
"Loh makanannya masih banyak? Bara gak sarapan?" Tanya Oma, begitu melihat meja makan yang masih di isi banyak masakan.
"Mas Bara buru-buru tadi oma, jadi gak sempat ke sarapan" Alibi Zana.
Zana tak mungkin mengatakan bahwa Bara bahkan sudah satu bulan ini menghindarinya. Bara tak pernah menyentuh masakannya. Bara tak lagi tersenyum kepadanya. Bara berubah tak lagi menyentuhnya walau hanya sekedar mengusap puncak kepalanya. Zana sendiri tidak tahu apa yang terjadi.
Zana jadi ingat perubahan sikap Bara saat dimana laki-laki berstatus suaminya itu pulang ke rumah setelah menginap semalaman di apartemen.
"Mas!"
Zana yang sedang duduk di sofa ruang keluarga segera bangkit dan tersenyum manis sambil menghampiri Bara.
"Kenapa?" Tanya Bara datar.
Zana sempat mengeryit bingung atas sikap datar Bara. Namun ia segera mengeyahkan apa yang ia pikirkan. Mungkin Bara sedang lelah. Batinnya.
"Mau aku siapkan air mandi sama pakaian? Atau kamu mau makan dulu, aku udah masak" Ucap Zana, tersenyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Cinta(END)/Tahap Revisi
Teen FictionZana menatap laki-laki itu.Ia ingin menceritakan kisah baginda nabi Muhammad yang sering ia dengar dari bundanya.Tapi ia harus masuk ke dalam masjid lagi untuk mengaji. "Nanti akan aku ceritakan jika Allah mengizinkannya.Nama ku Zana Azuhra Ariendra...