-----
Arsen meraih kaos miliknya dan langsung berjalan keluar ruang apartemennya dengan bermodalkan dompet dan handphone di tangan.
Celana piyama yang tadi malam ia pakai sama sekali belum diganti.
Sepanjang malam laki-laki itu gak bisa tidur sama sekali.
Tanaya. Perempuan berambut coklat dan berponi yang tiba-tiba menghajarnya habis-habisan itu sukses membuat Arsen terjaga semalaman karena ucapannya.
Jadi dari pada berangkat ke kantor, Arsen memutuskan menghubungi Mas Hardi dan mengambil libur untuk menjernihkan pikiran juga untuk mencuri tidur.
Walaupun pada akhirnya pagi ini ia malah menekan tombol lift dengan tujuan kedai kopi yang berada di lobi apartemen.
Tiba-tiba pintu lift terbuka di lantai 10 dan menampakkan perempuan yang tadi malam ia temui di lift juga.
Senyum canggung Giya lemparkan sebelum akhirnya berdiri cukup jauh di sebelah Arsen.
Arsen menatap dari ujung matanya. Kemeja putih juga celana putih menjadi pakaian Giya untuk ke kantor hari ini. Arsen juga sadar itu celana putih yang perempuan itu pakai kemarin.
Giya juga masih menenteng tas cukup besar di siku dan tangannya memegang handphone sambil terus mengecek layarnya.
"Sorry, gue takut salah sih, tapi kemarin tumbler gue masih di lo kan?" tanya Giya tiba-tiba.
Arsen mengangguk. "Iya, sorry lupa."
"Gak apa-apa," ucap Giya sambil menggeleng kecil. "Gue juga lupa."
Lagi, Arsen mengangguk kecil tanpa menanggapi.
"Tapi... Lo gak ke kantor?" tanya Giya lagi.
Perempuan itu langsung menutup mata dan menyesali ucapannya. Harusnya ia mengingatkan diri sendiri untuk gak berinterasi sama Arsen.
Tapi Arsen justru menjawab dengan gelengan. "Nggak."
"Kenapa?" tanya Giya spontan.
Alis Arsen otomatis terangkat sebelah dan ia menatap Giya dengan ujung matanya. "Kenapa? Emang penting?"
Giya menggeleng. "Nggak."
"Gue belum tidur, dan gue mau ngebayar itu," ucap Arsen tiba-tiba.
Giya langsung mendengus sebal tanpa sadar. "Enak ya jadi bos. Gak tidur aja bisa langsung minta libur."
"Kalau karyawan biasa kayak gue lagi hari pertama datang bulan juga tetep tegak berdiri nunggu ojek, tetep dengerin kemauan penulis yang aneh-aneh, tetep harus meeting pagi sama atasan."
"Makan siang aja gak tenang karena udah janjian sama penulis buat diskusiin naskah mereka," lanjut Giya yang gak sadar terus menggerutu.
"Makanya jadi bos," celetuk Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Today I Fudged Up
Fanfiction(Series #9 Danadyaksa - TAMAT) Arsen, Giya, dan cerita mereka yang tidak pernah selesai. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2021]