32. Family

2.9K 389 81
                                        

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Ya, boleh gak sih kamu dipanggil Bunda aja?

Emang kenapa?

Ya biar spesial aja... Panggilannya belum ada yang pake buat kamu.

Giya tanpa sadar tersenyum kecil mengingat obrolan bersama Arsen beberapa hari yang lalu.

Ia paham maksud Arsen.

Panggilan 'mama' gak lagi terasa spesial dan eksklusif karena Tita memanggilnya begitu lebih dulu dari anak kandungnya nanti.

Giya setuju aja sih dengan permintaan Arsen.

Lagi pula, rasanya lucu dan hangat kalau ternyata nanti ia dipanggil Bunda.

"Kenapa sih, Kak, senyum-senyum aja?"

Giya langsung menoleh dan mendapati Mama menghampirinya yang sibuk memakan buah sambil menonton TV.

Tadi pagi, orangtuanya sampai di Jakarta karena ada acara penting soal pekerjaan.

Besok pun keduanya masih sangat sibuk dan harus segera kembali ke Singapura.

"Lho, Mama belum tidur?"

"Belum. Masih kepikiran baju Mama buat nikahan kamu nanti. Cantik banget ya, Kak?"

Giya mengangguk. "Banget, Ma. Giya aja naksir sama modelnya."

"Ya tapi baju pengantin lebih cantik sih," cicit Giya sambil menyengir.

"Duh. Galau deh Mama mau lepasin Kakak bentar lagi," lirih Mama pelan.

Giya menatap ibunya sambil tersenyum kecil. "Kok galau? Anggap aja kayak biasa, Ma. Mama sama Papa di Singapura, Giya sama Siya di sini."

"Bedanya nanti ada Arsen aja."

"Iya, sih. Lebih tenang sebenernya ada yang bisa jagain Kakak. Kan Siya kerjaannya gak tetap waktunya."

Giya memeluk tubuh ibunya sambil menghela napas. "Ngomong-ngomong, besok Arsen mau ke sini, Ma. Mau ngobrol sama Mama dan Papa."

"Oh? Ngobrolin apa?"

"Hmm... Besok aja deh, Ma. Biar enak."

-----

"Maksudnya?"

"Iya Ma, Pa, Giya lagi hamil anak Arsen," jelas Arsen dengan nada penuh keyakinan.

"Kita berdua minggu lalu udah ke dokter kandungan buat memastikan."

Papa Giya menghela napas kemudian melangkah mendekati Arsen yang duduk di sebelah Giya.

"Upacara pernikahan kalian itu kurang dari dua bulan lagi, kan?"

Arsen hendak mengangguk tapi kemudian tamparan keras mendarat di pipinya.

"Gak bisa ya anak jaman sekarang untuk menahan diri? Kakak juga kenapa? Bukan karena mau nikah bisa seenaknya."

Today I Fudged UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang