3. Sadara Giyanetta.

2.8K 418 46
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Giya, 27 tahun.

"Mbak Giya? Belum pulang?"

Giya yang hari ini menggunakan celana kain berwarna hitam juga blazer krem langsung menoleh dan menggeleng. "Lagi nungguin jemputan, Pak."

"Yaudah, Bapak di dalem pos ya, Mbak?"

Giya mengangguk kecil pada Pak Bahri, satpam yang jaga malam di kantornya bekerja.

Rasanya, saking seringnya Giya pulang telat salah satu satpamnya itu jadi mengenal Giya dengan baik.

Tin! Tin!

Suara klakson motor mengalihkan Giya dari lamunan, laki-laki bermata sipit mirip dirinya menatap dari atas motor.

"Pak, Giya pulang dulu ya! Semangat jaganya, Pak!"

"Iya, Mbak! Hati-hati di jalan," jawab Pak Bahri ramah.

Giya tersenyum lebar sambil mengangguk sebagai jawaban. Tanpa butuh mengeluarkan kata-kata, laki-laki yang menunggunya di atas motor langsung menyodorkan helm SNI padanya.

"Udah?"

Giya kembali menyamankan posisi duduk sebelum akhirnya menjawab. "Udah, Siy!"

Si penjemput tadi namanya Siya. Adik kandung Giya yang cuma beda setahun jarak umurnya.

Giya dengar-dengar, orangtuanya gak sengaja punya Siya di jarak sedekat itu sama Giya, jadi ketika adiknya dilahirkan, ibunya memutuskan untuk mensterilkan rahimnya supaya gak ada lagi kejadian seperti Giya dan Siya.

"Udah sebulan ini lo lembur mulu deh," protes Siya sambil berteriak mencoba menerobos udara dan telinga Giya yang kadang rada-rada.

"Iya, nih! Kantor gue lagi lumayan sibuk gara-gara beberapa bulan lalu bos kita colapse lagi, jadinya gak ada yang mimpin."

"Papanya Kak Arsen?"

"...."

"Papanya Kak Chester?"

"Iya, Papanya Chester," jelas Giya sambil berteriak.

"Terus sekarang gimana?"

"Apanya? Papanya Chester atau kondisi kantor?"

"Dua-duanya!"

"Hmm, kalau Papanya Chester gue denger sih masih penyembuhan."

"Kalau kantor udah agak lumayan karena Arsen akhirnya balik lagi buat ambil alih," lanjut Giya.

"Terus kok lo sibuk? Ngaruh emang kerjaan lo?"

Giya mengangguk walaupun Siya pasti gak melihat. "Ngaruh dong, kan gue masih termasuk bagian kantor ih, lo gimana sih?"

Siya terkekeh sambil tetap fokus menatap jalan. "Ngaruhnya gimana? Jelasin dong, kan gue gak kerja di kantor."

"Sebenernya kalau di gue ngaruhnya karena kantor lagi nyoba segala cara biar tetep jalan sih. Minggu depan rencananya malah mau buka sayembara novel."

Today I Fudged UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang