15. Stupid

2.8K 422 164
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

"Kita cabut deh, ya? Udah mau jam makan siang nih. Duluan Gi, duluan Mas!"

Giya dan Mas Praja menatap Wira dan Juli yang membubarkan diri menuju tujuan masing-masing dan meninggalkan keduanya di kantin kantor siang ini.

"Terus, terus, Mas Praja gak diundang nih ke nikahannya?"

Mas Praja menggeleng. "Nggak, lah. Lagian gue juga mana mau dateng, berasa gali kubur sendiri."

Giya tertawa terbahak mendengar jawaban atasannya itu. "Sumpah kasian banget sih lo, Mas."

"Bisa-bisanya lo ngetawain orang patah hati?!"

"Patah hati tuh diketawain aja kali, Mas. Biar makin kerasa jadi badut menderita."

Mas Praja berdecak sebal sambil menatap Giya. "Aneh lo tuh."

Giya tersenyum kecil sambil menatap handphonenya, seperti biasa, ia harus memesan makan siang untuk seseorang.

"Padahal menurut gue ya, Mas. Dateng aja sih? Kali aja kalau udah lihat orangnya di altar sama orang lain bisa lebih mengikhlaskan?"

"Emangnya lo mau dateng ke nikahan orang yang lo sayang?"

Giya tanpa sadar membayangkan seseorang berdiri di depan altar dengan orang lain kemudian ia menggeleng. "Hehe, sorry, Mas."

"Gak mau kan?"

"Gak mau sih. Masih banyak jalan buat move on, gak perlu sampai datang ke nikahannya juga," ucap Giya setuju.

"Lagian ya gue gak semenderita itu, Gi."

"Masa sih? Mas Praja ini terkenal sebagai manajer paling baik di kantor loh, terus tiba-tiba kemarin marah-marah sama kita?! Aneh itu, Mas! Berarti menderita banget!"

"Ck! Lo tuh!" dengus Mas Praja sambil hendak menjitak kepala Giya.

"Ekhm."

Giya dan Mas Praja langsung menoleh dan menemukan Arsen berdiri di sebelah meja mereka.

"Saya ada perlu sama Giya," ucap Arsen singkat sambil melengos pergi.

"Sekarang," lanjut Arsen tanpa menoleh.

"Gue duluan deh, Mas? Makasih udah nemenin haha hihi di jam kerja!" bisik Giya yang langsung meraih laptopnya yang terbuka juga handphone yang tergeletak di meja.

-----

"Ada perlu apa sih?" tanya Giya yang mencoba menyamakan langkah dengan Arsen.

"Ar--Pak Arsen!"

"Pak!" panggil Giya sambil menarik sedikit kemeja Arsen.

"Makan siang gue mana? Kata Chester lo yang bawa?"

Today I Fudged UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang