2. And In Love

4.5K 514 62
                                    

Namanya Arsenal Danadyaksa. Biasa dipanggil Arsen oleh semua orang di muka bumi.

Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan David Danadyaksa dan Andita Mulia. Seorang pengusaha di bidang penerbitan juga seorang ibu rumah tangga yang tidak pernah sekalipun melepaskan tanggungjawab membesarkan anak kepada orang lain.

Arsen terlahir kembar, tapi kembar gak identik.

Kembarannya seorang perempuan bernama Manchester Danadyaksa. Beda tiga menit lebih dulu kembarannya daripada dia. Arsen dan Chester—sebutan untuk Manchester— luar biasa mirip dalam bersikap, tapi saking miripnya keduanya jadi gak pernah akur.

Arsen dan Chester selalu merasa keduanya sangat berbeda. Justru kebalikannya. Semua orang tahu kalau Arsen dan Chester terlalu sama.

Setelah itu ada Barcelona Danadyaksa. Adik laki-laki yang lahir beberapa tahun kemudian yang ternyata malah mirip banget dengan Chester.

Kalau dipikir-pikir harusnya yang kembar itu Chester dan Barca—panggilan untuk Barcelona.

Tiga bersaudara ini emang diberi nama dari kelab sepakbola. Hobi terpendam Ayahnya terhadap salah satu olahraga ini lah yang bikin ketiganya punya nama yang unik.

Lanjut lagi soal Arsen!

Arsen bertubuh tinggi dan kurus. Dengan tinggi badan 183 cm—terakhir diukur sih segitu—dan berat badan hanya sekitar 60 kilogram.

Kulitnya putih. Hampir terlalu putih sampai rasanya Arsen bosan ditanya apa dia punya keturunan kulit putih atau nggak.

Hmm sebenernya warna kulitnya emang turunan sih. Dari Eyangnya. Buktinya selain dia, sepupunya yang bernama Abiwara pun lebih putih dari dia. Sampai rasanya kelihatan pucat.

-----

Arsen, 18 tahun.

Gue terdiam kaget waktu ngelihat seseorang di dalam kamar Chester.

Siapa nih lucu amat??

"Lo siapa?" cicit gue masih cukup kaget.

Tiba-tiba cewek itu—iya yang gue bilang lucu itu cewek hehe— berdiri dan menyapa gue. "Hai, gue Giya temennya Chester."

Dia menyapa gue sambil tersenyum. Pipinya agak tembam dan waktu senyum langsung naik kayak sengaja nutupin matanya yang menyipit.

Lucu.

"Oh..." gumam gue pelan.

Speechless juga langsung diajak kenalan.

"Gue Arsen, saudaranya Chester."

"Oh..." dia bergumam pelan juga kayak gue tadi. "Tadi nyari apa? Sori, sori, gue keluar dulu apa ya?" tanya dia nawarin.

Gak pakai mikir, gue langsung melarang dia untuk sampai keluar kamar Chester dan langsung melanjutkan tujuan gue masuk ke kamar nenek lampir ini.

Karena suasananya jadi canggung, gue coba ngajak ngobrol dia beberapa hal umum tanpa ingat sama sekali sejak tadi gue nunjukkin dia badan gue yang kurus ini.

Ada sih ototnya, tapi... ya gitu. Gak usah dibahas lah bikin gue sebel aja.

Obrolan santai gue dan Giya tiba-tiba diinterupsi sama Chester yang tiba-tiba datang dan nuduh gue yang nggak-nggak.

Heh nenek lampir! Gue juga mana inget belum pakai baju di depan cewek lucu! Sembarangan aja nuduh orang!

Bunda sampai ikut-ikutan masuk ke kamar dan melerai kita berdua. Gue langsung buru-buru pergi karena takut Giya malah jadi illfeel kalau lihat gue ternyata gak berwibawa.

Today I Fudged UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang