25. The Day

3.5K 437 124
                                        

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-----

It's a game of stealing glances and private cuddling at home.

Giya kayaknya lebih suka menganggap hubungannya sama Arsen begitu sekarang.

Kalaupun papasan di kantor, keduanya paling cuma bisa saling mencuri pandang sekejap sebelum akhirnya buru-buru melanjutkan aktivitas masing-masing.

Setiap hari berangkat dan pulang bersama pun Giya sendiri yang menyarankan supaya ia turun dan naik di mini market terdekat dari kantor agar keduanya gak perlu memikirkan ucapan-ucapan yang mungkin keluar dari mulut karyawan lain.

Toh sampai saat ini, semuanya masih berjalan dengan profesial ketika di kantor.

Sering Giya yang memesankan Arsen makan siang, tapi itu pun akhirnya OB yang akan membawa makanannya ke ruangan laki-laki itu.

Walaupun ingin menemani, tapi kerjaan Giya pun akhir-akhir ini cukup padat dan hampir setiap hari ia makan siang di luar bersama klien-kliennya.

Saat-saat bisa mengobrol berdua dengan Arsen paling di perjalanan pergi dan pulang dari kantor. Selain itu, biasanya keduanya selalu makan malam bersama. Gak perlu pergi keluar, cukup masak sederhana atau memesan lewat layanan pesan-antar.

"Kamu pulang ke rumah jadinya malem ini apa besok pagi, Ya?" tanya Arsen dalam perjalanan pulang.

"Besok sore kayaknya," jawab Giya sambil mengingat-ingat.

"Kenapa? Siya ada kerjaan?"

Giya mengangguk. "Iya, dia baru di rumah Sabtu sore, terus ngajakin barbecue-an soalnya sepupu aku dari Bandung juga lagi mau nginep di rumah."

"Sepupu yang mana?"

"Itu loh, Damar. Kakaknya yang waktu itu nikah."

"Oh, oke," ucap Arsen sambil mengangguk-angguk. "Mau ditemenin dulu sampai Siya jemput? Aku bisa sih pulangnya sabtu sore juga."

Giya langsung menggeleng menolak. "Gak perlu," ucap Giya sambil menyengir.

"Kenapa?" tanya Arsen yang kali ini mengerutkan alisnya.

"Ada yang mau main ke apartemen."

"Siapa?"

"Kembaran kamu, Tuan Putri Manchester."

"Ck," Arsen berdecak sebal. "Ngapain sih main ke tempat kamu. Kayak gak inget lagi hamil aja."

"Justru itu. Besok dia ngajak aku jalan ke mall, terus pulangnya mau nunggu di apartemen aja karena Kak Mural baru nyampe dari Bandung sorean."

"Terus nanti pulang ke rumah gimana?"

"Kata Chester sih nanti mereka yang anter."

"Beneran?" tanya Arsen khawatir. "Aku anterin aja deh."

Today I Fudged UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang