Sherlock-12

53.9K 5.8K 365
                                    

Haii, sebelum baca mau tanya nih. Kalian suka sama cast siapa di cerita ini? Alasannya?

Yang belum follow akun aku jangan lupa follow dulu, yuk!

Vote nd komen juga yak!

HAPPY READING!
.
.

Sherlock keluar dari kamarnya. Berjalan menuju ruang gym dan mulai berolahraga. Tidak ada siapapun di rumahnya. Seperti biasanya ia selalu sendirian.

Biasanya akan ada ayahnya yang menemani Sherlock. Tapi, sekali lagi ayahnya sedang berada di luar negeri. Sherlock tak mempermasalahkan itu. Lebih baik ditinggalkan Earth bekerja dan tinggal sendiri di rumah daripada harus tinggal satu rumah dengan ibunya, Yuana.

"Den, ada Nyonya di bawah." Salah satu pembantu datang menghampiri Sherlock.

"Ngapain?" tanya Sherlock menaikkan satu alisnya.

"Saya tidak tahu, tapi beliau datang dengan Nona Sharing."

Sherlock langsung berdecak. "Nanti Sherlock turun." Pembantu tersebut mengangguk dan pamit pergi.

Sherlock melanjutkan berlari kecil di treadmil. Menyugar rambutnya yang mulai basah oleh keringat. Mengabaikan kedatangan ibunya, ia tetap lanjut berolahraga. Biarkan saja mereka menunggu, kalau bisa pulang saja. Sherlock malas berhadapan dengan wanita itu.

"Abang!!"

Teriakan itu, membuat Sherlock mendesis dan memejamkan matanya meredam kekesalan. Untuk apa mereka datang kemari?!

"Abang, Sasha beli pelmen banyak. Abang mau? Ada pelmen lasa coklat, cheese, sama stlawbely." Sharing begitu antusias berlari dengan kaki pendeknya menghampiri Sherlock yang masih setia berada di atas treadmil. Memperlihatkan toples yang tadinya ia peluk ke hadapan Sherlock. Kepalanya mendongak mengingat tubuh jangkung sang kakak.

"Sherlock, Bunda titip Sharing sama kamu, ya. Hari ini Bunda ada pertemuan di luar kota. Papa Awan juga kebetulan baru aja pergi ke Malang. Sharing nggak ada yang jagain," ucap Yuana menghampiri Sherlock.

Sherlock hanya berdecih. Datang-datang langsung merepotkan. Tidak ada basa-basi menanyakan kabar, atau sebagainya. Meskipun Sherlock juga tidak berharap dilempar pertanyaan seperti itu.

"Bunda harus pergi sekarang, udah telat soalnya. Titip Sharing, ya." Yuana menepuk bahu Sherlock. Tanpa menunggu jawaban dari anaknya, wanita itu langsung pergi, setelah memberi nasihat pada Sharing untuk jangan merepotkan kakaknya.

Kini di ruang gym, tersisa sang kakak dan si adik manis. Sherlock menyeka keringat, turun dari treadmill dan mengambil air mineral, menegaknya hingga tandas. Matanya melirik sosok anak kecil yang fokus menatap treadmill seolah tertarik dengan benda itu.

"Abang, Sasha mau coba beldili ke sini boleh?" pinta Sharing menunjuk ke arah treadmill.

Sherlock menghampiri Sharing, berjongkok dihadapan gadis itu, menatapnya datar. Lain dengan Sharing yang setia tersenyum lebar seraya memeluk toples berisi permen.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Sherlock kembali bangkit dan berjalan meninggalkan Sharing. Membuat anak kecil itu melunturkan senyumnya dan menunduk.

"Mau terus di situ?"

Sharing mendongak, pria yang ia panggil abang tengah menatapnya datar di ambang pintu. Seketika ia tersenyum kembali. Kaki kecilnya berlari menghampiri Sherlock. Beberapa kali terjatuh namun ia tak menyerah, segera bangkit dan kembali melanjutkan larinya membuat Sherlock yang sedari tadi memperhatikan dibuat menggeleng pelan.

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang