Hi, Spesial untuk sekarang update gak sesuai jadwal wkwk. Harusnya kemarin but ada kendala jadi update sekarang. Its okay lah ya.
WARNING!
Aku harap, kalian baca ini disaat lagi santai. Otak kalian lagi fresh. Fokus dan mendalami cerita biat feelnya dapet hihi. Enjoy!HAPPY READING!
.
.
."Udah jadi jalang, sekarang jadi pembunuh!"
"Gak nyangka gue, udah bisu, jadi jalang, terus pembunuh juga! Jijik banget."
"Cih, musnah lo jalang!"
"Pembunuh sialan!"
Skala terus melangkah dengan kepala menunduk. Tangannya terkepal. Seberapa kuat ia menutup telinga caci dan makian itu tak akan bisa terhentikan.
Entah siapa pelaku yang membuat berita ini dengan cepat tersebar. Skala berusaha untuk terus berjalan meskipun tak banyak murid lain melemparinya botol dan gumpalan kertas.
Ini salah. Skala bukan pelakunya. Skala bahkan tidak melakukan apapun. Ia terjebak.
"Satu persatu kejahatan si bisu ini mulai terkuak! Gimana guys? Kaget gak?"
Suara itu, suara nenek lampir yang sudah sangat Skala hapal. Aroma kelicikan bahkan sudah bisa Skala rasakan kehadirannya.
"Masih berani dateng ke sekolah lo pembunuh?" Anyelir, gadis itu menghadang jalan. Skala menatapnya datar.
"Udah berapa manusia yang lo habisi, psikopat bisu?" Anyelir menarik dagu Skala mendekatkan wajah mereka. Tatapan tajam dengan senyum menyeringai menyapanya.
"Gak nyangka gue lo sesadis ini, sampai ngebunuh adik Sherlock." Anyelir mengeluarkan raut tak percaya. Berita pembunuhan itu memang mengejutkan dirinya. Tak begitu percaya bahwa gadis bisu yang selalu ia bully setiap hari adalah seorang manusia keji yang dengan begitu tega membunuh anak kecil.
"Dia gak bersalah, bitch. Ngapain lo bunuh dia?" bisik Anyelir begitu marah. Sejahat-jahat dirinya, ia tak pernah sampai ada niatan untum membunuh seseorang. Mau bagaimanapun juga itu adalah hal keji. Suatu hal yang patut dijauhkan.
Plak!
"Lo gila!" teriak Anyelir.
"Dasar pembunuh!" tukas Rose seraya mendorong bahu Skala. Kini teriakan murid lain semakin menggema. Seolah memperjelas bahwa Skala adalah seorang pembunuh.
Sherlock dan beberapa tamannya berdiri di ujung koridor. Sedang bersidekap dada memperhatikannya begitu tenang. Ah tak lupa ada Garden. Tapi pria itu terlihat tak bereaksi apapun.Tatapan mata itu, tatapan mata seperti dulu. Seperti orang asing yang tak pernah saling sapa. Dua insan yang tidak saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHERLOCK
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA!] || END ... "Bangun, bisu!" "Bego, kena bola sedikit aja pake segala nangis." "Tatap mata gue sekarang, cewek bisu." "Sialan, lo gak mau lihat gue hah?!" "Jangan berpura-pura bisu atau gue potong lidah lo se...