Sherlock -End

53.1K 2.6K 556
                                    

Pekerjaan Sherlock mulai sedikit berantakan karena pikirannya yang terbagi dua. Ia tak bisa fokus lagi semenjak pertemuan tadi, terlebih sekarang matanya selalu saja mencuri pandang ke arah sudut aula. Di mana sosok perempuan tengah asik berbincang sembari tertawa bersama temannya.

Lihat, pertemuan pertama saja mereka sudah langsung akrab begitu!

"Ngobrolin apa sih itu berdua, sok asik banget sambil ketawa-ketawa."

"Gala sialan ngapain lo pegang-pegang asu."

"Dih anjir, ngapain juga dia pegang pundak Gala?!"

Di tengah sibuknya remaja itu mengumpat, seorang pria menghampiri Sherlock dan menepuk bahunya. "Bro," panggilnya.

Sherlock menoleh, masih dengan wajah masam. "Apa?!" tanyanya sewot tanpa tahu siapa yang datang.

"Buset, kenapa lo? Sensi banget?"

Sherlock langsung merubah raut wajahnya begitu menyadari temannya yang datang. Ia menatap sosok pria di depannya dari atas sampai bawah, berkali-kali.

"Tumben lo mensudikan diri dateng ke acara beginian?" tanyanya menatap aneh lawan bicaranya.

Pria itu mendengus, menunjuk ke arah belakang di mana Sherlock langsung menatap objek tersebut dan sosok Winter berdiri di sana dengan sebuah IPad ditangannya.

"Tuh penyebabnya, dia ganggu acara tidur gue buat nyuruh ambilin IPad dan anterin ke sini."

Ah, Sherlock baru ingat bahwa apartemen Winter dan temannya ini berdekatan.

Perkenalkan, namanya Muhammad Jauza Al-Jazeera, orang lain biasa memanggil dengan sebutan Jauz atau Uza. Keturunan Mesir yang hobinya tidur dan berleha-leha. Maka dari itu tadi Sherlock sempat merasa heran dengan kehadiran temannya yang biasanya lebih memilih tidur daripada harus berada di acara seperti ini.

"Ini kapan selesainya dah? Rame amat, dari luar kampus juga adakah?"

Sherlock mengangguk mengiyakan. "Sore menjelang malem paling selesai, nanti masih ada satu acara si Gala mau ngejelasin perihal sejarah in-"

"Sstt, udah. Gak usah lo jelasin, gue gak peduli dan gak mau tahu, bikin pusing!"

Sherlock memutar bola matanya. "Udah sono pulang, ngapain juga masih di sini."

"Gue juga males kali di sini, cuman tadi pas mau balik gue lihat lo kayak yang lagi kesel mana ngomong sendiri lagi, gue penasaran lah yaudah gue samperin."

"Kenapa lo?" tanya Jauz penasaran.

"Dia dateng," balas Sherlock singkat, kembali melirik ke arah di mana keduanya ternyata masih sibuk berbincang, tertawa sembari memperhatikan lukisan.

Nyesel kenapa dulu gue gak masuk jurusan kesenian aja sih biar paham!

Jauz mengikuti arah lirikan temannya, lalu mengernyit heran. "Si Gala maksud lo? Dia kan wakil lo? Pasti dateng dong dia?"

Sherlock berdecak. "Yang disebelahnya bego."

Jauz semakin menajamkan penglihatannya. "Yang cewek? Itu siapa emang?" Ia semakin memicingkan matanya.

"Eh-eh," ujarnya tiba-tiba seraya menepuk bahu Sherlock beberapa kali kala perlahan memori di dalam otaknya mengingat wajah dari perempuan tersebut.

"Itu cewek yang bikin lo galau, ya?! Yang bikin lo gagal move on dua tahun itu?! Dia orangnya?!"

Sherlock melotot, melirik kanan dan kiri lalu tanpa pikir panjang mengusap wajah Jauz kasar. "Gak usah lo perjelas juga anjing!"

Menepis tangan Sherlock sembari tertawa, Jauz menatap Sherlock menggoda. "Cantik bro, pantes move on du-"

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang