Sherlock-41

29.4K 3.5K 2.3K
                                    

HALOOO, APA KABAR?!

KEDEPANNYA MULAI RAJIN UPDATE KALO MAKIN RAME NICCC. SERING-SERING SPAM KOMEN YAK HIHIHI..

OKELAH, HAPPY READING GUYS.

Btw kalo ada typo bantu tandain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw kalo ada typo bantu tandain....


Starla benar-benar menghabiskan waktunya di rumah terakhir Gio, adiknya. Bercerita banyak hal. Suasana hati yang berbeda dengan dirinya yang pertama kali datang kemari. Di sampingnya ada Sastra yang setia menemani gadis itu hingga menjelang petang karena saking asiknya bercerita, meskipun tak mendapat respon. Karena pada dasarnya, terkadang ada seseorang yang memang hanya membutuhkan pendengar. Tanpa harus diberi respon.

Sastra baru mengajak Starla untuk pulang ketika matahari bersiap pulang digantikan cahaya gemerlap bulan dan bintang. Ia mencegah terjadinya pulang larut malam mengingat jarak yang cukup jauh dan besok mereka harus sekolah.

Benar saja, pukul sembilan Starla baru sampai di rumah. Gadis itu mengantuk bukan main. Entah sudah berapa kali ia menguap dan berusaha membuka matanya. Sastra sudah beberapa kali menyuruh gadis itu untuk tidur, biar nanti dirinya yang membangunkan saat sudah sampai. Namun, Starla mengabaikan itu. Hingga mobil berhenti di depan gerbang, Starla turun dan segera masuk ke dalam rumah setelah berterima kasih. Sastra pun kembali ke apartemen tanpa berniat masuk. Mengingat Prison dan Starga pasti sudah pulang jadi Starla sudah aman.

Rasa kantuk Starla mendadak hilang begitu melihat keberadaan Prison di kamarnya saat ia melewati tangga. Pria itu sedang menatap lamat sebuah pigura yang Starla tahu siapa di dalam foto tersebut.

"Kapan waktu yang tepat untuk saya mempertemukan kalian, Moonlight?"

Starla menggigit bibirnya mendengar suara itu.

"Dia sudah tumbuh besar, sangat cantik sepertimu. Kamu pasti terkejut melihat wajahnya yang begitu mirip denganmu."

Starla menatap sendu ayahnya. Tak bisa dipungkiri ia juga sangat ingin bertemu dengan ibunya. Entah kapan itu bisa terjadi.

Prison mendongak menyadari ada kehadiran orang lain di sekitarnya. Benar saja, putrinya berdiri di ambang pintu. Tersenyum kecil ke arahnya.

"Starla? Sudah pulang, nak?"

Starla tersadar dari lamunan. Menyadari dirinya tertangkap basah nengintip, ia tersenyum kikuk dan mengangguk. "Starla boleh masuk?"

"Tentu saja, kemarilah."

Begitu ia duduk di samping Prison. Hal yang pertama ia dapatkan adalah sebuah pelukan hangat yang sudah lama ia rindukan. Starla bersandar di dada Prison dengan mata terpejam.

"Daddy lagi rindu Mommy?" tanya Starla.

Prison tak menjawab, ia hanya memejamkan matanya dengan dagu bertumpu di kepala putrinya. Sesekali mengecup puncak kepala putrinya penuh kasih sayang.

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang