Sherlock-54

23.8K 2.8K 822
                                    

HALOO..

Part ini panjang banget, bacanya santai aja yaa, resapi setiap kalimatnya. Bagian pertengahan nanti aku ada kasih peringatan, boleh kalian skip. Semoga kalian suka sama part ini.

Kalau ada typo bantu tandai yaa!

Happy Reading.


..

     Suasana malam, dikala rembulan tampil dengan sinarnya, bintang berkelip agaknya sedikit bisa Starla tangkap kehadirannya, angin malam menjadi teman di mana Starla menyusuri jalanan sepi dengan hanya beberapa motor saja yang melewatinya.

Starla memeluk tubuhnya sendiri, malam ini ia keluar untuk membeli nasi goreng kesukaannya yang letaknya agak sedikit jauh dari rumah. Memutuskan untuk jalan kaki karena entah Starla hanya ingin.

Tadinya ia berniat meminta tolong pada Sky karena sungguh ia sangat malas bergerak. Hari kedua haid membuatnya seperti itu, untung perutnya tidak sakit lagi sehingga mempermudah Starla untuk keluar rumah dan memilih berjalan kaki. Karena Sky tidak bisa Starla mintai pertolongan mengingat sebelumnya pria itu mengatakan akan bermain futsal bersama Sastra dan yang lain.

Starga dan ayahnya sedang tidak ada di rumah, Starga sepertinya masih di kantor dan ayahnya sedang berada di luar kota untuk beberapa hari. Tadi saat keluar, hanya ada satpam yang mengetahui kepergian Starla. Sempat menawarkan diri untuk ia saja yang pergi tentu Starla menolak.

"Neng? Ngapain keluar sendirian?"

Starla berhenti berjalan, menoleh ke arah sumber suara. Di samping jalanan, tepatnya disebuah pos lama beberapa pria berbadan kekar berkumpul di sana. Starla menelan salivanya susah payah, sepertinya ia salah memilih jalan. Lupa bahwa jalanan yang ia lalui adalah tempat perkumpulan para preman kawasan sini.

Bukan Starla tidak mau melawan, hanya saja waktunya tidak pas. Tenaganya tidak memungkinkan untuk berkelahi. Terlebih melihat tubuh kekar mereka rasanya Starla akan kalah. Huh, bagaimana ini? Starla menyesal tidak mengiyakan tawaran satpam rumahnya tadi.

"Eh, jangan takut atuh Neng. Tenang aja, kita mah gak akan ngapa-ngapain." Pria yang lain segera menjelaskan begitu menangkap raut wajah Starla.

"Betul, mana berani kita gangguin anaknya Pak Prison. Dia yang selama ini gaji kita neng." Pria lain menimpali.

Huh, Starla tersenyum kikuk. "I-ini, anu... Mau ke depan beli nasi goreng."

"Sendirian? Gak di anter sama anak buah Bapak? Biasanya suka ditemenin."

"Lagi pada ikut Daddy semua ke luar kota."

"Atuh kasihan, bahaya sendiri malam begini. Ayo Om anter mau?" tawar salah satu dari mereka yang Starla lihat paling ramah.

Starla menggelengkan kepalanya. "Gak usah, saya sendiri aja. Permisi Om semua, saya lanjut jalan, ya."

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang