Author pov
Hari yang mereka tunggu hari ini benar-benar tiba, semua orang sibuk berjalan kesana-kemari, tak lupa dengan sebuah walkie-talkie yang selalu ada di tangan mereka, benda yang digunakan untuk terus berkomunikasi, memberi informasi dan perintah.
Sherlock, pria itu sibuk memanggil anggotanya untuk menanyakan apa ada masalah atau tidak. Memberitahu mereka apa yang harus diperbaiki, apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu mereka utamakan. Sedangkan Gala sang wakil, pria itu sibuk menyambut tamu undangan bersama yang lain, menemani mereka dan berbincang menjelaskan prosedur acara.
"Kamar mandi ada yang rusak, jangan lupa kasih tanda Zach."
"Itu kenapa masih di sana? Gue kan udah bilang buat dicabut aja? Kenapa gak ada yang dengerin gue?!"
"Hati-hati, jangan rusuh, kalau tumpah lo bikin masalah baru!"
"Lo kenapa masih di sini Sirene? Paulo udah di depan, lo yang megang dia kan?!"
"Sherlock."
"Bentar-bentar, jangan ganggu gue dulu. Itu banner belum dipasang Max, kalau bisa pasang sekarang ya!"
"Bro."
"Ck, apa sih?! Bentar dulu gue lagi sibuk."
Winter, pria yang memanggil Sherlock tampak menunggu dengan tenang. Memperhatikan tingkah Sherlock yang bahkan ketika melihatnya saja ia sudah merasa kelelahan. Winter yang tidak tahan menepuk bahu pria itu agar menghentikan kegiatannya.
"Tenang," ujar Winter membuat Sherlock berdecak.
"Jangan sekarang, gue lagi sibuk sumpah."
Kim yang kebetulan lewat dan melirik Sherlock menghela napasnya. "Lo istirahat dulu aja, gak usah rusuh nyuruh ini itu karena mereka udah paham sama tugas mereka sendiri. Nanti kalau ada apa-apa mereka bakal ngehubungi lo ini."
Sherlock tampak menurut dan menghempaskan tubuhnya di sofa. "Gue cuma takut keteteran."
"Gak akan, ini juga udah selesai sebentar lagi, para tamu juga udah hampir hadir semua, udah pada mulai lihat pameran."
"Nih minum dulu," ujar Helen salah satu mahasiswi jurusan bisnis menyodorkan minuman kaleng pada Sherlock.
"Thanks."
Helen mengangguk, menepuk bahu Sherlock dan berlalu pergi untuk kembali melanjutkan tugasnya.
Selesai meneguk minuman, remaja itu menoleh ke arah Winter yang masih anteng berdiri sembari menatapnya datar.
Astaga pria itu...
"Kenapa?" tanya Sherlock cepat.
Winter masih diam, ia sedikit bingung untuk memulai pembahasan karena jujur apa yang ingin ia sampaikan sekarang masih keliru benar atau tidaknya. Apa sebaiknya ia diam saja? Tidak perlu memberitahu Sherlock?
"Woi, malah diem lo. Kenapa manggil gue?"
Belum sempat Winter menjawab, Gala tiba-tiba muncul dengan tergesa menghampiri keduanya.
"Lock, bantu gue!"
Sherlock menoleh, menaikkan satu alisnya bertanya. "Apaan?"
"Lo bisa tolong tunggu depan gerbang gak? Satu tamu kita bentar lagi sampe, gue gak bisa sambut karena harus ngatur di dalem."
Sherlock mengangguk dan langsung bangkit. "Siapa yang mau dateng?"
"Pelukis yang dari Switzerland, Beauty Sun Gallery. Ini lo pake ponsel gue aja buat komunikasi, gue buru-buru, thanks ya! Nanti gue nyusul kalau udah beres!" Gala menepuk bahu Sherlock, setelah menyerahkan ponsel miliknya pria itu bergegas pergi dengan langkah tergesa.
Sherlock melihat ponsel milik temannya di mana langsung menampilkan roomchat antara Gala dengan sang pelukis. Ia memberitahu bahwa sebentar lagi sampai, dan Gala membalas dengan kata 'Tunggu sebentar, saya akan menunggu di depan.'
Sherlock lantas bergegas keluar dari ruangan dan berjalan menuju pintu utama, meninggalkan Winter tanpa kata.
Winter mendengus, ya sudahlah biarkan saja. Toh bagus kalau Sherlock akhirnya bertemu kembali dengan gadis itu.
Setelah berdiri di gerbang utama, Sherlock kembali membuka ponsel milik Gala yang kebetulan ia tahu password-nya apa. Mengirim pesan bahwa ia sudah menunggu di gerbang, sambil menunggu balasan ia tak sengaja membaca obrolan keduanya, terlihat sangat akrab terlebih keduanya banyak membahas perihal kesenian. Jarinya tertarik untuk menekan profil yang menampilkan seorang perempuan tampak membelakangi kamera. Sherlock merasa tidak asing dengan lekuk tubuh perempuan tersebut.
Di tengah ia fokus memperhatikan foto tersebut, satu panggilan masuk hingga otomatis jarinya menekan tombol hijau begitu melihat yang menelepon ternyata orang yang sedang ia tunggu.
"Halo, Gala. Aku udah di depan nih, kamu di mana ya?"
Deg
Tubuh Sherlock menegang, seakan dunianya berhenti menahan napas sejenak begitu mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar.
Suara itu... Sherlock mengenal dengan jelas siapa pemiliknya.
"Emm Gala? Kok diem aja?"
Sherlock menggigit bibirnya, wajahnya seakan memucat ditambah keringat dingin yang mulai bercucuran.
"Eh, aku udah turun dari mobil, aku lihat kamu."
Sherlock semakin mengeratkan genggaman pada ponsel, jantungnya semakin berdegup kencang.
"Kamu yang berdiri di samping gerbang bukan, ya? Lihat ke depan? Pakai jas biru? Aku mau samperin takutnya salah orang."
Hening
"Aku ada di sebelah kanan, coba nengok deh Gal."
Tanpa pikir panjang Sherlock langsung menoleh ke arah kanan.
Tepat sasaran, di depan sana berdiri seorang perempuan dengan pakaian formal sama-sama memegang ponsel di dekat telinga.
Tatapan keduanya bertemu, saling membatu dalam kebisuan.
Setelah dua tahun lamanya mereka berpisah, dua tahun lamanya mereka tak saling sapa, menghilang, berjarak dan kini keduanya kembali dipertemukan.
"Starla?" gumam Sherlock mengepalkan tangannya yang bebas. Tatapannya masih menjurus ke satu objek di depan, objek yang selalu ia rindukan, ia harapkan, dan ia nantikan.
"Sherlock?" Terdengar gumaman di seberang sana, dalam sebuah panggilan yang masih tersambung.
"Woi bro, gimana?"
Kedatangan Gala tak berpengaruh pada Sherlock yang terus diam seperti patung, pria itu menepuk bahu Sherlock menyadarkan.
"Kenapa diem? Mana orangnya? Belum juga dateng?"
Sherlock masih diam, Gala yang merasa aneh mengikuti arah pandangan remaja itu. Baru ia menyadari berdiri seorang perempuan di depan sana, tengah menatap Sherlock lamat.
Tak sempat memikirkan hal aneh apapun, karena dikejar waktu Gala merebut ponsel dari genggaman Sherlock dan menghampiri Starla.
"Lo lagi kagum lihat kecantikan orang yang lo kagumi lukisannya, ya? Tapi sekarang bukan waktu yang tepat bro," ucap pria itu seraya berjalan menghampiri Starla. Tatapan keduanya terputus kala Gala mengajak gadis itu berbicara.
Hingga Gala dan Starla mulai berjalan melewati Sherlock, remaja itu masih diam di tempat dengan pandangan tak lepas menatap Starla.
"Lah lo masih di sini? Buru masuk, tadi Kim sempet nyari lo." Gala kembali menepuk bahu Sherlock dan kini pria itu tersadar.
"Duluan," ujarnya datar mulai mengalihkan tatapan.
Gala tak mengambil pusing dan langsung mengajak Starla untuk masuk ke dalam, gadis itu sempat melirik Sherlock beberapa kali sebelum kembali sibuk berbincang dengan Gala.
"Gila," umpat Sherlock mengusap wajahnya kasar.
"Kok bisa dia sih?"
"Ah anjing, jadi semua lukisan itu buatan dia?"
"Star? Nama Star itu artinya Starla?"
"Bego, tolol, arghhh anjing makin cantik aja lo brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHERLOCK
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA!] || END ... "Bangun, bisu!" "Bego, kena bola sedikit aja pake segala nangis." "Tatap mata gue sekarang, cewek bisu." "Sialan, lo gak mau lihat gue hah?!" "Jangan berpura-pura bisu atau gue potong lidah lo se...