Sherlock-43

29K 3.1K 502
                                    

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bug!

Bug!

Sherlock diam tak membalas pukulan pria di depannya. Memar di wajahnya kini bertambah. Tak lupa dengan beberapa titik ditubuhnya yang juga mulai terasa ngilu. Sial.

"Ini balasan untuk lo yang gak ngejaga dia dengan baik!"

Pria di depannya terus memukul brutal Sherlock. Sebuah tubuh yang dibanting adalah reaksi terakhir yang Sherlock terima.

Dengan napas terengah, mata Sherlock terpejam untuk sejenak. Mencoba meresap kembali energi yang hampir saja terkuras. Begitu membuka mata, lemparan minuman kaleng terarah padanya. Dengan hitungan detik, berhasil ia tangkap.

"Gue udah nahan diri buat gak bikin lo mati, Sherlock. Berterima kasih dan balas gue dengan jaga dia. Balas kesalahan lo dulu dengan cara menjaga dia."

"Musuh bokap gue ada di mana-mana, identitas dia udah kebongkar dan gak menutup kemungkinan mereka bakal nyari dia."

"Dia gak sekuat yang lo kira. Dia masih perempuan yang dulu. Dia yang sekarang hanya tameng, penutup segala kelemahan dia."

"Hal yang lo dapet akhir-akhir ini gak sebanding dengan rasa sakit yang dia rasain dulu. Ini belum seberapa."

"Temen lo dengan tenangnya menjalani hidup, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Gue ketawa ngelihat hal itu. Bisa-bisanya pembully yang membuat korban bunuh diri dengan mental terganggu masih dibiarkan hidup tanpa ancaman apapun."

"Ketawa sana-sini, seolah hal dulu gak pernah terjadi."

Pria itu tertawa hampa. Pandangannya menerawang ke depan. Membayangkan bagaimana sakitnya, lemahnya, terpuruknya, dan putus asanya dia saat itu. Hal itupun sama dilakukan oleh Sherlock. Bedanya, ia membayangkan bagaimana perbuatannya dulu, rasa sakitnya, dendam, amarah dan pelampiasan yang salah. Berakhir kisah yang tak berujung. Terus berlanjut, saling bertaut, menghadirkan sengatan yang tak pernah usut.

Pria itu bangkit, mengambil jas kantor yang tergeletak di lantai. Menatap ke arah Sherlock sejenak.

"Gue beri lo dua pilihan."

"Tinggalin dia dan lo aman, atau teruslah seperti ini dan lo akan terus mendapatkan ini dari gue."

Sherlock tertawa mendengar itu. Kali ini ia bangkit, mengusap kasar sudut bibirnya yang berdarah. Matanya menatap datar pria di depannya.

"Tinggalin? Maksud lo menjauh? Gue lagi yang pergi begitu?"

"Lo gak sadar? Siapa yang nyamperin gue dengan sendirinya? Siapa yang dateng ke lingkungan gue lagi tanpa gue minta? Tanpa gue paksa?"

"Dan sekarang? Lo suruh gue menjauh? Dari lingkungan gue sendiri?!"

Kerah kemeja pria itu berhasil Sherlock cengkram. Matanya menatap nyalang, dengan rahang yang mulai mengeras.

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang