Sherlock-17

53.7K 5.7K 1.3K
                                    

Happy new year!! Hopefully in this new page we get a lot of happiness and luck. Semoga Sherlock tembus 100k hihi..

Attention!
Di part ini, ada cast baru. Harap kalian ingat dan jangan dianggap cast ini cuma cast sekilas. Karena ke depannya, aku bakal lebih banyak masukin dia. Oiya, sekali lagi Skala itu perempuan.


HAPPY READING, ENJOY!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING, ENJOY!
.
.
.

Pusing, mual dan tangis histeris adalah hal selanjutnya yang terjadi.

Ini bukan mimpi. Sadarlah.

Semua murid bergerak menjauh dari tempat kejadian. Tak kuasa melihat darah yang bersimbah di depan sana. Gadis itu benar-benar menjatuhkan diri. Tak bisa mereka bayangkan bagaimana sakitnya.

"Oh shit," umpat Alligator memejamkan matanya. Semua sungguh di luar dugaan. Sebentar lagi dia pasti akan murka.

Leon dan Resume sudah memalingkan wajah dengan mata memerah. Tiger mengepalkan tangannya. Bahkan semua guru berdiam dengan tubuh menegang. Tak kuasa untuk mendekat. Bagaikan mimpi di tidur tenang mereka. Mimpi buruk yang sulit dihentikan sampai lupa bagaimana caranya membuka mata.

Gadis pendiam itu, gadis yang jarang bahkan tidak pernah berbicara itu kini sudah tergeletak di bawah sana dengan darah mengalir di kepalanya. Matanya terpejam begitu tenang. Tak ada yang berani mendekat.

Ini nyata. Mereka sama sekali tidak menduga.

"SEKOLAH KEPARAT!"

Gerombolan pria berbaju hitam datang, dengan dua pria setelan jas di depannya. Wajahnya begitu murka. Urat dilehernya semakin mengetat melihat perempuan tak sadarkan diri di depan sana dengan keadaan yang begitu mengejutkan. Sial, ini semua benar terjadi?

Dan dengan gilanya semua orang malah menjauh, tak ada yang memperdulikan! Huh, para pengecut ini.

Tanpa perintah, semua pria berbaju hitam mengerumuni Skala. Membawa gadis itu pergi dari tempat sialan ini.

Pria dengan setelan jas itu menatap satu persatu manusia yang masih ada di sana. Tatapan tajamnya mengabsen tanpa cela. Sempat menatap lama pada satu objek seperti memperingati sesuatu. Lalu mengalihkan pandangannya ke rooftop, di mana ada dua pria dengan keadaan berbeda. Cih, para pria idiot!

"Enyah kalian semua keparat bodoh!" desisnya begitu rendah dan berbalik pergi dari sana.

"Dia orangnya," gumam Leon memandang lurus ke depan. "Dia pelindung Skala."

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang