Setiap makhluk hidup punya hak asasi. Semua mempunyai hak untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan keinginan mereka. Namun, benarkah demikian?Setiap manusia berhak menentukan pilihan hidupnya. Setiap manusia berhak melakukan apapun pada dirinya sendiri. Namun, benarkah demikian?
Semesta tak senaif itu. Dunia tak sepolos itu. Hak asasi? Hanya jadi mimpi di dunia yang rumit ini. Nyatanya, hak asasiku dan hak asasimu saling berbenturan. Dan pada akhirnya hak asasi saling serang kemudian, hak asasi akan mati.
Dimana-mana orang dewasa bilang, "Jangan menilai orang dari penampilannya."
Nyatanya? Si bergamis akan dicap agamis. Si berrokmini akan dicap jual diri. Bukan begitu? Lalu, apa gunanya kalimat pepatah nan manis jaman dulu? Padahal, kalimat itu sangat bagus jika bisa diamalkan.
Aku lelah, sebaik apapun aku, pasti akan ada yang mencibirku.
Semakin dewasa, semakin aku tahu jika dunia itu penuh hal pura-pura. Banyak fatamorgana.
Senyum yang tergambar tak melulu menggambar bahagia. Tangis yang terurai tak melulu mengurai nestapa. Ingat, dunia kini penuh manusia yang pandai berpura-pura.
Haruskah aku melepas dunia? Aku lelah dengan kehidupannya.
Beruntung, seseorang menyampaikan padaku, jika dunia hanya sementara. Beruntung, seseorang mengatakan padaku, jika ada kehidupan yang lebih kekal di sana.
Sebuah tempat bernama 'AKHIRAT'. Tempat dimana semuanya akan kembali. Tempat dimana semuanya akan diadili. Tempat dimana semuanya akan berlabuh nanti.
Dari situlah aku berpikir, tak lagi impian di dunia ku ukir. Ku ubah semua arah dan tujuan hidupku di dunia tipu-tipu.
Kini, akhirat jadi tujuanku. Tak masalah jika memang aku dihina di dunia, dicaci sedemikian rupa, dibenci sampai mati. Aku hanya ingin fokus, mencari bekal untuk kehidupan kekal di akhirat.
Ku lepas semua yang ada dalam fana. Ku siapkan jiwa untuk kembali pada-Nya. Kembali pada Sang Pencipta. ALLAH AZZA WA JALLA.
ADZKAYRA SHERYL AZMI
ㅡㅡㅡㅡㅡ
Sejujurnya aku tidak pernah percaya dengan apapun yang belum pernah aku lihat. Aku hanya menghormati, menghargai, kepercayaan orang lain. Aku hanya yakin, setiap orang punya hal atas hidupnya sendiri. Jika ada yang mengusik, berarti dia siap diusik. Hukum rimba memang benar adanya.
Siapa yang memukul, harus dipukul. Siapa yang membunuh, harus dibunuh. Itulah keadilan.
KEVIN LEO SANTOSA
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Dunia itu tempatnya kita ditempa dan diuji. Ngeri bukan? Namun, semua tergantung cara kita menjalani waktu hidup kita di dunia. Dibuat ngeri bisa, dibuat santai bisa, dibuat biasa saja bisa.
Aku pernah merasakan kehilangan yang luar biasa, menjadi anak sebatang kara. Hidup tanpa orang tua sejak balita. Namun, apa mau dikata. Sudah jalan takdirku.
Hidup tak semenyedihkan itu. Asal kita tahu, ada Dzat Maha Agung yang selalu menemani di setiap langkah hidup.
Simbah pernah bilang,"Jangan sedih, hanya karena Abi dan Ummimu telah berpulang. Rasulullah, dulu juga begitu. Ditinggal ayahnya sejak dalam kandungan, Ibunya sejak masih balita, dan kakeknya saat masih belia. Kamu harusnya bersyukur, masih punya Simbah dan keluarga lain yang menyayangimu."
"Rasulullah sekuat itu Mbah? Rasulullah tak pernah sedih kayak aku?"
"Ya. Baginda Rasulullah itu kesayangan Allah. Kamu harus mencontoh Beliau. Kita semua, seluruh umat manusia, merindukan beliau. Mendambakan syafaatnya."
"Lalu, gimana caranya biar Az bisa bilang sayang ke Rasulullah?"
"Sholawat. Bersholawatlah. Jangan pernah lupa untuk bersholawat, untuk Sang Baginda Rasul."
"Az mau sholawatan terus, Mbah. Az sayang Rasulullah. Az harus kuat dan hebat seperti Rasulullah."
ADZKAR SYABIQUL AZMI
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Siapa siap mengawal mereka?
Yuk simpan dulu di reading listnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
HADRAH in LOVE (END)
Romance"Hadrah itu apa?" "Hadrah itu akronim." "Akronim?" "H-Harusku A-Akui D-Diriku R-Rindu A-Akan H-Hadirmu" "Apa? Ini pasti kamu buat-buat kan?" "Iya sih. Tapi, Semua umat muslim pasti selalu Rindu pada Rasulullah kan? Berharap syafaat Baginda Rasul di...