Part 10. Teman

197 33 15
                                    

Dua bocah laki-laki terlihat sedang asik memberi makan ikan koi. Satu anak berusia tujuh tahun, satu lagi berusia lima tahun.

"Kak Ran, Kak Raz, makan dulu!"

Sesosok wanita yang tengah menggendong batita berumur dua tahun setengah berteriak. Sesekali tangannya menyuapi si bocah gembul di gendongannya.

"Nanti, Mbak. Ran nggak mau makan," tolak si sulung.

"Kak Ran, liat ini dedek Ray aja maemnya banyak. Enak ya, Dek?" tanya Sheryl pada bocah digendongannya.

Bayi itu mengangguk sembari mengunyah dan menggigit kerupuk di tangannya.

"Siapa yang nggak mau makan, nggak Koko ajak ke Playzone."

Seketika dua bocah tadi meletakkan kaleng berisi makanan ikan, kemudian mencuci tangan di wastafel taman dan berlari menuju ke kursi berpayung yang di mejanya sudah tersedia makanan masakan sang kakak sepupu.

"Bener ya, Koh. Nanti ajakin ke playzone?"

Si pemua tampan mengangguk.

"Makan dulu sampai habis. Nanti Koko ajak kalian."

"HOREEEEE!!" teriak kakak beradik itu.

Sementara Sheryl tersenyum menatap kekasihnya yang berhasil membujuk dua sepupu tengilnya untuk makan. Hampir seminggu, Kevin membantu Sheryl mengasuh ketiga sepupunya yang tengah ditinggal bulan madu orang tua mereka.

Reza dan Ayesha sebenarnya sudah berpikir untuk menyewa pengasuh sementara, tapi Sheryl menolak. Dia meyakinkan pada om dan tantenya jika ia bisa mengurus ketiganya.

"Sher, sini, makan dulu," ajak Kevin.

"Bentar, Koh. Nunggu Ray kenyang dulu."

Kevin menghembus napas. Dia segera menarik tangan Sheryl lembut dan mendudukkannya di kursi. Sementara Ray menendang-nendang tangan Kevin mengajak bercanda.

"Dedek sama Koko dulu, Mbak biar makan ya? Sini Koko suapin, mau?"

Ray menggeleng. "No No," jawab bocah itu.

Untuk menaklukkan Ran dan Raz, Kevin hanya butuh mengeluarkan beberapa produk tokonya. Namun, tidak untuk si bungsu. Meski tidak menangis jika ia dekati, Ray masih belum mau ia gendong. Bahkan setelah dibujuk dengan mainan, Ray masih belum luluh.

"Udah biarin. Aku makannya nanti aja. Lagian kalau sisa kan sayang. Sekalian aja nunggu sisaan punya Ray."

"Sher, masak iya kamu makan makanan sisa Ray mulu." Kevin menatap kekasihnya memelas.

Sheryl terkekeh sembari memasukkan sendok berisi nasi dan sayur ke mulut Ray.

"Lah kenapa? Kan sama aja makanannya, lagian juga aku tambahin. Nggak berarti cuma makan sesendok dua sendok kan?"

"Koh, ada yang nyariin, katanya penting."

Seorang pemuda menginterupsi obrolan dua orang itu. Di belakangnya terlihat dua orang lain, tengah mengekor.

"Oh, oke. Sher, tolong bilang Nara suruh bikinin minum ya?" pinta Kevin.

"Iya," jawab Sheryl patuh.

"Ray di sini dulu ya? Duduk ya? Sama kakak mau?"

Bocah itu mengangguk. Sejujurnya badan Sheryl pegal karena sedari tadi menggendong sepupunya itu. Beruntung si bocah mau diturunkan.

"Sini sama Mas Az, mainan yuk. Mau?" tawar Azmi.

Ray menatap aneh pada Azmi sebelum ia menunjuk kepada Azmi.

HADRAH in LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang