Part 22. Cinta Bunda

429 45 9
                                    


Selang infus tertancap di tangan kiri Sheryl. Setelah pingsan di Mall kemarin, ia mengalami demam tinggi. Sahla panik dan akhirnya membawa sepupunya ke rumah sakit.
Wajah cantik itu terlihat kuyu, terbaring lemah. Matanya terpejam. Namun ia tak tidur.

"Jadi, Sheryl nggak jadi nikah? Ditinggalin sama pacarnya? Dih, kena azab dia."

"Makan tuh sombong. Nggak ngaca sih, sok-sokan deketin cowok milyuner."

"Kesian banget, ngarep jadi nyonya muda, eh dilepeh kek sampah."

Kalimat itu terdengar di telinga Sheryl. Sahla baru saja datang bersama suami, kakek sang suami dan Azmi mendengar percakapan orang-orang yang berada di sana.

Ya, mereka adalah sepupu-sepupu Sahla dan Sheryl. Mereka bertiga dititipi oleh ibu Sheryl untuk menjaga Sheryl sejenak, karena ibu Sheryl sedang dipanggil ke ruang perawat.

"Astagfirullah! Mas Wisnu! Mbak Wanda! Kalian keterlaluan. Bisa-bisanya kalian kayak gitu ke Sheryl." Sahla tak bisa menahan emosinya.

Ketiga orang di sana terkejut mendengar ucapan Sahla.

"Oh, kayak gini kelakuan istri Ustadz? Bentak-bentak kakaknya! Nggak punya sopan santun!" bentak Wisnu.

Ubay menarik Sahla. "Mas, maaf. Istri saya salah. Tapi, Mas juga tidak seharusnya seperti ini. Kenapa malah menggunjing Sheryl, saudara Mas sendiri. Apalagi dia sedang sakit. Dia sedang kena musibah."

"Dia kena azab. Gitu tuh, cewek kalau jual diri. Pantes kan kena azab. Malu-maluin keluarga aja. Batal nikah."

Sheryl membuka matanya. Dia bangkit dari tempat tidurnya, melepas paksa infus di tangannya. Mengambil pisau di atas nakas.

"Astagfirullah Sheryl!" pekik Sahla.

Sheryl dengan tangan berdarah karena infus yang dicabut paksa, berjalan menuju Wisnu.

"Bunuh aku sekarang. Tusuk aku sekarang juga. Bunuh aku!" ucap Sheryl.

Sheryl menarik tangan Wisnu dan menyerahkan pisau pada Wisnu. Pria itu terdiam. Tangannga gemetar.

"Mas bilang aku sampah kan? Mas bilang aku malu-maluin keluarga kan? Bunuh aku sekarag Mas! Bunuh aku sekarang! Aku nggak tahan lagi kamu gunjing! Aku nggak tahan lagi kamu fitnah! Aku nggak tahan lagi jadi bulan-bulanan kalian! Aku ... Aku bahkan udah menderita tanpa kalian jatuhkan!" Sheryl meluapkan seluruh kekesalannya.

"Bunuh aku sekarang! Bunuh aku!" teriak Sheryl.

Sahla berusaha menenangkan Sheryl.

"Astagfirullah, Nak! Sayang kamu kenapa?"

Ibu Sheryl berlari dari pintu kemudian mendekap putrinya.

"Kenapa ini?"

"Mas Wisnu keterlaluan, Tante, dia ngatain Sheryl."

"Bunuh aku Mas!" teriak Sheryl.

Ibu Sheryl menatap garang pada Wisnu.

"Wisnu, dengerin tante. Kenapa kamu dan adik-adikmu nggak pernah puas ngerendahin Sheryl dan Sahla? Kenapa? Kalian sadar nggak kenapa? Karena kalian nggak pernah bisa sehebat mereka!" bentak ibu Sheryl.

"Tante tau kamu kan yang nyebar aib di grup keluarga besar. Kamu bilang Sheryl jual diri, Sheryl dibuang seperti sampah oleh Kevin? Kamu tahu aslinya tidak? Kamu fitnah anak saya! Kamu tahu, Sheryl yang memilih pergi dari Kevin. Bukan Sheryl yang melemparkan dirinya ke Kevin!"

Ibunda Sheryl berbicara sembari berlinangan air mata.

"Demi apapun, tante nggak terima kalian jelek-jelekin putri tante. Nggak ada yang lebih kenal Sheryl dari tante dan Allah. Pergi kalian dari sini!" teriak Rani.

HADRAH in LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang