Part 12. Maaf

193 35 11
                                    

Kamar bernuansa kartun Cars itu sudah hampir setahun ini di tempati oleh Sheryl, bersama sepupu bungsunya, Ray, seketika sepi. Si empunya kamar terlelap tidur setelah dinyanyikan sholawat oleh sang kakak.

"Sher," panggil sang tante.

Sheryl yang tengah mengedit video menoleh. Dua sosok orang dewasa masuk. Reza segera menghampiri sang putra dan mengecup pipi gembulnya. Sementara Ayesha di sisi lain memeluk putra bungsunya.

"Mas Az itu siapa?" tanya sang tante setengah berbisik, ia tak mau putranya terbangun.

"Mas Az? Oh, itu temen bandnya Koh Kevin. Kok Onty tau?"

"Raz sama Ran yang cerita. Mereka bilang Mas Az dongengin mereka soal nabi-nabi, soal harus sayang dan patuh pada orang tua. Soal adab sebagai seorang muslim. Dia ustadz?" tanya Ayesha lagi.

Sheryl memutar layar PC nya.

"Ini orangnya Onty. Tapi, enggak tau kenapa dia nggak pernah mau buka masker."

Sheryl memutar video yang tadi ia rekam. Sosoknya bersanding dengan Azmi terlihat di layar.

"Dia juga pinter ngaji. Suaranya bagus banget. Aku pikir dia bukan orang sembarangan. Tau nggak Onty, dia itu nggak punya hape, dia juga nggak punya motor. Dari rumahnya ke studio Koh Kev, dia naik sepeda."

Reza dan istrinya saling berpandangan.

"Serius?"

Sheryl mengangguk. "Ngapain aku bohong sih."

"Ran bilang dia pengen ngaji sama Mas Az itu. Tapi, gimana cara ngubunginnya kalau kayak gini?"

"Ngaji?" Sheryl memastikan.

"Iya. Kayaknya anak-anak cocok deh sama mereka. Lagian kan nanti rencananya lulus SD si kakak mau masuk ke pesantren di Solo. Punya temenku itu loh, sekolah Adzana," tutur Reza.

"Pesantren punya suami mantannya Om ya?" ralat Sheryl.

Ayesha terkikik sementara suaminya salah tingkah.

"Kok bisa sih, Om pacaran sama istri Pak Ustadz?" kepo Sheryl.

"Om kamu dulu cinta mati sama dia. Zia namanya. Itu kisahnya udah diangkat ke web drama Tabir Cinta. Itu real story loh."

"Serius? Yang anak SMA model itu sama anak kyai? Yang lagi hitz banget kan Onty?"

Reza mencubit pipi istrinya. "Udah, udah, nggak usah dibahas. Aib. Lagian sekarang, dia udah jadi sosok yang terpandang. Jangan bawa-bawa dia lagi.  Kebanyakan dosa aku ke dia," cicit Reza.

"Back to the topic. Jadi, Om sama Onty penasaran. Kenapa kok Mas Az itu bisa ngasih pengertian, ngasih pembelajaran ke anak-anak sampai mereka paham," kata Reza mengubah alur pembicaraan.

"Iya, aku sampai terharu kemarin Ran sama Raz nangis minta maaf. Mana sekarang mereka jadi rajin salat. Mereka juga nurut-nurut. Nggak kayak kemarin-kemarin gitu suka malesan, suka ngamuk," timpal Ayesha.

Sheryl tersenyum. "Mas Az cerita ke mereka, kalau dia itu yatim piatu. Jadi, nyuruh Ran sama Raz bersyukur, terus patuh sama orang tua, memuliakan orang tua, gitu. Mungkin Ran sama Raz jadi sadar kalau selama ini, Om sama Onty kan selalu nyukupin mereka. Selalu ada buat mereka, sedang ternyata ada orang yang nggak seberuntung mereka di luar sana. Mas Az emang kalau ngomong santai, tapi ngena," ucap Sheryl.

"Mbak Sher, ada Koh Kevin datang!" Si sulung Ran terlihat girang sembari memeluk sebuah robot berukuran hampir setinggi tubuhnya.

Sheryl menghembus napas.

HADRAH in LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang