03

15K 1.5K 62
                                    

"Ayah, mama dengarkan aku !" Lydran mengadu pada orang tuanya, dia melapor kalau Abdar sudah menghina Lydran.

"Dia menyebut aku pendek!"

'Itu memang benar' batin kedua orang tua Lydran tapi mereka tidak mau mengatakannya secara langsung takut Lydran marah.

"Aku mau dia berhenti jadi tukang kebun dan beralih profesi jadi pelayan pribadi ku!" Ujar Lydran melipat kedua tangan di depan dada.

Ayah Lydran tersenyum kaku.
"Dengar nak, tidak semudah itu mengubah profesi seseorang.. Abdar sudah terbiasa menyentuh tanaman, tanah dan pupuk.. kamu menyuruh dia jadi pelayan, dia tidak pernah belajar untuk itu" jelas ayah Lydran.

"Kenapa ?!"

"Karena dia tidak pernah sekolah pelayan, kamu lihat sendiri kita merekrut para pelayan yang pernah sekolah di sekolah khusus untuk mereka" ibu Lydran mencoba memberi pengertian untuk anak satu-satunya ini.

"Kalau begitu biarkan dia masuk sekolah pelayan dulu!"

Ayah Lydran menepuk pelan kedua pundak anaknya.
"Dia sudah berusia 25 tahun, tidak ada sekolah pelayan yang mau menerima pria dewasa"

"Ugh! Kalian benar-benar jahat...sama saja ! Aku benci ayah dan mama!" Lydran berlari masuk ke dalam kamarnya.

Kedua orang tua Lydran saling bertatapan.
"Sepertinya Lydran tertarik pada tukang kebun kita ?" Tanya ayah Lydran.

"Hm, aku juga berpikir demikian"
Kedua orang tua Lydran saling bertatapan.

"Apa kamu memikirkan apa yang tengah ku pikirkan sekarang ?" Tanya ibu Lydran.

Ayah Lydran mengangguk dengan senyuman.

.
.

*Besoknya.

Lydran bangun dengan kedua mata sembab, dia menangis semalaman karena mengira kedua orang tuanya sudah tidak menyayangi dia lagi.

Dengan rasa malas yang teramat sangat, Lydran akhirnya bangun lalu pergi mandi.

Seperti biasa, sarapan tuan muda ini selalu di antar oleh pelayannya tapi kali ini ada sedikit berbeda.

Saat Lydran selesai mandi dan berpakaian rapi, dia bisa melihat bunga di nampannya.

"Apa ini ?" Tanya Lydran pada pelayan yang biasa membawa sarapan Lydran.

"Saya bertemu dengan Abdar, dia mengatakan bunga ini bentuk permintaan maafnya tuan muda.. dia merasa menyesal sudah mengatakan hal sepedas itu pada anda" jawab pelayan wanita ini.

Lydran tersenyum.
"Heh...jadi dia tau cara meminta maaf, hm~" Lydran menghirup aroma mawar yang Abdar berikan.

"Tidak buruk juga, dia memang pandai dalam merawat bunga" ujar Lydran yang langsung membuat pelayan ini tersenyum kaku.

'Tapi bunga itu di rawat oleh tukang kebun terdahulu, Abdar bekerja kan baru kemarin' batin pelayan ini.

"Baik! Sampaikan pada Abdar aku belum memaafkannya.. jadi coba bujuk aku dengan cara lain lagi, katakan tuan muda Lydran masih marah padanya"

"Baik tuan, saya permisi" pelayan tadi menunduk singkat lalu berjalan keluar dari kamar Lydran.

Lydran terlihat senang karena Abdar seolah-olah mengejar-ngejarnya.
"Benarkan.. " Lydran bercermin sembari memegang mawar yang Abdar berikan.

".. tidak seorang pun alpha yang bisa menolak pesona ku~" ucap Lydran dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi.

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang