20

9.4K 1.1K 33
                                    

Jovial menyentuh milik Ben yang masih tertutup celana.

"Hei ! Jangan menyentuh ku !" Ben menepis tangan Jovial, dia menatap Jovial dengan tatapan jijik.

"Apa maksud dari tatapan mu itu ? Kamu pikir aku kotoran ?" Tanya Jovial.

Ben tersenyum sinis.
"Tidak, aku melihat mu seperti pelac*r"

"Apa ?! Jaga mulut mu itu !" Jovial meremas baju Ben.

"Maaf saja.. " Ben melepas paksa tangan Jovial darinya.
" ..para dominan membuat ku muak, kalian bertingkah semaunya bahkan berpikir bisa menjadi penguasa dunia karena kalian punya feromon yang mampu melumpuhkan omega dan alpha biasa, dan lagi omega seperti mu.. "

Ben menatap Jovial tajam.
" .. berdiri di antara alpha dan berpikir bisa menjadikan mereka boneka betapa menjijikan hidup mu itu, apa kamu pikir mereka mau bekerja cuma-cuma ? Di saat kamu tak berdaya, kapan saja mereka akan menyerang mu tanpa ampun bahkan bisa merobek lubang mu itu.."

Deg!
Jovial meremas seprei kasur, entah kenapa tatapan Ben membuatnya sedikit takut.

" ... Dari sekian banyaknya alpha di tempat ini, aku bisa menebak banyak dari mereka sudah mencicipi paling tidak sekali tidur dengan-"

Plak!
Jovial menampar pipi Ben.

"Hah... Hah... Hah.. kamu pikir kamu bicara dengan siapa ?! Aku pemimpin kelompok ini dan apa yang kamu tau tentang diri ku ?! Kamu tidak tau apapun !! Aku bisa membunuh mu!!"

Grep!
Ben meremas tangan Jovial, dia mengurung Jovial hanya dengan tangan kanannya.

"Aku sudah menyuruh mu untuk membunuh ku, maka lakukan lah"

"Kenapa dengan mu ?! Kamu benar-benar aneh.. Hei ! Lepas.. tangan ku sakit !! Heii !"

Brak !!
Pintu kamar di buka paksa, Jovial bisa melihat Andreas masuk ke dalam kamarnya.

"Apa yang kamu lakukan pada Jovial ?! Menjauh darinya !" Andreas menarik Jovial menjauh dari Ben.

Ben menatap Andreas.
"Aku tidak melakukan apapun, aku hanya memperingatinya.. karena tak selamanya dia berkuasa" ujar Ben.

"Apa yang-"

Jovial menahan dada Andreas.
"Tinggalkan kami berdua"

"Apa ?! Setelah yang dia perbuat pada mu ?!"

"Kamu tidak mendengar ku.. tinggalkan kami" Jovial menatap Andreas tajam.

"Ba-baik" Andreas berjalan keluar dari dalam kamar Jovial.

Jovial mengambil kursi lalu duduk di dekat Ben, dia menyentuh tangan Ben dimana infusnya terpasang.
"Lihat, darahnya naik.. kamu tidak seharusnya meremas tangan ku sekuat itu" ujar Jovial sembari mengusap-usap punggung tangan Ben.

Ben membuang muka.
Jovial tau kalau Ben punya rahasia yang tak bisa dia ceritakan dan Jovial sangat penasaran untuk tau hal tersebut.

"Melihat kamu sekesal itu pada ku, apa seorang omega dominan sudah melukai perasaan mu ?" Tanya Jovial.

Ben hanya diam, Jovial tidak mau menyerah.
"Apa dia lebih tua dari mu ? Kamu tidak seharusnya meluapkan kekesalan mu pada ku.. Ben" ujar Jovial dengan senyum tipis di bibirnya.

Ben langsung menatap Jovial, dia tau nama Ben tapi Ben tidak terkejut untuk itu karena Jovial punya banyak anak buah yang siap mencari informasi saat dia ingin mengulik kehidupan Ben.

Jadi sebelum Jovial mencari tau bahkan mengulik kehidupan Ben, Ben memilih memberitahu omega ini.
"Aku.. " Ben menarik tangannya dari Jovial.

" .. lahir dari omega dan alpha dominan yang tidak terikat takdir"

Deg!
Jovial terkejut mendengar hal itu.

"Aku terlahir dari pasangan yang saling mencintai tapi harus mengorbankan cinta hanya karena ikatan takdir itu"

"Apa maksud mu ?" Tanya Jovial.

"Ayah ku menemukan fated pairnya, dia memilih meninggalkan aku dan ibu ku.. karena hal itu, ibu ku marah lalu melampiaskannya dengan bercinta bersama banyak alpha .. dia bahkan memanfaatkan kelebihannya untuk menipu banyak orang agar orang lain bisa tunduk padanya, bukan kah dia bersikap seperti pemimpin tapi juga seperti pelac*r ?" Ben tersenyum sinis.

Tapi di balik semua itu, Jovial bisa melihat pancaran kesedihan dari sorot mata Ben.
'Jadi dia anak broken home sama seperti ku ?' batin Jovial.

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang