18

8.9K 1K 29
                                    

Akibat kekesalan Jovial, Ben dan Lydran berakhir di kurung di ruangan tersebut.

Lydran terus berkomat-kamit mengutuk Jovial, dia tidak menyukai omega itu.

"Jangan hanya menyalahkan satu orang, kalian memperebutkan alpha yang sama.. " Ben mencoba melepas tali yang sejak tadi mengikat Lydran.

"..kalau kamu ada di posisinya, kamu pun akan melakukan hal yang sama untuk mempertahankan harga diri sekaligus cinta mu" jelas Ben.

Lydran akhirnya diam saat mendengar kata-kata Ben, terkadang Ben mengatakan hal yang jauh dari pikiran Lydran dan semua itu benar adanya.

Setelah melepas tali dari tubuh Lydran, Ben duduk bersandar pada dinding ruangan.
"Hah.. " Dia menatap langit-langit ruangan tersebut.

Lydran beranjak dari kursi, dia menatap wajah Ben.
"Hei...kenapa bibir mu pucat ?" Tanya Lydran.

Ben tersenyum tipis.
"Kamu pikir aku baik-baik saja setelah di tabrak mobil ?" Tanya Ben balik.

Mata Lydran membulat, dia langsung duduk di dekat Ben.
"Kamu di tabrak mobil ?! Kenapa baru bicara sekarang ?! Dimana yang sakit.. Ben jangan mati !!  Kalau kamu mati disini, nanti aku satu ruangan dengan mayat! Aku takut!"

Ben menepuk pelan pucuk kepala Lydran.
"Mana mungkin aku mati semudah itu, aku hanya merasa lelah dan sedikit demam"

Lydran meremas lengan baju Ben.
"Tetap saja ! Kalau di biarkan seperti ini, kamu bisa mati !"

"Hentikan itu, kamu terus bicara mati dan mati.. apa kamu rela kehilangan teman terbaik mu ini ?"

"Tidak! Jangan pergi !" Lydran langsung memeluk Ben.

Ben terkekeh pelan.
"Jadi berhenti khawatir berlebihan, sekarang mari pikirkan cara untuk bisa keluar dari tempat ini"

"Ah.. kamu punya ide ?"

Ben mencubit gemas pipi Lydran.
"Bukan hanya aku yang berpikir, kamu juga"

"Ugh! Iya~"

Keduanya terlihat duduk memikirkan cara untuk kabur, Ben memperhatikan ruangan ini dari sudut ke sudut hingga akhirnya mata Ben tertuju pada ventilasi udara yang jaraknya cukup tinggi.

Ben berdiri.
"Apa ? Kamu sudah menemukan ide ?" Tanya Lydran.

Ben membawa kursi kayu lalu bersusah payah menarik ventilasi udara. Saat berhasil terbuka, Ben dengan kepintarannya mengukur lebar lubang ventilasi dengan tubuh Lydran.

"Cukup sempit tapi muat" gumam Ben, Ben mengulurkan tangannya pada Lydran.

"Kemari, injak bahu ku.. naik lah dulu"

Dengan polosnya, Lydran mengikuti arahan Ben. Sesuai perhitungan Ben, Lydran memang berhasil keluar walau pun sempat terjepit karena bongkahan kenyal di belakang tubuh Lydran sedikit besar karena dia omega.

Ben mendorong Lydran dan memang dari dalam ruangan ini lebih tinggi karena bangunannya masuk ke dalam tanah dan dari luar ketinggian ventilasi tidak terlalu jauh saat berpijak itu lah sebabnya Lydran tidak terjatuh saat keluar melalui ventilasi.

Lydran menarik tangan Ben.
"Ayo giliran mu!"

Ben tersenyum lalu melepas tangan Lydran.
"Tubuh ku tidak muat, lebih baik kamu pergi meminta bantuan.. aku tunggu disini"

"Kamu benar, tunggu aku Ben.. aku segera kembali" Lydran berjalan mengendap-endap karena dia tau ada beberapa anak buah Jovial yang berjaga di tempat itu.

Ben terus memperhatikan Lydran hingga dia akhirnya keluar dari tempat itu. Ben bernafas lega, dia duduk di kursi menatap pintu yang terkunci rapat sejak tadi.

"Hah.. apa aku akan mati seperti ini ?" Ben menutup mata dengan senyum di bibirnya.

"Tapi ini lebih baik dari pada aku pulang ke rumah" gumam Ben, dengungan bergema di telinga Ben hingga akhirnya dia jatuh dari kursi tempatnya duduk.

Ben kembali tidak sadarkan diri.

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang