31

7.9K 983 12
                                    

Deru nafas berat juga desahan terdengar dari kamar Jovial, dia meremas kuat seprei kasur saat alpha muda ini tak henti-hentinya menghantam hole Jovial.

"Ah! Hah.. hah! Ang.. Mm!"

Ben menatap punggung Jovial, tubuhnya terlihat sangat indah dengan sedikit keringat membasahi tubuh dengan lekuk indahnya itu.

"Jovial.. hah.." Ben tidak bisa berhenti, dia tidak menyangka akan semudah ini jatuh hati pada jenis omega yang dulu dia benci.

"Ahh! Aku tidak bisa lagi.. Ben, stop! Ahh!" Jovial tidak kuat lagi, dia meminta Ben segera mengakhiri semua ini tapi Ben tidak mendengarkan Jovial, dia tidak bisa mengendalikan dirinya.

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Jovial terbaring lemah di atas kasur dengan mata sembabnya.

Beberapa kiss mark juga gigitan terlihat di tubuh Jovial.

"Dia bilang ini pengalaman pertama tapi ku rasa dia berbohong.. aku hampir mati" gumam Jovial.

Beberapa detik kemudian, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Ben yang baru selesai mandi.

Dari atas kasur, Jovial menatap Ben tajam. Melihat hal itu, Ben langsung tertawa pelan.
"Kenapa kamu menatap ku begitu ?" Tanya Ben, dia berjalan kearah kasur lalu duduk di dekat Jovial.

"Aku tidak mau menanggani Rut mu nanti.. kamu harus di kurung di kamar dan minum obat mu" ujar Jovial dengan wajah kesal.

"Kenapa begitu ? Pasangan harus saling membantu kan ?" Ben tersenyum seolah menggoda Jovial.

"Membantu kata mu ?!" Jovial menahan tubuhnya dengan kedua tangan.
"Kaki mu mati rasa ! Kamu bilang ini pengalaman pertama.. tapi kenapa aku merasa tengah di perkosa ?!"

Ben tertawa.
"Hahaha.. hei, sudah ku katakan aku hanya mengikuti insting ku"

Jovial melempar bantal kearah Ben.
"Jangan lagi mengikuti insting mu ! Insting mu terlalu brutal !"

Ben tertawa lalu memeluk Jovial.
"Jangan marah.. hm, aku minta maaf.. nanti ku pijat ya~"

Jovial menyentuh tangan Ben.
"Karena kamu mau memijat ku, jadi ku maafkan"

"Terima kasih" Ben mengecup singkat pipi Jovial, saat keduanya tengah bermesraan ponsel Ben tiba-tiba bergetar.

Ben mengambil ponselnya dan terlihat nama kontak "Mama".

Jovial bisa melihat raut wajah tertekan Ben, dia mendekat lalu memeluk leher Ben juga menyandarkan dagunya di pundak Ben.

"Kenapa kamu tidak mengangkatnya ?" Tanya Jovial.

Ben menyentuh tangan Jovial.
"Jovial, permintaan ku sangat lah lancang terlebih kita baru memulai hubungan ini"

Jovial terlihat sedikit bingung saat mendengar apa yang Ben katakan.
"Memangnya permintaan seperti apa ?" Tanya Jovial.

Ben menatap mata Jovial.
"Mau kah kamu bertemu Ibu ku lalu membawa aku pergi dari rumah itu ? Aku benar-benar tidak tahan tinggal disana"

Jovial mengusap-usap pelan dada Ben.
"Menangis lah.. aku tidak akan menjadikan mu lelucon"

Mata Ben berkaca-kaca, dia langsung memeluk Jovial. Omega ini bisa merasakan tetesan air jatuh mengenai tubuh Jovial.

Jovial mengusap-usap punggung Ben.
"Mari temui ibu mu besok, hm"

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang