14

10.3K 1.2K 41
                                    

Jovial menyilangkan kakinya.
"Aku belum pernah mengatakan kita putus, iya kan ?"

Abdar menarik tangan Lydran untuk berdiri di dekatnya.
"Aku yang mengatakannya, kalau kamu merasa hubungan kita belum berakhir itu urusan mu bukan urusan ku.. " Abdar menaruh koper uang yang Jovial minta di atas meja.

" .. ini uang tebusannya, kami permisi" Abdar menarik paksa Lydran walau sebenarnya Lydran tidak rela kutek di kukunya rusak.

"Kamu tidak bisa pergi semau mu !" Kata Jovial tapi Abdar tidak perduli, dia tetap menarik tangan Lydran.

"Abdar!!" Abdar masih tidak perduli saat Jovial mengejar mereka berdua.

Jovial mengepalkan kedua tangannya.
"Aku hamil !!"

Deg!
Abdar langsung berhenti melangkah begitu pula dengan Lydran.

Abdar menoleh ke belakang dimana Jovial berdiri bersama beberapa anak buahnya.
"Apa yang kamu katakan ?" Tanya Abdar mencoba memastikan telinganya tidak salah tangkap kata.

Jovial menatap Abdar.
"Aku hamil, di dalam sini.. " Jovial menyentuh perutnya.
".. ada anak kita"

Abdar membulatkan matanya tidak percaya.
"Jangan bercanda-"

"Aku tidak bercanda, itu alasan aku bersikeras mencari mu bahkan nekad menculik anak majikan mu Abdar .. apa kamu setega ini pada ku ?"

Abdar mengepalkan tangan kirinya.
"Aku tidak merasa menghamili mu, aku selalu memakai pengaman saat-"

"Saat kamu mabuk, kamu memaksa ku dan kita berakhir saling memberi kenikmatan sepanjang malam.. kamu lupa ?" Potong Jovial.

"Aku selalu ingat semua kejadian saat aku mabuk, aku tidak mungkin melakukannya bersama mu tanpa pengaman" Abdar mencoba membela diri.

Jovial masih bersikeras menyalahkan Abdar karena melupakan kejadian waktu itu, dia mau Abdar bertanggungjawab.

Lydran bisa melihat Abdar sudah kehabisan kata-kata untuk membantah apa yang Jovial katakan.

Lydran melepas tangan Abdar darinya lalu berdiri membelakangi Abdar.
"Bagaimana bisa kamu menuduh orang yang tidak mengetahui kejadian itu, kalau dia benar-benar tidak melakukannya ? Kamu tidak bisa memaksa dia untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak dia lakukan ! Coba lihat tempat ini.. " Lydran melihat beberapa anak buah Jovial yang setia berdiri di belakang omega ini.

".. mungkin saja dari banyaknya mereka ada salah satu ayah kandung dari janin di perut mu.. kamu hanya salah mengira kalau itu Abdar" ujar Lydran.

"Hei jaga mulut-"
Jovial mengangkat tangannya tanda dia tidak butuh pembelaan dari salah satu alpha yang sekarang berdiri di belakang Jovial.

Jovial menatap Abdar.
"Aku meminta kamu untuk bicara, bukan orang lain" kata Jovial.

"Aku menyukai mu karena kamu punya selera fashion yang bagus tapi sifat pemaksa mu-"

Abdar menahan Lydran.
"Aku perlu mengantar dia pulang, ini simpan lah" Abdar memutus kalung miliknya lalu melempar kalung tersebut kearah Jovial  yang berhasil Jovial tangkap.

"Kamu tau betul, aku tidak bisa hidup tanpa kalung itu.. aku pasti kembali ke tempat ini"

Mendengar apa yang Abdar katakan, Jovial tersenyum penuh kemenangan.
"Cepatlah kembali.. " Jovial melihat kearah Lydran, ".. calon ayah" katanya seolah mengejek Lydran.

Lydran merangkul lengan Abdar.
"Aku tidak akan membiarkan dia kembali kemari ! Kamu dengar !! Tidak akan!! Ayo pulang!" Lydran menarik tangan Abdar.

Anak buah Jovial memberi jalan untuk mereka berdua pergi, salah satu anak buah Jovial bertanya kenapa Jovial membiarkan mereka pergi.

Jovial memperlihatkan kalung milik Abdar.
"Ini satu-satunya keluarga yang dia punya, dia lebih baik mati dari pada kehilangan benda ini jadi aku percaya dia pasti akan kembali pada ku"

Pria alpha ini menatap Jovial lirih, bos besar ini sangat tergila-gila pada Abdar bahkan rela melakukan apapun agar Abdar kembali padanya.

Dia melirik perut Jovial.
'Apa benar dia hamil ?' batin pria alpha ini.

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang