Catatan :
Jujur Flo lupa ini cerita alurnya gimana karena Flo kemarin2 fokus tamanin cerita Second Choice 🤣
Jadi Flo perlu baca ulang dan memahami alurnya mau di bawa kemana ? (Udah kayak lagu aja 🤭)
Karena Flo tipe penulis yang nulis satu chapter harus upload hari itu juga.. bukan sistem nabung. Hehe..
Jadi kalau udah Hiatus satu cerita, antara unpub gara2 Flo buntu atau baca ulang buat memahami+lanjut nulis, gitu man teman.
Jadi maaf ya kalau up cerita ini agak lama ~
Oke...selamat membaca ~.
.
.
.
.Sebelum Lydran makan, Abdar lebih dulu membersihkan tubuh omega ini.
Abdar menyentuh kaki mulus Lydran.
"Tuan, kaki mu sangat indah" Abdar mengecup singkat betis Lydran.Lydran tersenyum penuh percaya diri.
"Oh jelas, kamu tidak tau berapa besar biaya perawatan ku.. jadi jangan coba-coba melukai tubuh indah ku ini"Abdar tersenyum tipis.
"Itu menjadi alasan.. aku tidak akan bisa menyentuh anda dalam hal intim" kata Abdar.Lydran meremas seprei kasurnya lalu mendorong kakinya tepat di wajah Abdar.
"U-untuk mu suatu pengecualian, tergores sedikit tidak apa-apa"Abdar terkekeh pelan.
"A-apa yang lucu ?!" Kata Lydran.Abdar menaruh pelan kaki Lydran lalu mengambil nampan makanan.
"Tuan, makan lah dulu baru mandi"Lydran mengelengkan kepalanya.
"Mandi dulu baru makan""Ah, tapi nanti makanan anda dingin"
"Tidak jadi masalah, jadi cepat gendong dan mandikan aku.. semua ini karena ulah mu tubuh ku jadi kotor"
Abdar mengangguk dengan senyuman di bibirnya.
"Baik tuan muda ku~"Blush!
Kedua pipi Lydran memerah."Berhenti menggoda ku!"
Abdar terus tersenyum menanggapi kata-kata Lydran, perlahan dia menggendong omega ini masuk ke dalam kamar mandi.
.
.Sesuai janji Abdar, selama lima hari dia memberi permen coklat dari mulut ke mulut.
Lydran bahkan tidak segan lagi meminta permen coklat bahkan di hadapan beberapa pelayan.
Mereka juga sesekali melihat Abdar datang ke kamar Lydran dan keluar saat pagi tiba.
Hubungan antara majikan dan tukang kebun ini menarik perhatian salah satu senior dari para pelayan.
Dia mencoba bicara dengan Abdar.
"Boleh aku bicara dengan mu ?" Tanya pelayan pria yang cukup berumur ini."Iya, tentu saja" Abdar melepas sarung tangan yang sering dia pakai untuk menabur pupuk kandang di beberapa tanaman.
Pelayan ini menatap wajah Abdar, dia mengakui kalau alpha ini punya karisma yang mungkin saja menarik perhatian banyak wanita dan para omega termasuk tuan mudanya tapi walau pun begitu, pelayan ini tidak suka kalau Abdar hanya memanfaatkan keadaan hanya untuk menguras uang dari majikan mudanya.
"Maaf, ada yang bisa ku bantu ?" Tanya Abdar sedikit bingung karena pelayan ini terus menatapnya.
Pelayan ini mengelengkan kepalanya pelan lalu tersenyum tipis.
"Nak Abdar, mari duduk di bangku taman""Ah, iya" Abdar mengikuti langkah pelayan ini lalu duduk di dekatnya.
Pelayan ini menghela nafasnya berat.
"Tuan muda Lydran memang seperti itu, dia kadang kasar dan berbuat sesuka hatinya tapi karena usianya yang masih sangat muda kami mencoba memaklumi terlebih dia anak tunggal dari keluarga kaya yang tentu saja sangat di manja oleh orang tuanya.."Abdar terlihat fokus mendengar maksud dari pelayan ini bicara tentang Lydran.
".. yang ingin ku katakan pada mu, kalau memang kamu datang hanya untuk bermain-main, tolong jangan lakukan itu karena aku yakin perasaannya sangat lah rapuh"
"Aku tidak pernah lebih dulu menggodanya mau pun bermain-main.. aku bersikap seperti biasa saja" jawab Abdar.
"Tapi kalian sering-"
Abdar langsung berdiri dari posisi duduknya.
"Itu privasi kami dan tak seharusnya anda ikut campur.. lakukan pekerjaan anda saja sebagai pelayan senior, bergossip di belakang tidak lah baik""Apa ?!" Pelayan senior ini terlihat sedikit naik darah mendengar kata-kata Abdar.
"Maaf, aku sibuk.. aku harus kembali bekerja" Abdar memasang kembali sarung tangannya lalu melangkah pergi.
"Hah, ada-ada saja" gumam Abdar sembari menuangkan pupuk kandang di beberapa tanaman sebelum dia ratakan dengan tangannya.
Saat Abdar tengah sibuk bekerja, sesuatu melesat melewati kepala Abdar.
"Apa itu ta-"
Prang!!
Deg!
Abdar langsung berdiri.
Dia melihat kaca jendela kamar Lydran pecah.Tanpa pikir panjang, Abdar langsung berlari kearah rumah. Para pelayan terlihat panik dan beberapa security berlari mengecek siapa yang sudah menembak jendela kamar Lydran.
"Dimana tuan muda ?!" Tanya Abdar pada salah seorang pelayan, dia kembali melepas sarung tangannya lalu memasukkannya ke dalam saku celana.
"Ma-masih di kamarnya!" Jawab salah satu pelayan.
Abdar langsung mendatangi Lydran, saat berdiri di depan pintu kamar, dia bisa melihat Lydran berdiri di dekat jendela yang sudah pecah sembari mengomel.
Abdar terkekeh pelan.
'Dia tidak punya rasa takut' batin Abdar, tapi senyuman di bibir Abdar langsung hilang saat mata tajamnya melihat peluru kembali melesat kearah Lydran."Tuan muda!" Abdar memeluk Lydran, mereka bersembunyi di bawah bingkai kaca.
Peluru tadi hampir saja mengenai kepala Lydran tapi untunglah Abdar punya refleks yang bagus.
"Wah..." Lydran menatap wajah Abdar.
".. kamu secepat itu menghindari peluru" kata Lydran dengan ekspresi wajah kagum.Abdar tersenyum kaku.
"Ha-hanya refleks biasa tuan muda" jawab Abdar..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)
RandomOMEGAVERSE 🌼 --------------- Hidup berkecukupan membuat Lydran besar kepala dan sombong, Lydran berpikir semua orang akan tunduk saat berbicara masalah uang tapi tamparan keras dia dapatkan dari seorang tukang kebun yang baru bekerja di rumahnya.