34

8.3K 1K 19
                                    

Satu tahun yang lalu,
Ayah Lydran menemui Abdar yang tengah sibuk merapikan tanaman di kebun keluarga kaya ini.

"Tuan besar, kalau anda kemari.. sepatu anda bisa kotor" ujar Abdar karena ini pertama kalinya ayah Lydran datang.

Ayah Lydran memetik satu tomat.
"Kamu merawat kebun keluarga ini dengan baik, aku kagum pada bakat mu" ujar ayah Lydran.

"Terima kasih tuan"

Ayah Lydran menekan-nekan pelan buah tomat di tangannya.
"Kalian semakin akrab .. kamu dan Lydran"

Abdar meremas pelan sekop tanah.
"Maaf atas kelancangan ku tuan"

"Tidak, memang aku yang menyuruh mu untuk memberi dia pelajaran agar dia tidak bersikap angkuh tapi kalau memang kalian ingin lebih serius pun aku tidak melarang"

Abdar langsung menatap ayah Lydran.
"Ap-apa maksud anda ?"

Ayah Lydran tersenyum tipis.
"Aku tidak melarang kamu menjalin hubungan bersama putra ku tapi.. " ayah Lydran mendekat lalu menarik tangan Abdar.

" ..aku hanya meminta satu hal pada mu, ini memang sulit tapi kalau kamu memang setulus itu menaruh rasa pada Lydran maka sebagai orang tua aku ingin kamu menjadi orang sukses tidak sebagai tukang kebun kami lagi.." ayah Lydran menaruh tomat tadi di tangan Abdar.

Ayah Lydran menatap Abdar.
" ..ini syarat dari ku, kamu pun mengerti kemauan ku ini karena Lydran satu-satunya anak kami.. aku tidak mau dia hidup menderita"

Abdar mengangguk pelan.
"Aku mengerti maksud anda tuan"

Ayah Lydran tersenyum lalu menepuk-nepuk lengan Abdar.
"Semoga secepatnya aku bisa memanggil mu 'Anak ku' dan kamu memanggil ku 'Ayah' "

Beberapa hari setelah itu ayah Lydran mendapat surat yang Abdar titipkan pada pelayan. Dia membaca surat dari Abdar lalu senyuman terukir di bibirnya.
"Semoga sukses dan kembali kemari untuk membawa anak ku bersama mu" gumam Ayah Lydran dan di sini lah mereka setelah satu tahun kemudian.

Abdar datang menepati janji.
"Aku pulang tuan" kata Abdar saat duduk berhadapan dengan orang tua Lydran di ruang tamu.

Ayah Lydran tersenyum.
"Kita bukan pekerja dan majikan lagi jadi jangan memanggil ku tuan, kamu terlihat mapan sekarang pak Abdar.. sepertinya usaha mu berkembang pesat"

Abdar membalas senyuman ayah Lydran.
"Terima kasih atas pujian anda"

Melihat ayahnya dan Abdar bicara, Lydran merasa di abaikan oleh Abdar.
"Hei ! Aku disini.. tidak kah kalian melihat ku ?!" Lydran memeluk lengan Abdar.

Abdar terkekeh pelan.
"Setelah satu tahun aku pergi, kamu tidak banyak berubah" bisik Abdar.

"Apa yang kamu harapkan dari ku ? Kamu mau aku terlihat anggun seperti tuan putri ?"

Abdar menyentuh pucuk kepala Lydran lalu tersenyum manis.
"Aku suka kamu apa adanya"

Blush!
Wajah Lydran bersemu merah, dia tidak menduga akan mendapat serangan dadakan ini.

"Ugh! Hentikan itu .. kamu membuat aku malu!" Lydran mengusap-usap wajahnya di lengan Abdar.

Abdar tidak bisa berhenti tertawa melihat tingkah Lydran, dia merangkul pundak Lydran agar lebih dekat dengannya.

Abdar menatap ayah dan ibu Lydran.
"Aku datang untuk menjemput Lydran, boleh kah kami berkencan sebelum menentukan tanggal pernikahan ?"

Dada Lydran berdebar kencang saat mendengar apa yang Abdar katakan, dia tidak menduga Abdar dengan entengnya melamar Lydran.
'Ak-aku.. aku dan Abdar menikah !!'

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang