32

7.9K 957 12
                                    

Keesokan harinya, Ben memilih bolos sekolah dan pergi ke rumahnya bersama Jovial.

Setibanya di rumah Ben, ibunya cukup terkejut melihat Ben datang bersama seorang omega dengan wajah cantiknya juga beberapa orang lagi berdiri di belakang mereka.

"Apa ini Ben ? Siapa orang-orang ini ?" Tanya ibunya.

Ben tidak bicara, karena sebelum mereka pergi ke rumah Ben. Jovial sudah meminta Ben untuk diam saja saat Jovial meminta Ben dari ibunya nanti.

Jovial tersenyum manis.
"Selamat siang mama nya Ben, bukan kah tidak etis membiarkan tamu berdiri di luar ?" Tanya Jovial.

"Ah, ya.. silahkan masuk" ibu Ben mempersilahkan Ben dan Jovial masuk ke dalam rumah.

Mereka duduk di ruang tamu.
Saat duduk di sofa, Jovial langsung menyilangkan kedua kakinya.

"Kita tidak perlu berbasa-basi, kedatangan ku kemari hanya untuk meminta anak mu untuk menjadi milik ku" Jovial menyentuh dadanya.

"Hah ?" Ibu Ben terlihat bingung.
"Tunggu .. apa maksudnya meminta anak ku ?!"

Jovial tersenyum.
"Ya, jadi mulai hari ini Ben bukan milik mu lagi.. dengan artian kau tidak punya hak untuk bertemu bahkan bicara dengannya"

"Apa-apaan ini Ben ?! Kamu pergi lalu datang bersama orang-orang aneh ini, dia bahkan mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal !"

Ben mengepalkan kedua tangannya, dia sangat ingin menyahut kata-kata ibunya tapi Jovial menyentuh tangan Ben agar Ben bisa mengendalikan dirinya.

Jovial menatap ibu Ben.
"Aku tidak membawa Ben secara cuma-cuma.. tapi ada imbalannya"

Anak buah Jovial menaruh dua koper berisi banyak uang di atas meja.
"Apa ini ? Hah.. apa ini ?! Anak ku bukan barang yang bisa kalian beli !!"

Jovial menopang dagunya menatap ibu Ben.
"Ini hanya pertukaran, aku janji akan merawat Ben dengan baik.. " seringai terlihat di bibir Jovial.
" ..tidak seperti saat dia tinggal di tempat ini"

"Hentikan itu !!" Ibu Ben menepis kasar koper tadi yang membuat uang di dalam koper itu terlempar ke lantai.

"Kamu pikir aku tidak menyayangi Ben ?! Aku sangat mencintai putra ku!!"

Ben yang sudah tidak tahan langsung berdiri.
"Sejak kapan ma ?!! Saat aku masih kecil mungkin iya.. tapi sekarang, aku bahkan tidak merasakan apapun dari mama! Saat orang lain ingin mengambil ku mama jadi panik sendiri.. kemana sikap keras kepala mu kemarin ?! Tanpa ku mama masih bisa hidup, mama masih bisa mengemis pada para pria alpha itu !! Bukan kah itu yang selalu mama lakukan selama ini ?! Bahkan mama tidak tau aku pernah tidak makan seharian karena aku tidak punya uang tapi mama pergi bersenang-senang bersama para pria itu !! Jadi jangan katakan, mama mencintai ku" Ben sudah tidak sanggup lagi membendung emosinya.

Ibu Ben langsung mendekati putranya.
"Ben, tidak satu pun ibu yang tidak mencintai putranya.. hanya ada beberapa di luar sana"

Ben menarik tangan ibunya.
"Dari beberapa orang itu, mama juga termasuk salah satu dari mereka" ujar Ben.

Plak!

Ibu Ben menampar wajah Ben.
"Berani sekali kamu-"

Plak!

"Ah!"
Ibu Ben sampai bersungkur ke lantai saat Jovial balik menampar pipi ibu Ben.

Jovial berjongkok di hadapan ibu Ben.
"Kamu ibunya, sebagai seorang ibu.. kamu harusnya dekat dengan anak mu, tapi yang kau lakukan sekarang malah membuatnya semakin membenci mu .. luar dan dalam kamu sakiti, jelas saja dia sangat ingin pergi dari rumah ini"

Setelah berkata seperti itu, Jovial berdiri lalu menggenggam tangan Ben.
"Ku rasa, kamu memang tidak punya alasan lagi untuk tetap tinggal di rumah ini.. sebaiknya kita pulang ke rumah kita"

Jovial menarik Ben ikut bersamanya.
"Ben !! Kembali kemari.. BEN!!" Teriak ibunya tapi Ben tidak perduli, dia memilih ikut bersama Jovial.

Mobil Jovial melaju pergi dari rumah Ben, Ben terus melihat rumahnya dari kaca mobil.
"Kamu mau kembali kesana lagi ? Aku bisa berbalik" ujar Jovial.

Ben tersenyum lalu mengelengkan kepalanya.
"Aku hanya teringat masa-masa sulit ku, aku bahkan mencuri dari kebun tetangga untuk bisa makan" kata Ben.

Jovial menyelipkan jemarinya di antar kemari Ben, Ben menatap Jovial yang saat ini tersenyum kearahnya.

"Mau makan apa malam ini ?" Tanya Jovial.

"Apa di kulkas mu ada bahan makanan ? Aku bisa masak"

"Ada, tapi bukan kah lebih praktis kalau beli saja ?"

Ben menyentuh pipi Jovial.
"Kamu tidak mau mencoba masakan ku ?"

Jovial tersenyum, dia mendekat lalu mengecup singkat bibir Ben.
"Aku mau mencobanya"

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang