Mendengar rumah di tembak orang tidak di kenal, orang tua Lydran yang saat ini tengah berlibur memutuskan pulang padahal mereka masih punya waktu dua hari lagi di tempat tersebut.
Pengacara pun sudah melaporkan hal ini pada polisi jadi mereka tidak terburu-buru saat dalam perjalanan pulang.
"Cepat! Cepat! Pasang yang benar!" Perintah Lydran saat para pekerja memasang kaca jendela kamarnya.
Lydran yang awalnya fokus memperhatikan para pekerja, secara tidak sengaja melihat Abdar berjalan melewatinya.
"Hei.. kamu mau kemana?!" Tanya Lydran, dia berjalan cepat kearah Abdar.
"Ada keperluan taman yang harus ku beli tuan muda, jadi aku akan pergi ke toko perlengkapan kebun" jawab Abdar.
"Aku ikut!"
"A-apa ?"
"Berada di kamar sendirian tidak lah aman, jadi kamu harus ada di sisi ku.. aku ikut !" Kata Lydran merangkul lengan Abdar.
"Ikut keluar bersama ku pun tidak lah aman, aku hanya pergi sebentar"
"Hei! Aku majikan mu... Jadi turuti apa kata-kata ku!" Lydran menatap Abdar kesal.
Abdar menghela nafasnya berat.
"Baik tuan" jawab Abdar."Bagus, sebaiknya kita memakai mobil ku saja.. kamu bisa bawa mobil kan ?" Tanya Lydran.
"Hm, aku bisa"
Lydran berlari masuk ke dalam rumah mengambil kunci mobilnya lalu kembali menemui Abdar.
"Ini, bawa mobil ku"
"Iya" Abdar mengambil kunci mobil tadi lalu pergi bersama Lydran.
Lydran terlihat senang karena ini pertama kalinya dia dan Abdar pergi berdua.
"Hei.. hei!" Lydran menarik-narik jaket Abdar.
"Iya tuan ?" Tanya Abdar merespon Lydran walau pun saat ini dia tengah fokus menyetir mobil.
"Aku mau makan roti bakar! Berhenti sebentar !"
Abdar menuruti kemauan Lydran, mereka berhenti untuk membeli roti bakar. Tak berhenti sampai di situ, Lydran juga mengajak Abdar berkeliling membeli apapun yang dia lihat.
Saat Lydran berlari kearah cafe, Abdar menarik tangan Lydran.
"Tuan, maaf...tapi ini hampir malam, kalau kita tidak cepat tokonya bisa tutup""Tapi aku mau makan sebentar!"
"Anda udah makan banyak cemilan tadi, lebih baik makan di rumah nanti.. para pelayan pasti sudah menyiapkan makan malam untuk mu tuan" kata Abdar.
Lydran mempoutkan bibirnya kesal, dia menepis tangan Abdar lalu masuk ke dalam mobil.
Bam!
Lydran menutup kasar pintu mobil."Hah... Ya ampun" Abdar mengelengkan kepalanya.
.
.Selama perjalanan menuju toko, Lydran tidak mau bicara dengan Abdar.
Dia terus melihat kearah lain bahkan mengabaikan Abdar yang sesekali mengajaknya bicara.
Abdar menyentuh paha Lydran.
Deg!
Lydran langsung menoleh kearah Abdar.Abdar tersenyum tipis.
"Akhirnya tuan mau melihat kearah ku" kata Abdar yang spontan saja membuat kedua pipi Lydran memerah."Fo-fokus menyetir... Aku takut kamu akan terpesona melihat wajah manis ku lalu menabrak kendaraan lain!"
Abdar terkekeh pelan.
"Iya tuan"Sesampainya di toko perlengkapan kebun, Abdar membeli keperluannya sebagai tukang kebun sementara Lydran melihat-lihat beberapa bibit tanaman.
Dia mengambil satu bungkus bibit tanaman lalu membawanya pada Abdar.
"Hei! Apa semangka bisa tumbuh di kebun rumah ku ?" Tanya Lydran memperlihatkan biji semangka yang dia bawa."Hm, tentu bisa tuan muda" jawab Abdar.
"Bagus lah, aku bayar yang satu ini.. cepat ya, aku tunggu di mobil" Lydran melangkah pergi.
Abdar kembali memilih beberapa peralatan lalu beberapa menit kemudian dia membayar barang-barang itu di kasir.
Abdar keluar dari toko, dia berjalan ke tempat parkir dimana hanya tersisa mobil Lydran saja karena toko sudah tutup.
"Tuan, tolong bantu buka bagasi mobil" kata Abdar mengira Lydran ada di dalam mobil.
Karena tidak ada jawaban, Abdar menaruh barang-barang tadi di bawah lalu membuka pintu mobil.
"Tuan ?" Tapi Lydran tidak ada disana.
"Kemana dia pergi ? Apa dia pergi membeli makanan la-"
Deg!
Abdar tidak sengaja melihat sesuatu di dekat mobil.Dia mengambil bungkus tadi yang ternyata bibit tanaman yang Lydran beli.
Abdar melihat sekitar, dia menemukan tulisan L.O di dinding parkiran.
Abdar meremas bibit tanaman tadi dengan tatapan tajam.
"Apa lagi yang mereka mau dari ku ?" Gumam Abdar..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) Anak Tunggal Kaya Raya (BL17+)
RandomOMEGAVERSE 🌼 --------------- Hidup berkecukupan membuat Lydran besar kepala dan sombong, Lydran berpikir semua orang akan tunduk saat berbicara masalah uang tapi tamparan keras dia dapatkan dari seorang tukang kebun yang baru bekerja di rumahnya.