Heiji membuka pintu dengan cepat, lalu melihat 2 orang gadis yang bersama sama menguping pembicaraan kami.
" Ternyata kazuha dan Ran-san " Ucap Heiji dengan ekspresi lemas.
Lalu conan dan aku keluar dari ruangan tak lama setelah heiji.
" Habisnya kalian di dalam seperti membicarakan hal yang serius " Ucap kazuha.
" Dan Rika juga ikutan, jangan bawa bawa Rika ke dalam bahaya loh! " Seru ran sambil menarik dan memeluk ku.
" Baiklah, Ran-neechan " Ucap conan.
" Ayo kita pulang " Ucap Ran.
" Pulang? " Tanya kami.
" Iya, karena kasusnya sudah selesai " Ucap Ran dengan wajah polos.
" HAH?! " Kami segera berlari mencari polisi.
Kami sampai di lantai yang tadinya menjadi lantai pesta.
"Inspektur!" Seru Heiji.
Mereka menghadapi polisi sedangkan aku bersembunyi di belakang sambil mengawasi tersangka yang lain.
Mereka berdebat soal pelaku, sampai akhirnya conan membius mouri dan bersembunyi di samping ku, dan conan memberitahu kemungkinan kemungkian lain.
Yang di tetapkan sebagai pelaku oleh polisi adalah teman dekat korban yaitu Tuan Ichigo ( nama keluarga), tersangka lain bilang dia pernah menjadi atlet penembak yang hebat, dan saat ini berburu di gunung adalah hobi nya.
Dengan beberapa bukti yang tertuju padanya polisi berniat menahan Ichigo, tapi, bukan kah jika kita bisa menyimpulkan dari sana ini menjadi terlalu sederhana? Karena jika ia membunuh dengan keahliannya, dengan hobi dan status nya yang sudah di ketahui siapapun tentu saja dia pasti langsung menjadi yang paling di curigai, seorang pembunuh pasti akan memperkirakan hal itu.
Aku memperhatikan lebih teliti, aku melihat seorang laki laki yang di ketahui sebagai murid korban, yaitu Umaru dari tadi seperti sibuk dengan sesuatu di kantungnya, beberapa kali ia seperti melirik lalu menekan sesuatu.
Karena mencurigakan aku langsung menghadapinya.
" Jurus bocah ala conan " Guman ku sambil berlari ke arah Umaru.
* ghasp.... " AH LE LE???? DOUSTA ONIISAN " Seru ku supaya menjadi perhatian orang orang.
Seperti rencana ku, mereka semua menengok ke arahku bahkan heiji dan conan, pandangan mereka semua tertuju padaku.
" Apa kakak sedang menghubungi seseorang? Sepertinya kakak sibuk dengan sesuatu yang ada di kantung kakak! " Seru ku dengan wajah anak anak.
" Eh.. Ini, tidak apa apa, tadi hanya ada telepon jadi ku matikan " Jawab nya.
" Benarkah?? Tapi aku tidak mendengar suara hp atau melihat getaranya di hp kakak! " Balas ku sambil melihat ke arah kantung nya yang di pegangi oleh nya.
" Aku,, mematikan getaran dan suara nya " Ucap nya sambil tersenyum gugup.
Aku tersenyum " Benarkah? Kalau begitu bagaimana kakak bisa tahu kalau ada telepon, siapa yang kakak hubungi dari tadi? " Tanya ku dengan senyum mengancam.
Dia semakin berkeringat.
" Umaru-san, bisa kami memeriksanya? " Tanya megure dengan perasaan curiga.
Orang itu semakin ketakutan dan mundur perlahan.
Tapi sesuatu yang tak ku duga terjadi, dia berlari sambil secepatnya menelpon nomor yang dari tadi ia kirimi pesan.
Saat melihatnya seperti itu, di pikiran ku terbesit suatu kemungkinan" Jangan jangan... "
Aku segera keluar dan melihat ke arah letak membidik nya pelaku dan sekitarnya.
Aku melihat orang yang sama sedang menelpon sambil memegang senapan nya.
Aku tidak bisa benar benar melihat nya jelas karena saat itu gelap, tapi saat itu aku yakin setelah menelpon ia tersenyum dan memasang posisi membidik lagi.
Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi aku tahu ini benar benar gawat.
Jika dia adalah pembunuh bayaran yang di sewa pelaku, maka yang aku pikirkan hanyalah " Bunuh orang orang, aku membayar mu lebih banyak "
Aku segera berlari mencari conan dan heiji untuk memberi tahu mereka.
" Conan, Heiji-niisan, ini gawat!" Seru ku yang sambil kesulitan bernafas.
Di sana masih ada beberapa anggota polisi, mouri yang masih tertidur karena bius dan Heiji dan conan yang sedang mengobrol, dan mantan tersangka.
" Aku rasa... orang itu... menyewa
.. pembunuh bayaran " Aku masih sulit berbicara karena nafasku." Tenang lah Rika! Jelaskan ada apa " Ucap conan serius.
" Pembunuh bayaran, ku rasa benar Umaru menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh korban, sekarang aku melihat sang pembunuh sedang membidik ke arah mansion, aku tidak tahu siapa yang akan ia bunuh "
Baru selesai aku menjelaskan, suara tembakan dan suara seperti sesuatu yang cepat lewat.
Seorang anggota kepolisian tertembak tepat di kepalanya, ia adalah anggota kepolisian yang menjaga di luar.
Setelah 1 tembakan itu, para tersangka menjadi sangat panik dan berteriak.
Conan segera menghubungi inspektur yang entah sudah selesai atau belum bermain kejar²an dengan pelaku, dan aku berusaha membangun kan mouri.
Sedangkan Heiji mengarahkan orang orang ke tempat aman, saat ini percuma jika kami menutup jendela jendela yang ada, sang pembunuh dari tepat nya ia menembak ke sasaran dia adalah profesional, jika kami menutup jendela kami hanya akan tertembak duluan.
Yang bisa kami lakukan hanyalah sembunyi, di tempat di mana sang sniper tidak bisa menembak kami.
Tapi jika di biarkan, akan percuma juga, ini berbahaya tapi kami harus bergerak.
Beberapa anggota kepolisian yang ada di luar sudah terbunuh, kami hanya bisa mengamati dari tempat yang cukup aman.
" Apa dia sendiri? Apa dia akan memanggil bantuan? Aku yakin membunuh kami adalah hasrat nya sendiri karena dia pasti tau percuma membunuh kami jika Umaru tertangkap " Pikir ku.
Kami harus bersiap dengan segala kemungkinan.
" Sniper ini benar benar... Mengerikan, seperti anggota organisasi hitam, apa sekarang anggota organisasi hitam menerima jasa bayaran untuk membunuh?! Apa organisasi sedang kekurangan uang?" Seru ku.
" Jangan bercanda seperti itu Rika! " Balas Conan.
" Aku tidak bercanda, kita juga belum tahu siapa lawan kita "
" Semoga Ran san dan Kazuha san baik baik saja " Guman ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective conan - Gadis Kecil ( Teman Baru Dari Dunia Lain)
FanfictionAku terbangun di tempat yang asing dan dingin, dimana ini? Shirai Rika, seorang pelajar SMA yang memiliki kemampuan bela diri dan penembak yang baik. kemampuan menembaknya di ajari oleh ayahnya sedari ia masih kecil, karena.. Ssst itu rahasia untu...