kata limbic

0 0 0
                                    

aku pikir mendengarkan dia sungguh mudah. tinggal dengerin saja, kan? tidak. dia juga butuh sesuatu. mendengarkan dan menerima dia tidak semudah mendengarkan cerita orang lain,

bagiku.

=======================

yunseong mengambil tempat duduk tepat di sebelah buki setelah berkonsultasi dengan satpam yang ada di bank itu. dengan formulir dan kertas urutan panggilan ke costumer service di tangan kirinya, yunseong merangkul buki dengan tangan kanannya begitu duduk.

“apaan sih, ini di bank loh haha” ujar buki terkekeh sambil menurunkan tangan yunseong di pundaknya.

“hehe gapapa pengen aja”

“iya deh yang seneng karena mau buka rekening tabungan baru,” goda buki sambil menyenggol sisi badan yunseong.

“ssst kurang kenceng ya ngomongnya”
keduanya terhanyut dalam candaan tadi di tengah-tengah ruang tunggu.

“kamu gapapa nungguin aku?” tanya yunseong lebih pelan dari percakapan mereka sebelumnya.

“iiih iya lah, kan aku yang nawarin. santai aja?”

kali ini buki jadi yang paling sering menawarkan diri untuk menemani yunseong ke mana saja karena baru saja menjalani jadwal libur semesternya. sedangkan yunseong kali ini sedang istirahat jam kerja dan berencana membuka tabungan baru untuk keperluan pengelolaan keuangan dan gaji kerjanya.

“eum.. peutti?” tanya buki dengan suara pelannya.

“ya?”

“menurut peutti.. bagian yang paling sulit di dalam hidup ini apa?”

yunseong memutar matanya sejenak sambil memastikan, “obrolan ringan apa yang serius, nih?”

“terserah, pokoknya menurut peutti..”

“okay menurutku, susah itu nanya ke kamu mau makan apa”

“yeee, itu mah ngungkit masalah makan semalem, ih peutti” gerutu buki kesal dalam mode bisiknya.

dalam tawa bisu yunseong, dia melanjutkan, “haha oke. itu trivialnya. kalau benerannya.. eum..”

yunseong berhenti sejenak. pertanyaan random buki hari ini memakan waktu cukup lama bagi yunseong untuk memikirkan jawabannya.

“gini deh, sebelum aku jawab, aku balikin ke kamu dulu. kalau kamu sendiri gimana?” karena yunseong tau, di setiap pertanyaan buki, pasti ada alasannya. dan kali ini yunseong belum menemukan alasan itu.

“versi serius nya nih ya.. eum.. mikirin, atau ya~ ngerencanain masa depan. —

—kayak.. buki gatau kehidupan orang dewasa tuh gimana. dan itu yang bikin buki sering overthinking dan idealis. merasa setiap hari itu harus perfect karena setiap moment yang kita lakukan itu ngebentuk masa depan. tapi itu melelahkan, dan banyak bikin kecewa, bahkan bikin buki lupa arti bernapas . jadi sekarang buki cuma mau fokus pada apa yang harus buki lakukan hari ini tanpa mikrin masa depan atau masa lalu.—

—di sisi lain, buki gatau yang buki lakukan udah bener apa engga?”

yunseong mengangguk paham dengan penjelasan buki. tanpa banyak menanggapi, “that's good”

“is it?” tanya buki terheran menatap yunseong.

“well.. i dunno too, but let's see. karena jika itu cara yang terbaik bagimu sekarang, ya jalani aja. aku dukung mindset baikmu itu kok” jawaban yunseong membawanya tersenyum simpul sambil membalas tatapan buki

panggilan untuk nasabah nomor CS12, silakan menemui customer service nomor 2. terima kasih

“aku juga punya jawaban dari pertanyaanmu tadi, versi peutti. tunggu bentar ya”

...

buki membuka matanya perlahan ketika ada sosok yang menepuk pundaknya perlahan bagai selimut hangat yang menutupi pundaknya. ia kemudian menlepas salah satu earphone dari telinganya.

“udah jadi, rekeningnya?”

“eum. kamu ketiduran?”

“e-engga. cuma meditasi”

yunseong bernapas lega setelah tahu wanitanya tidak dalam keadaan lelah atau sejenisnya. sepersekon setelah itu, mereka berdua berdiri dan menuju halte bus untuk mengantar yunseong kembali ke kantornya.

“oke jadi, jawaban peutti?” tanya buki sambil menengadahkan wajahnya ke atas menyesuaikan wajah yunseong yang lebih tinggi dari buki.

“eumm..” yunseong mengambil napas, “kalau menurutku, hal yang paling susah selama hidupku itu—

—mendengarkan kata hati”

buki mengerutkan dahinya. kata-kata itu seakan jadi hal yang biasa didengar, bahkan dikalangan semua umur. mendengarkan kata hati ketika sedang memilih sesuatu atau kebingungan akan suatu hal. terdengar biasa. tapi buki belum paham letak sulitnya pekerjaan itu.

“susah banget. seakan-akan mendengarkan cerita orang lain atau mencari orang yang mau jadi pendengar cerita kita itu gampang aja; kalau buki, contohnya, bisa aja ke twitter bertemu dengan stranger-stranger di sana. tapi mendengarkan kata hati sendiri? ga semudah itu.—

—kadang ada kata hati kita yang idealis ingin semuanya harus sempurna. ada kata hati kita yang kelelahan, ingin istirahat lebih lama padahal kita ingin kerjaan cepat selesai. ada kata hati yang penuh emosi; sedih, marah, kecewa, atau mungkin bahagia dan antusias, tapi belum punya wadah untuk menampung semua emosi itu. ketika hati, misal ingin menangis, ternyata kita tak punya waktu untuk itu. dan masih banyak lagi. —

kata hati itu ada. tapi untuk bisa mendengarkan dan memenuhi permintaannya sungguh sulit. dan yang harus kita lakukan hanya sesimpel memvalidasi mereka. tapi apa kita pernah melakukan hal itu? —

—itu bagiku sulit sih, buki. menjadi teman bagi kata hati kita, tapi—”

kata-kata yunseong sekali lagi terputus, tepat saat buki sudah bergelinang air mata, dan yunseong menatapnya. yunseong menyimpukan senyum pahitnya,

“aku harap kamu tahu. semua kesulitan itu semakin mereda ketika peutti ketemu buki”

“heum, kok bisa?” buki lebih heran lagi dengan pernyataan itu.

“kaena aku banyak belajar dari kamu. bahwa mendengar kata hati se-penting itu”

“jadi maksud peutti, kehadiran buki jadi perubahan signifikannya peutti dari kesulitan menjadi.. lebih baik?”

“excactly”

...

dalam bus

...

“yunseong, kamu capek ya?”

“iya, but it's okay”

“maaf, pasti gara-gara pertanyaan buki tadi, ya?”

“it's okay buki, itu bukan kesalahan kamu”

“beneran?”

“buki, listen. aku emang capek. karena tadi ngurus ke bank dan iya termasuk menjawab pertanyaanmu. hati aku gapapa, sekarang. manusia boleh capek sejenak, kan?—

so listen to your heart, not mine

“o-okay, maa— eh bukan, makasih peutti”

“haha okay, anytime good girl. makasih sudah nemenin peutti, aku kerja dulu ya”

●●●●●●●●●●●●●●●●

Menurutku, temuan ini cukup menarik. Hal sepele yang ga mudah dilakukan, tapi bisa dilatih.
Pelan-pelan ya.

DIARY; You Are Me, I Am YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang