♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡yunseong membawakan dua gelas berisi susu hangat sesampainya di balkon rumahnya. dia letakkan di meja sebelah buki, kemudian yunseong duduk di sofa yang sama dengan buki.
"aaa maaci peutti. oh my God susu hangat!" ujar buki girang selagi menggabungkan kedua tangannya di depan dada.
"yup. cepet minum gih biar ga dingin"
buki mengambil kedua gelas dan menyerahkan salah satu untuk yunseong.
"kamu gapapa minum susu juga?" tanya buki meyakinkan.
"kan bukan coklat, sayang"
buki mengangguk paham sambil mengiyakan. buki meneguk sekali minuman hangatnya perlahan. sepersekon setelahnya buki mulai menggoyangkan badannya dan menggerakkan kakinya. seperti biasa, susu hangat memang enak!
"hm hm.. seneng banget, ya, hari ini?" yunseong menaruh gelasnya, sambil terkekeh ringan melihat tingkah buki
"yes. i'm so happy! kalau peutti gimana hari ini?"
"i'm feeling good, apalagi ada buki di sini. thanks!"
buki masih menggerakkan kedua kakinya sambil melihat jauh ke depan dengan senyuman. yunseong menyadarinya, hari ini buki cukup berbeda--perasaanya, bukan orangnya. rasanya seperti minggu melelahkan yunseong kali ini menghilang begitu saja oleh energi positif buki.
"is everything alright, buki?" tanya yunseong, meyakinkan diri.
"nope, actually. but still, i'm happy hehe" buki mulai menundukkan pandangannya, memperhatikan bagaimana kedua kakinya terus bergoyang, namun perlahan pandangannya sayu meski masih tersenyum.
"hm?"
"peutti!" buki menoleh ke arah yunseong, "gimana caranya ngatasin rasa senang yang menggebu-gebu?" tanya buki dalam senyum manisnya--bagi yunseong.
"eh?" yunseong membelalakkan matanya, namun berusaha mengontrol dirinya agar tidak terkejut berlebihan, memastikan buki tidak tersinggung dengan reaksinya.
"iya, buki seneng banget hari ini tapi gatau harus gimana. makanya buki ke sini. buki bingung senengnya buki harus diapain"
"o-okay buki. menurutmu, apa yang sebaiknya kamu lakukan dengan perasaan senang itu?" seperti biasa, sebelum yunseong menjawab, ia selalu memastikan apakah sebenarnya ada jawaban di kepala buki.
"harusnya? harusnya orang bahagia itu menyebarkan kebahagiaannya ga sih biar semua orang juga ikut merasa bahagia? atau malah bikin mereka iri nanti? atau mungkin sebenernya buki harusnya bersyukur? tapi buki gatau bersyukurnya gimana, berbagi kebaikan gitu? gatau, sebenernya buki cuma pengen bahagia sendiri sih, tapi kayak gitu salah ga? buki takut..." buki menjeda ocehannya setelah menyadari yunseong menatap buki cukup serius, entah karena apa.
"takut apa?"
"takut kalau setelah ini ada kejadian tidak... menyenangkan" ucap buki lebih pelan dari sebelumnya.
untuk beberapa detik, yunseong khawatir. entah karena apa. baginya ada beberapa kemungkinan. buki sedang memaksakan rasa bahagianya, atau buki memang sedang ingin bahagia namun tak tahu bagaimana caranya. yunseong sedikit nyeri ketika dia sadar; buki sebenarnya tidak perlu mempertanyakan rasa senangnya. dia hanya perlu mengakui dan merasakan rasa senang itu, sama seperti ketika buki sudah terlatih untuk mengakui rasa sedihnya.
"oooh gitu. terus buki udah ngelakuin apa aja selama ngerasa senang gini?"
"buki... eum. main ke rumah peutti hari ini. tapi kalau kemarin, buki makan es krim, terus nonton film, nari-nari ga jelas di kamar, olah raga.. ya hanya membahagiakan diri, ga membahagiakan orang lain."
yunseong merajut senyumnya perlahan. sedikit sulit, namun dia mengusahakan. di sisi lain, buki yang beberapa hari terakhir terasa menggebu-gebu, kini dihadapkan juga dengan rasa cemasnya. namun kali ini berbeda--dia cemas dengan rasa bahagianya.
"okay good. jadi buki melakukan hal yang disukai, itu temasuk bersyukur karena senang ga?"
"mmm-mungkin?" jawab buki ragu, namun sesaat setelah melihat wajah yunseong yang bertanya-tanya, "iya sih, iya"
"jadi menurut buki, is it a bad thing?"
"engga, sih.." jawab buki lirih.
"sure, aku setuju. it's great buki" sahut yunseong, sambil mengarahkan badannya lebih menyamping agar bisa menatap buki tanpa harus menoleh.
"oh.. jadi buki ga harus nge share kebahagiaan buki, ya?" tanya buki pelan.
"emangnya, ada yang mengharuskan?" tanya yunseong tersenyum simpul, sedikit lega karena buki tak perlu merasa bersalah atas keputusannya.
"e-eh.. iya juga. gaada sih.."
"buki.."
buki terkejut begitu merasakan bahwa tangannya semakin hangat, karena genggaman tangan yunseong. sebuah kehangatan yang menyatakan sesuatu yang tersirat--you deserve to feel happy.
"i'm glad that nowadays you can accept your sadness, fear, anxious, or whatever the negative feelings you get. tapi, sebagaimana kamu mengijinkan dirimu untuk merasa sedih, so, ijinkan saja dirimu untuk merasa bahagia. why not?" ucap yunseong pelan setengah berbisik.
"okay.." tatapan buki perlahan menjadi sendu--di tengah rasa bahagianya yang sebenarnya masih menggebu. buki sekali lagi bersyukur, bahwa masih ada tempat untuk buki merasakan bahagia tanpa ada perasaan dihakimi atau disalahkan.
"makasih udah merasa bahagia hari ini, dan makasih juga udah membagikan itu ke peutti. aku ikut senang mendengarnya. but i hope you realize...
that you don't need to be worry to feel happy?"
buki tersenyum lebar, selebar-lebarnya senyuman yang dapat dibentuk oleh bibirnya. tanpa melepas genggaman yunseong, buki memeluk erat yunseong. sejujurnya, yunseong bisa saja menghitung dengan jari tangannya, berapa kali buli mengawali pelukan mereka--tapi, itu sama sekali tidak menyingkirkan rasa bahagianya--yunseong, sangat bahagia.
"sayang banget sama peutti yunseong!"
"yunseong juga sayang banget sama buki, makasih ya,"
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
"and remember, buki. focus on this moment. focus on being happy for today without thinking how the future will be or bring you. we will head it together later,"
"siap, peutti!"
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
at this state, i just realize; he is actually me. a communication between me and I. and i'm so glad to have this au.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY; You Are Me, I Am You
General Fiction◇Half socmed au, half writings au. ◇Slice of life. Wonder how it feels to be Buki who have Hwang "Peutti" Yunseong as her pillar of emotion and her diary. They have always been so grateful to have each other to depend on in every ups and downs. ●●...