kepemilikan (1)

0 0 0
                                    

Memiliki seseorang

atau

memiliki sesuatu.

Why would be this important?

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

“Kamu mau di tempat yang mana, buki?”

“Yang ga keliatan banyak orang” ucap buki lirih menjawab pertanyaan yunseong yang sedang mereservasi tempat di restoran itu.

“Baik kak. Kami ada ruang privat di balkon, jika mau. Bisa untuk dua sampai empat orang, bisa buka jendelanya kalau ingin suasana outdoor. Namun dikenakan biaya tambahan ya kak”

“Oh gaja—”

“Oke itu aja ya kak” yunseong menyela buki.

“Yunseong..”

“Oke kak, ditunggu sebentar”

.

.

.

Kalau bisa, saat ini mungkin buki ingin mengomeli yunseong. Tapi untuk berbicara saja sudah cukup melelahkan buat buki. Buki hanya bisa melamuni hal itu sambil berpikir, bagaimana caranya dia menyalurkan rasa kesalnya.

“Buki cantik banget malam ini” sahut yunseong memecah lamunan buki.

“Jadi yang kemarin-kemarin engga?”

“Hahaha engga lah, kamu selalu cantik”

“Yauda gausa ngomong gitu lah” entah kenapa malam ini, pada yunseong, buki memilih menjadi jutek yang saat ini tak diketahui juga apa alasannya. 

“O-okay”

Yunseong sebenarnya cukup bingung dengan suasana ini. Malam atau momen yang selalu mereka tunggu-tunggu setiap minggu ini terasa janggal. Buki dan yunseong tak sabar saling bertemu saat bercengkrama di chat, tapi ketika mereka bertemu—entah bagian mana dari yunseong yang salah—selalu ada hal yang membuat buki kesal. 

“Kenapa sih jadi di ruang ini? Padahal tadi aku mau bilang di tempat biasa juga gapapa. Aku emang lagi pengen di tempat sepi tapi kan ga harus gini, kita jadi harus bayar biaya tambahan” buki akhirnya mengeluarkan apapun yang sudah dia tahan.

“Gapapa, kan aku bilang tadi aku yang bayar”

“Hhhh...” buki memutar bola matanya “tau gitu malam ini bss aja”

“Ya tapi..” yunseong memberi jeda pada percakapan itu.

Dia tahu, melanjutkan argumennya tidak akan menyelesaikan apapun dan hanya menyisakan rasa canggung nantinya saat makan. 

Yunseong menarik napas panjang sambil mengeratkan mulutnya—berharap mulut yang agak nakalnya ini tidak mengeluarkan satu katapun yang menyakiti hati buki. Di sisi lain, buki mengeluarkan hp nya.

Sungguh, ini sungguh janggal, setidaknya bagi yunseong yang menyadari keadaan ini. Kesepakatan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan gadget saat saling bertemu yang sudah ditetapkan sejak mereka bersama, tiba-tiba seperti lenyap ditelan atmosfir kesal mereka.

DIARY; You Are Me, I Am YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang