It's all about interacting with the world.
So that we can (share) love again.
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
“So you can love again”
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
“Croissant, choco latte, caramel machiato. Silakan kak, pesanan sudah semua ya?” waitress itu kemudian membungkuk ringan dan pergi dari meja mereka.
Bersamaan, tangan mereka mengatur meja makan mereka agar mereka bisa makan, minum dan membaca buku dengan nyaman.
Rencana yang baru terwujud setelah beberapa purnama terlewati akhirnya terlaksana. Mungkin terasa tak jauh berbeda dengan weekly date biasanya, namun cafe ini, khususnya, terasa unik.
Mereka duduk berdua saling bersandar punggung, lesehan di lantai kayu triplek estetik sambil meluruskan kaki setelah jalan pagi bersama. Masing-masing tangan mereka telah menopang satu buku yang sedang mereka baca.
Menit itu berlalu tanpa suara apapun, dan kala itu mereka saling percaya bahwa mereka tidak akan menjatuhkan punggung masing-masing. Tangan Yunseong sesekali menggenggam satu tangan Buki selagi saling bersandar.
“Yunseong,”
“Hm?” Yunseong menaruh bukunya di atas kakinya.
“I hate you”
“...”
“...”
Hanya ada suara helaan napas buki yang—iya, sedikit—cemas dengan apa yang barusan dikeluarkan mulutnya.
“Okay,”
“O-okay?” Buki menekuk lehernya tanpa melihat Yunseong.
“Wajar si kalau ada bagian dari diriku yang ga kamu suka,”
“No i mean, what if i hate you to the most?”
Yunseong memutar bola matanya sambil diam-diam tersenyum,
“Haha, okay,”“That's it? Just okay??” Buki begitu berusaha membuat suara tertegunnya tidak terlalu mengganggu penghuni book cafe ini.
“Iya,”
“Kamu ga tanya kenapa?”
“Aku tidak merasa perlu, karena aku tahu buki ga akan kayak gitu,” diam-diam Yunseong menyimpulkan senyumnya.
“Nah, kalau aku orang lain, atau orang yang ga kamu kenal?”
“Ya sama, aku ga peduli. It's their problem, not mine,”
Buki terdiam membatu hingga buku yang dibacanya jatuh tak bernyawa di atas kakinya.
“They can hate me, but i won't hate myself,”
“Wow?”
“Kamu baca buku apa sih?” sambil terkekeh ringan dengan rasa penasaran, Yunseong membalikkan badannya perlahan sambil merentangkan tangannya di belakang punggung Buki agar tidak terjatuh.
“Gaada hubungannya sama yang aku baca sih, aku tiba-tiba kepikiran aja,”
“It's okay, mungkin pikiran itu muncul dari ideologi atau gagasan dari buku yang kamu baca. Self improvement book sometimes do that to our brain,”
“Emang Peutti baca apa?” Buki mengintip cover buku yang dibaca Yunseong.
“Doraemon,”
Katanya, kalau orang sedang kaget, semua bagian di dalam wajah akan terbuka. Begitulah ekspresi buki, mata nya terbelalak, mulutnya terbuka lebar, dan hidungnya kembang kempis menahan gejolak tawa dari paru-parunya.
“Nostalgia?!”
“Hehe, iya”
.
.
.
Beberapa jam telah berlalu begitu cepat, hingga mereka sadar ada beberapa pelanggan waiting list di luar karena sudah mulai jam makan siang.
Selagi barang-barang mereka dikemasi, Yunseong membantu membawa tas Buki. Helaan napasnya membawa Buki perlahan berdiri.
“I guess i'm the problem,”
“No way you are?”
“Ya, rasanya kayak lagi benci banget sama semua orang. Rasanya aku ga cocok sama dunia ini. Padahal aku yang bermasalah, tapi jadi benci ke semua hal. Emang bener lirik mba IU, hate speech datang dari orang yang bermasalah sebenernya,”
“May I know or help your problems?”
“Aku juga gatau apa,” langkah kaki mereka beriringan mengucap salam untuk pulang dari book cafe ini.
“Ngomong-ngomong tentang mba IU, beliau juga pernah bilang; love will always win over hate. For me, our first baby step is to reach the problems and should we.. love them? Hehe, biar kita bisa pecahkan satu-satu. How is it?”
“Love will always win over hate..” Buki mulai menggumam dan merenungi apa yang baru saja dikutip Yunseong.
“Tapi, ga sekarang juga gapapa, sih. Senyamanmu,”
Yunseong mengeluarkan benda kecil dari kantongnya. Dia memberikan salah satu keping earphone wireless ke telinga Buki, lalu memasang satu lagi di telinganya. Yunseong memilih salah satu lagu yang sangat mengingatkannya dengan perbincangan mereka hari ini.
“Any request?”
“Love poem is a good song, tho. Dengerin ini aja dulu, aku ikut playlist Peutti,”
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
“Love will always win over hate” – Lee JiEun (IU)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY; You Are Me, I Am You
General Fiction◇Half socmed au, half writings au. ◇Slice of life. Wonder how it feels to be Buki who have Hwang "Peutti" Yunseong as her pillar of emotion and her diary. They have always been so grateful to have each other to depend on in every ups and downs. ●●...