1 | Orang-Orang Aneh

7K 931 149
                                    

Ada beberapa tambahan dan perbaikan untuk bab ini. Jadi untuk yang sebelumnya sudah membaca bisa dibaca ulang ya 😉 (btw, emot ini genit banget 😅)

Note : Nama tokoh, nama tempat dan apa pun dalam cerita ini hanyalah fiksi. Tidak dapat dijadikan acuan apa pun.

Selamat membaca 😘

Sakit di seluruh tubuhnya menyadarkan Caca bahwa ia tidak mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit di seluruh tubuhnya menyadarkan Caca bahwa ia tidak mati.

Mungkin Tuhan mengabulkan doanya. Apakah wanita itu menemukannya tak sadarkan diri di dalam sumur? Tapi ... jika ia tak sadarkan diri di dalam sumur, hanya perlu beberapa saat untuk membuat Caca mati. Lantas, ia di mana dan siapa yang menyelamatkannya?

Atau ... apakah para lelaki bajingan itu menariknya dari sumur dan menjualnya?

Mungkin, kah seperti itu?

Lama tak mendengar suara apa pun, Caca memberanikan diri untuk membuka mata. Samar, netranya menangkap siluet seseorang.

"Dia bangun!"

"Cepat panggilkan tabib."

Terlambat, Caca tidak bisa lagi berpura-pura tak sadarkan diri. Namun, nada khawatir bercampur gembira itu mendorong Caca untuk membuka mata sepenuhnya.

Pandangan pertama yang ia lihat adalah seorang gadis berpakaian aneh. Hanya mengenakan kain yang melilit tubuhnya dengan bahu terbuka dan rambut disanggul rapi. Apakah gadis ini sehabis mandi saat mendapati Caca membuka mata?

Tiba-tiba saja ruangan yang sebelumnya hening berubah menjadi berisik.

Caca mengedarkan pandang dengan linglung. Mengapa mereka memakai baju yang seperti itu? Mereka tidak punya baju yang lebih "normal"?

Empat orang gadis mendekatinya diikuti seorang lelaki tua atau lebih baik dipanggil kakek karena warna rambut lelaki itu telah memutih dimakan usia.

Saat Kakek tersebut akan menyentuh tangannya Caca dengan cepat menghindar.

"Jangan sentuh," katanya seraya menarik selimut menutupi diri.

Caca pikir Kakek itu akan marah. Tapi ia malah dibuat terkejut ketika Kakek tersebut menjatuhkan diri ke lantai, kemudian membungkuk padanya.

"Ampun beribu ampun Ndoro Putri, hamba yang rendah ini hanya ingin memeriksa kesehatan Ndoro Putri. Ampuni hamba yang lancang menyentuh tangan Ndoro Putri tanpa izin."

Hah? Apa? Sepertinya Caca memang sedang berhalusinasi. Atau ia sedang berada di alam akhirat sekarang?

Tapi ... memangnya akhirat seperti ini? Ada yang pernah ke akhirat? Jika ada, bisakah beritahu gadis malang itu bagaimana keadaan di sana?

"Apakah ada yang sakit dari tubuh Ndoro Putri?"

Lantaran didera kebingungan teramat sangat, jawaban yang harusnya di balas dengan anggukan kepala malah dibalas Caca dengan menggeleng. Padahal seluruh tubuh Caca terasa remuk.

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang