11 | Permata yang Hilang

3.7K 705 108
                                    

Seharusnya aku mengikatmu lebih erat agar kamu tidak dapat melarikan diri.

Nilam mencegat Cakrawati ketika gadis itu akan mengetuk pintu kamar, siap membangunkan junjungan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nilam mencegat Cakrawati ketika gadis itu akan mengetuk pintu kamar, siap membangunkan junjungan mereka.

"Ndoro Putri susah tidur tadi malam dan beliau berpesan untuk dibangunkan agak siang," katanya.

Mendengar hal itu Cakrawati pun mengangguk. Tidak jadi mengetuk pintu kamar lalu berbalik pergi. Akhir-akhir ini Ndoro Putri mereka itu sangat sulit tertidur dan sedikit suara dapat membuatnya langsung terbangun. Oleh karena itu, Cakrawati memilih pergi menjauhi kamar.

Nilam melirik pintu kamar sebentar, ia khawatir dengan keselamatan Ndoro Putri. Namun, ia tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu senja untuk menanti kabar dari saudaranya yang terjebak di Hutan Sunyi. Ia harap dengan berada di Hutan Sunyi, Ndoro Putri dapat benar-benar terbebas dari kekangan Baginda Raja. Ia harap Ndoro Putri bahagia tinggal di sana, sebab Hutan Sunyi tidak terlalu mengerikan seperti yang orang-orang bicarakan.

Cerita ribuan tahun lalu, tidak sepenuhnya benar.

***

Tok Tok Tok

"Ndoro ...."

Matahari sudah meninggi Cakrawati kembali bersiap membangunkan Caca. Ia telah mengetuk pintu beberapa kali tapi tak ada sahutan apa pun dari dalam. Padahal biasanya ia hanya perlu mengetuk pintu dua kali maka suara lembut akan menjawabnya.

"Ndoro Putri ...."

Hening.

Cakrawati memegang gagang pintu ragu-ragu, siap masuk ke dalam kamar. Ia menunggu beberapa saat, ketika Nilam datang bersama sebuah kotak yang ia yakini itu adalah hadiah dari Baginda Raja yang datang hari ini Cakrawati pun membuka pintu kamar dengan pelan.

Ia mengintip sedikit. Tidak ada siapa pun di atas kasur.

"Ndoro?"

Hanya keheningan kamar yang menjawab panggilan Cakrawati. Rasa khawatir langsung menyergap gadis itu, ia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada junjungannya itu. Kemudian saat pintu kamar terbuka sepenuhnya dan ia melihat keadaan kamar yang berantakan, banyak potongan rambut di lantai kamar, gadis itu menutup mulut syok dengan apa yang ia lihat.

"Nilam ... Ndoro ...." Kemudian Cakrawati dengan cepat memeriksa kamar mandi, mungkin Ndoro Putri sedang mandi setelah memotong rambut. Cakrawati mencoba untuk berprasangka baik. Akan tetapi saat mendapati kamar mandi juga kosong, gadis itu tak lagi dapat mempertahankan prasangka baik dalam hatinya.

Bunyi benda jatuh membuat Cakrawati bergegas ke luar. Ia mendapati Nilam memegang surat dengan tangan gemetar, kotak yang sebelumnya dipegang gadis itu tergelak di dekat kaki. Cakrawati dengan cepat mendekati Nilam.

Betapa terkejutnya Cakrawati ketika ia membaca isi surat tersebut.

"Kita harus memberitahu Baginda." Tanpa kata Cakrawati pun dengan cepat menarik Nilam ke luar kamar. Mereka harus menghentikan apa yang akan Ndoro Putri akan lakukan. Cakrawati tidak sanggup membayangkan jika hal yang tertulis dalam surat itu jadi kenyataan.

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang