9 | Aku Cemburu

4.1K 695 142
                                    

Ini beneran update wkwkw, yang waktu itu kepencet :)

Aku panjangin deh, sebagai permintaan maaf karena sempat php 🙃

Aku panjangin deh, sebagai permintaan maaf karena sempat php  🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selayaknya burung, aku juga ingin bebas. Bebas mengepakkan sayap ke mana pun aku mau, tanpa rantai yang mengikat sebagai pembatas.

***

Tidak banyak yang bisa Caca lakukan sebagai seorang pengangguran, hingga ia meminta diajari Nilam dan Cakrawati menyulam. Kadang Caca suka mengeringkan bunga atau daun yang menurutnya unik kemudian gadis itu akan menyimpannya. Kenapa? Karena jika Caca membuat prakarya menggunakan daun atau bunga-bunga kering itu, Danadyaksa akan membawanya.

Gadis itu menyandarkan diri pada pendopo. Lantaran Caca yang protes Danadyaksa mengunjungi kamarnya, lelaki itu malah membuat pendopo di depan Istana Teratai. Ketika ia berkunjung, maka mereka akan duduk di sana. Setidaknya lebih aman dibanding berduaan di ruang tertutup.

Caca menghela napas, menatap saputangan yang ia sulam.

Abstrak. Polanya tidak karuan, persis seperti pikiran Caca yang tengah melayang ke mana-mana.

"Aa!" Ia meringis kala jarum tak sengaja menusuk tangannya. Tidak berdarah, ia hanya kaget.

"Ndoro Putri tidak apa-apa?"

Caca mengangkat kepala, menatap lelaki asing yang entah siapa tengah duduk di depannya.

"Sejak kapan kamu ada di sana?"

Lelaki itu tersenyum, dilihat dari garis wajahnya ia mirip dengan Danadyaksa. Mungkin, keluarganya?

"Sejak lama, tapi Ndoro Putri terlalu asyik melamun. Sedang merindukan Baginda Raja, ya?"

Tatapan Caca berubah jengkel. Jelas ia tidak suka mendengar nama Danadyaksa disebut.

"Ah, tebakanku salah, ya?" Lelaki itu menatap sekeliling, sama sekali tak terganggu dengan tatapan tak suka yang Caca layangkan padanya. "Istana Teratai kembali hidup setelah kedatangan Ndoro."

"Memangnya Istana ini pernah mati?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja, tidak serius. Namun, siapa sangka lelaki di hadapannya menjawab pertanyaan Caca dengan jawaban yang tak pernah Caca bayangkan.

"Pernah. Setelah Dinda Agniasari meninggal dunia."

Agniasari?

"Adik perempuan Baginda, umurnya mungkin tidak terlalu jauh dari Ndoro Putri. Dia gadis yang manja, terlebih setelah kematian Raja dan Ratu terdahulu. Baginda sangat menyayanginya, mungkin karena hanya Dinda Agniasari yang Baginda punya."

Mungkinkah Danadyaksa melihat Caca sebagai pengganti adik perempuannya? Jika hanya sebagai adik, tidak mungkin Danadyaksa ingin mempersuntingnya.

"Baginda seperti kehilangan tujuan hidup setelah Dinda Agniasari meninggal. Ia selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan, tapi setelah Ndoro Putri hadir, Baginda seolah kembali menemukan tujuan hidupnya. Seluruh kerajaan Nirankara berhutang dengan Ndoro Putri."

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang