Kembali ke pengaturan awal, cerita ini update setiap senin, jika ada up di hari lain, berarti itu bonus.
🌟🌟 Selamat membaca 🌟🌟
Jika kamu memang menginginkannya, mengapa tidak berjuang untuk mendapatkannya? Mengapa menyalahkan orang lain yang tidak tahu apa-apa.
***
Taman istana masih sama seperti yang Caca ingat terakhir kali. Gadis cantik dengan rambut digelung itu dengan sengaja melangkah ke tempat terakhir ia pernah bertemu dengan Timun Mas. Sama sekali tidak berharap akan bertemu, tapi siapa sangka jika ternyata Sang Ratu ada di sana, tentu saja bersama beberapa pelayan setianya.
"Ndoro, bagaimana kalau kita kembali saja?"
"Kembali? Mengapa harus kembali?"
Sajani melihat rombongan ratu di depan sana, kemudian menyikut Laksita. Kentara sekali ia bingung ingin menjawab pertanyaan dari Caca.
"Kami hanya takut, Gusti Ratu akan menyakiti Ndoro seperti yang terakhir kali. Banyak yang mengatakan kalau Ndoro sampai kegu--"
"Sampai berdarah maksud Laksita, Ndoro." Sajani memelototi rekannya.
Ah, Caca ingat kejadian itu. Hari paling memalukan yang pernah ia alami. Terlebih kesalahpahaman yang ditimbulkan setelah kejadian itu. Caca tak tahu apakah kesalahpahaman itu telah selesai sekarang, padahal ia sudah mengatakan yang sebenarnya tapi rumor terlanjur menyebar dan Caca tidak dapat berbuat banyak. Terlebih Danadyaksa sialan itu hanya diam saja.
"Aku ingin membuat mahkota bunga, kalian ingin membuatnya denganku? Menurut kalian aku cocok dengan bunga berwarna apa?"
"Ndoro akan tetap cantik dengan warna apa saja."
Pujian Laksita mirip seperti buaya buaya yang dulu sering menggoda Caca.
Caca kembali menatap Timun Mas yang sepertinya telah menyadari keberadaan. Sang Ratu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Meki begitu Caca bersyukur Timun Mas lebih mudah untuk dibaca ekspresinya dibanding Danadyaksa. Lelaki itu setenang air danau.
"Mari temani aku menyapa Gusti Ratu, sangat tidak sopan jika kita menghindar begitu saja." Berbanding terbalik dengan kata-katanya yang tenang, jantung Caca bergemuruh tak karuan. Padahal sewaktu mengajak berjalan-jalan dan berniat menemui Timun Mas, Caca merasa baik-baik saja. Namun, setelah berhadapan langsung seperti ini, nyalinya mendadak menyusut.
Tenang, Caca. Kamu bukan selingkuhan Danadyaksa yang harus takut bertemu dengan istri sahnya.
"Kami akan melindungi, Ndoro jika pihak dari Gusti Ratu macam-macam."
Mohon bantuannya, Sajani, Laksita.
Setelah menenangkan batinnya, Caca mengulas senyum manis ketika akhirnya berhadapan dengan Timun Mas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Giant [END]
FantasyDi tengah pelariannya Caca bersembunyi dalam sumur tua. Namun, ia tak menyangka kalau sumur itu menghubungkannya dengan dunia lain. Tempat asing yang menganggapnya sebagai hadiah dari persembahan. Walhasil Caca kembali melarikan diri. Caca pikir di...