8 | Sebuah Rencana

4K 665 120
                                    

Seberapa besar pun perlindungan yang dijanjikan hewan buas, kamu pasti tidak akan pernah bisa sepenuhnya percaya. Bisa saja, suatu saat nanti, ketika ia merasa kamu tak lagi menyenangkan, ia akan melenyapkanmu begitu saja.

 Bisa saja, suatu saat nanti, ketika ia merasa kamu tak lagi menyenangkan, ia akan melenyapkanmu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Caca tahu mengapa mereka bereaksi berlebihan padahal ia hanya "bocor" saja. Mengapa mereka mengira ia keguguran? Caca bahkan tidak hamil. Bagaimana Caca bisa hamil jika ia bahkan tidak pernah melakukan hal yang nununana?

Ia memalingkan muka ke kanan, menolak bertatapan dengan Danadyaksa yang duduk di sisi kasur. Pasti prasangka mereka karena lelaki ini kadang-kadang masih datang ke kamarnya malam-malam?

Mendadak sakit diperutnya sampai ke kepala.

Karena ia terjatuh dan berdarah, lantas lelaki itu--yang bersama Danadyaksa waktu itu--mengiranya keguguran dan berakhir menyebarkan rumor tak berdasar?

Dasar, bedebah! Ups, Caca tidak boleh berkata kasar.

Walau Caca telah mati-matian mengatakan pada tabib--sambil menahan malu--kalau ia hanya sedang datang bulan, tabib itu hanya tersenyum maklum dan meresepkan obat. Untung saja Danadyaksa tidak memaksa Caca meminum obat itu, jelas saja Danadyaksa tahu apa yang mereka tuduhkan tidak benar. Namun, lelaki itu juga tidak mengatakan apa pun--seolah ia membiarkan semua orang dengan pikiran liarnya tanpa berniat meluruskan kesalahpahaman yang ada.

Nilam telah membuatkannya rebusan jahe--minuman ini jelas lebih Caca perlukan dibanding obat tabib itu.

Caca ingin sekali bertanya, apakah mereka memiliki botol plastik? Ia ingin memasukkan air hangat ke botol untuk digunakan sebagai kompres hangat pada perut. Biasanya cara itu efektif meredakan nyeri haid Caca. Mengapa zaman ini belum ada botol plastik, sih?

Caca kadang lupa tengah hidup di zaman baheula.

"Mau minum lagi?"

Sekarang ia sangat, sangat, membenci suara Danadyaksa. Agaknya suara lelaki itu kini sangat mirip dengan dengungan suara nyamuk--mengganggu! Mungkin karena hormonnya yang sedang tidak stabil, Caca sangat ingin mendepak Danadyaksa dari kamarnya saat ini.

"Aku hanya butuh beristirahat, Baginda," katanya tanpa menatap Danadyaksa. Untuk sejenak Caca lupa tengah berbicara dengan seorang Raja.

Rasa hangat melingkupi tubuhnya, pasti Danadyaksa tengah memakaikan Caca selimut. Gadis itu dengan cepat memejamkan mata, pura-pura tidur saja.

Lelaki itu mengelus lembut kepala Caca sebelum beranjak dari duduknya. "Selamat tidur, Dinda."

***

Niat Caca hanya pura-pura tidur, tapi malah berakhir tidur nyenyak. Lalu ia terbagun di kesunyian malam. Entah sekarang jam berapa, Caca tak tahu.

"Ndoro?"

Suara itu membuatnya menoleh, Nilam duduk tak jauh darinya. Gadis itu menjaganya saat tidur?

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang