18 | Buntu

3.6K 678 49
                                    

Yok, bisa tembus 100 vote yuk 🔥

Kalau sudah bilangin aku ya 🤣

Ketika aku melihat matahari terbit dan menyadari satu hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku melihat matahari terbit dan menyadari satu hari telah berlalu. Aku kembali bertanya, kapan semua ini akan berakhir? Kapan aku mati?

***

"Sudah berapa kali aku katakan, kalau kamu tidak akan pernah bisa mati sebelum kembali ke wujud manusiamu. Ini adalah kutukan atas kesalahan fatal yang telah kamu lakukan. Aku pun tak tahu cara mematahkan kutukan itu selain dengan membawa Timun Mas, tapi kenapa kamu tidak pernah lagi berjuang untuk mencuri Timun Mas?"

Lelaki berpakaian serba putih itu duduk tak jauh dari tempat seorang gadis terbaring tak berdaya. Di depannya sosok besar Yasawirya hanya duduk diam memandang gadis berambut biru itu tanpa berniat mengalihkan pandang.

"Kamu dapat dengan mudah menghancurkan kerajaan itu jika kamu ingin. Mengapa kamu tidak melakukannya?"

Lagi-lagi hanya keheningan yang menjawab lelaki berpakaian putih itu. Ia menghela napas, menyadari sosok di depannya enggan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.

"Ambil Timun Mas dan akhiri semua kutukan ini. Begitu 'kan? Apa susahnya? Kamu tidak terkurung di Hutan Sunyi ini, mantraku hanya berlaku untuk orang selain kamu. Leluhurku yang mengutuk kamu telah lama tiada dan aku tidak sesakti mereka, maafkan aku Yasawirya." Lelaki berpakaian putih itu mengusap wajahnya. Ia hanyalah keturunan ke sekian dari seorang pertapa sakti yang orang-orang anggap sebagai manusia suci yang tak terikat dengan ilmu keduniaan. Leluhurnya lah yang mengutuk Yasawirya di bawah amarah sebab lelaki di depannya membunuh kakak leluhurnya.

Yasawirya bukan tanpa sebab melakukan semua itu. Saat Yasawirya bertugas sebagai pengintai, keluarganya dibantai dengan sadis. Raja mengatakan kalau pelaku pembantaian keluarga Yasawiraya adalah kakak dari seorang pertapa yang tak terima kalau Yasawirya menang sayembara untuk mendapatkan salah satu putri raja.

Yasawirya yang dikuasai amarah langsung membunuh kakak sang pertapa. Ia tak tahu jika pembunuh keluarganya yang sebenarnya adalah pihak raja.

Raja merasa terancam dengan Yasawirya yang semakin hari semakin bersinar, pendukungnya banyak, ia disanjung-sanjung seluruh penduduk kerajaan Nirankara sebagai seorang terpelajar yang ringan tangan dan berbudi luhur. Terlebih ayahnya adalah seorang jendral besar yang selalu membawa kemenangan dalam peperangan. Yasawirya yang jarang terlihat di Nirankara membuat orang-orang beranggapan kalau lelaki itu adalah ahli siasat ayahnya yang juga ikut ke medan perang. Tak ada yang pernah menyangka jika sosok yang mereka kagumi itu adalah pengintai paling berbahaya dan ditakuti seluruh musuh. Termasuk sang Raja yang dimana Yasawirya mengabdikan hidup padanya.

Akibat fitnah yang Raja berikan pada kakak sang pertapa, Yasawirya membunuhnya. Pertapa yang marah pun memberikan kutukan kalau Yasawirya akan menjadi seseorang yang paling mengerikan dan ditakuti siapa pun saat matahari terbit esok hari. Sebelum matahari terbit, Yasawirya akhirnya mengetahui jika dalang sebenarnya pembunuh keluarganya adalah Raja. Dengan itu Yasawirya bersumpah. Sebagaimana raja memerintahkan seluruh keluarganya dibantai, maka ia pun akan membantai seluruh keluarga kerajaan di depan mata lelaki itu. Akan ia berikan hal paling mengerikan lebih dari kematian pada Sang Raja, yaitu melihat anak istri dan keluarganya meninggal dengan cara paling sadis di depan matanya sendiri.

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang