4 | Bunga Tersembunyi

4.3K 709 104
                                    

Terima kasih telah membuatku menaruh harap, setidaknya aku--walau sebentar--kembali tahu bagaimana memiliki harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih telah membuatku menaruh harap, setidaknya aku--walau sebentar--kembali tahu bagaimana memiliki harapan. Meski pada akhirnya, kau juga yang memberi kecewa.

***

Kalian tahu apa aroma yang paling Caca sukai di dunia ini?

Bau duit.

Itu kenyataan yang tak dapat Caca sangkal.

Aroma Danadyaksa ini juga mirip-mirip dengan duit--maksud Caca adalah, Danadyaksa punya aroma khas seperti duit--yang sekali cium kita langsung dapat mengenali, oh ini aroma si Raja. Paham, kan?

"Kata para pelayan Dinda sangat suka menatap langit setiap hari, Dinda ingin pulang?"

Mungkin, karena lelaki ini keturunan raja-raja, nada suaranya selalu tenang, lebih menjurus ke arah menghanyutkan. Caca bertanya-tanya berapa banyak perempuan yang mengagumi Danadyaksa?

Atau ... Ah, ia melupakan satu hal yang teramat penting. Apakah Danadyaksa sudah menikah? Caca tidak pernah bertanya dan para pelayan juga tidak pernah menyinggung status lelaki itu.

"Aku tidak ingin pulang." Walau di sini ia hanya lebih banyak berdiam di kamar--kalau berjalan-jalan ke luar istana pun paling hanya sekitar kediamannya, ia tak pernah benar-benar jalan-jalan keliling istana--Caca tetap tidak ingin kembali. Kecuali ayah bajingannya itu mati. Ah, tidak, Caca tidak ingin menanggung hutang yang ditinggalkan lelaki itu.

Kesimpulannya, Caca tidak ingin kembali.

Tangan Danadyaksa terangkat, berniat mengusap kepala gadis di sampingnya.

"Aku suka di sini." Caca menoleh, hingga Danadyaksa diam-diam kembali menarik tangannya.

"Dinda Ardelliya boleh tinggal di sini selama apa pun." Lagi pula, gadis menawan di sampingnya tidak punya tempat selain istana. Akan tetapi, jika seandainya Caca tidak tidak di istana, rakyat Nirankara akan dengan senang hati menerima gadis itu tinggal di rumah mereka. Karena mereka menganggap Caca adalah hadiah persembahan, pembawa berkah untuk kerajaan mereka.

"Setelah tinggal di sini lalu apa?" Pertanyaan itu hanya tersimpan dalam hatinya, Caca tak berani bertanya.

"Baginda, bolehkah aku pergi ke luar istana?"

Alis Danadyaksa mengerut samar. "Kenapa Dinda ingin ke luar istana? Di luar istana itu tidak aman, Dinda."

"Baginda saat itu mengatakan akan memperkenalkan kerajaan Nirankara jika aku telah sembuh. Kini aku telah sehat Baginda, aku ingin melihat dunia luar, pasti sangat menyenangkan." Caca ingin melihat bagaimana bentuk kerajaan. Bagaimana tatanan masyarakatnya, bagaimana bentuk rumah-rumahnya, cara berpakaian mereka, orang-orangnya. Sampai saat ini ia hanya mendengar dari cerita Nilam dan Cakrawati, bagaimana itu kerajaan Nirankara. Terakhir mereka bercerita tantang Hutan Sunyi, beberapa saat yang lalu.

Oh, My Giant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang