Taman bermain, sebuah tempat yang dipenuhi alat permainan anak-anak banyak anak-anak kecil yang memainkan alat permainan itu. Para orang tua menunggu anak mereka dipinggir taman sembari duduk duduk di tikar atau di bangku taman. Tak jarang pula ada stand dan gerobak penjual makanan dan balon yang semakin menarik minat anak-anak kecil untuk berkunjung kesana.
Sama seperti anak-anak lain Vira dan kedua saudara/saudarinya juga dengan senang bermain di taman bermain. Alvin -kakak Vira- menggiring adik adiknya ke perosotan yang berada di tengah taman bermain. Faira -adik Alvin dan Vira- yang naik ke perosotan terlebih dahulu dan bergantian dengan Vira juga Alvin.
Arthur dan Amanda -orang tua Vira- mengawasi anak-anak mereka dari pinggir taman, keduanya ikut tersenyum senang melihat anak mereka tertawa lepas.
Arthur melihat pedagang es krim kemudian ia berniat membelikan anak-anaknya es krim. "Sayang aku beli es krim buat Alvin sama Fai dulu ya"
Alvin dan Faira saja ? Bukankah disana juga ada Vira, kenapa tidak disebut oleh Arthur ?
Amanda mengangguk. Arthur melenggang pergi menuju stand menjual es krim.
Tidak lama Alvin membawa kedua adiknya kepinggir taman, menemui mamanya. Mereka betiga sudah lelah bermain dan ingin beristirahat.
Faira berlari kecil menuju mamanya bocah itu sudah sangat haus. "Mama fai mau minum". Amanda membukakan sebotol air mineral kemudian menyuapkan ke mulut kecil anak bungsunya itu.
"Mama aku juga mau minum" ucap Alvin tidak sabaran.
"Iya sebentar ya". Selesai menyuapi Faira minum Amanda berganti menyuapkan air minum ke mulut kecil anak sulungnya.
"Udah minumnya"
Alvin mengangguk. "Udah ma"
"Ma Vira juga mau minum" ucap Vira dengan nada pelan dan sembari menunduk. Bocah itu takut kalau mamanya akan marah padanya.
Padahal hanya meminta minum tapi kenapa Vira takut mamanya akan marah ? Jawabannya karena Amanda memang sangat membenci Vira bukan hanya dirinya tapi Arthur juga membenci anak tengah mereka itu. Hanya karena sebuah kesalahpahaman Vira sampai dibenci oleh kedua orang tuanya sendiri.
Amanda menatap anak keduanya itu malas detik berikutnya wanita paru baya itu melempar botol air mineral kearah Vira sedikit keras alhasil ujung botol itu mengenai perut Vira. Sakit ? Pastinya.
Para ibu-ibu pengunjung taman yang melihat sifat Amanda terhadap anaknya sendiri mulai bergosip dan menatap Amanda sinis. Mereka mengasihani Vira yang masih kecil harus mendapat perlakuan seperti itu.
"Tuh minum" ucapnya ketus. Wanita itu memangku Faira.
Alvin mengambil botol air minum yang tepat berhenti di samping kakinya kemudian memberikannya pada Vira. "Ini minumnya, mau kakak suapin gak". Vira mengangguk kecil. Alvin dengan telaten menyuapkan air minum itu ke mulut kecil adiknya.
Selama ini, hanya Alvin yang menyayangi Vira dan bahkan selalu membela Vira kalau bocah itu dimarahi oleh kedua orang tuanya karena Alvin tahu adik pertamanya itu tidak salah terhadap peristiwa yang terjadi satu tahun silam yang menyebabkan kesalahpahaman.
"Makasih kak". Vira hanya meminum satu teguk air dan itu tidak membantu menghilangkan rasa hausnya sama sekali.
"Iya sama-sama"
Arthur datang dengan membawa dua cup es krim, rasa coklat dan strawberry. Lelaki paruh baya itu tersenyum melihat anak-anaknya begitu antusias melihat es krim yang ia bawa.
"Ini dia es krim buat anak-anak kesayangan papa". Arthur memberikan es krim rasa coklat pada Alvin dan yang strawberry untuk Faira.
Untuk Vira ? Arthur tidak membelikan es krim untuk Vira. Bocah itu hanya bisa melihat kakak juga adiknya memakan es krim tanpa berani meminta pada papa atau mamanya, ia terlalu takut kalau nanti mereka marah.
Arthur, Amanda, Alvin dan Faira seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia. Keberadaan Vira disana seperti tidak dianggap atau mungkin memang betul Vira dianggap tidak ada disana. Bocah itu duduk di rerumputan sembari meluruskan kakinya, tangan kecilnya memainkan rumput yang tumbuh memanjang disampingnya. "Vira pengen es krim juga tapi nanti kalo Vira minta Vira dipukul lagi sama papa" batin Vira.
Para orang tua pengunjung taman kembali berbisik bisik menggosipi Arthur dan Amanda yang memperlakukan salah satu anaknya dengan berbeda.
Alvin melihat adiknya yang duduk sendirian ia baru sadar kalau adiknya tidak memakan es krim lantas bocah itu menatap papanya. "Pa, es krim Vira mana kok enggak dibeliin"
"Tadi es krimnya tinggal dua jadi papa cuma beliin buat kalian"
Bohong ! Padahal stand pedagang es krim itu masih ramai pembelinya.
Alvin beranjak menghampiri Vira lalu duduk disebelah adik pertamanya itu. "Adek mau" Alvin menyodorkan es krimnya didepan Vira.
Vira menatap kakaknya. Alvin menyodorkan sesendok es krim coklat miliknya. "Ini makan aja"
Vira menunduk dan meremat jemarinya, nyali bocah itu menciut melihat tatapan tajam mama papanya. "Vira enggak mau kok kak, kakak aja yang makan es krimnya"
"Beneran ?". Vira mengangguk. Alvin kembali memakan es krim miliknya.
Tiba-tiba keringat dingin mengalir membasahi wajah Vira. Bocah itu memegangi dadanya yang terasa sesak dan sakit. Wajah Vira juga menjadi pucat pasi, bocah itu berusaha menahan rasa sakitnya agar kakaknya tidak tahu kalau dirinya sedang sakit.
Alvin menoleh menatap Vira. "Adek kenapa kok bibirnya jadi putih"
"Mama papa ini adek kenapa kok bibirnya jadi putih" pagilnya panik.
Arthur dan Amanda hanya menoleh saja tanpa berniat mendekati Vira bahkan wajah khawatir pun tidak ada.
"Kakak sakit" rintih Vira lirih.
Alvin semakin panik. Bocah itu menarik papa mamanya dan memakasa untuk menolong Vira. "Ayo ma pa tolong adek, adek sakit"
Tidak ingin menanggung malu karena pengunjung taman sudah saling berbisik bisik, Arthur bergegas menggendong Vira dengan kasar lalu mengajak istri dan anak-anaknya pergi dari taman.
***
Didalam mobil, Arthur meletakan Vira dibangku paling belakang. Amanda, Alvin dan Faira duduk ditengah dan Arthur langsung mengambil kemudi."Kamu itu bisanya cuma bikin malu Vira, pasti kamu pura-pura sakit kan biar dikasihanin sama orang-orang. Lihat gara-gara kamu saya di gunjingi banyak orang" marah Arthur.
"Papa Vira lagi sakit jangan dimarahin" ucap Alvin.
"Alvin, kamu jangan lagi bela adik kamu itu nanti lama lama makin ngelunjak" ucap Amanda menatap tajam Alvin.
"Vira adek Alvin mama"
"Kak mama sama papa bener kok, Vira bisanya cuma bikin malu aja" ucap Faira dengan wajah polosnya.
"Dengerin itu, adik kamu aja ngerti masa kamu yang lebih tua malah enggak ngerti"
Sementara dibelakang, Vira terus saja menunduk tanpa berani mengucapkan apapun. "Ma pa, dada Vira sakit banget tapi kenapa mama sama papa enggak percaya sama Vira" batin Vira dengan menahan air matanya.
My first sad story, hope you like it and don't forget to press the vote button :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...