Ending-20

1.5K 75 0
                                    

"Kakak ini sakit Vira gak kuat.."-Vira

Huft, satu hari yang berat lagi bagi Vira. Baru masuk sekolah saja sudah harus berhadapan dengan tiang bendera dan panasnya sinar matahari.

Apa hari ia akan sial ? Awal hari saja sudah terkena sial seperti ini, menyebalkan.

Ini semua karena pak Dora itu Vira jadi dihukum hormat bendera seperti ini.

Pak Dora adalah kepala sekolah SMA Victory. Pak kepala sekolah itu mempunyai gaya rambut seperti dora dan juga perut yang seperti sedang hamil besar. Walaupun perawakannya mampu mengocok perut pak Dora itu sangat galak dan paling ditakuti siswa-siswi nya.

Vira menyeka peluh di wajahnya menggunakan punggung tangan. Padahal hari masih pagi tapi panasnya sudah seperti siang hari. Rambut Vira yang basah hanya butuh beberapa menit berjemur langsung kering.

"Ekhm..dihukum juga"

Vira tersentak kaget tiba-tiba Arfan sudah ada disampingnya. "Astaga Arfan lo buat gue kaget aja, lupa apa temennya gampang jantungan" ocehnya sembari mengelus dada.

Arfan terkekeh, "maaf padahal gue gak ada niatan buat ngagetin loh, lo nya aja yang kagetan"

Vira mendengus, "yaiyalah kagetan orang punya penyakit jantung" cibirnya.

Lengkungan di bibir Arfan memudar, sepertinya dia sudah salah bicara. "Di hukum karna apa lo" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Vira mengerdikan bahunya, "katanya soal foto tapi gak tau foto apa. Kalo lo dihukum karna apa"

Pasti karna foto yang dimading pikirnya. "Karna ngerusakin gerbang"

Vira dibuat menganga mendengar ucapan Arfan, bisa-bisanya sahabatnya itu merusak gerbang sekolah. "Emang lo apain gerbangnya sampe rusak"

"Gue tabrak pake mobil" jawabnya santai.

Vira menggelengkan kepala heran, sahabat laki-lakinya itu masih bisa santai padahal kesalahannya lebih parah darinya.

"Santai aja kali udah gue ganti gerbangnya" ucap Arfan cepat menghindari sahabatnya yang hendak mengomeli dirinya.

Vira membuka mulutnya membentuk huruf O dan mengangguk angguk paham.

Hening, tidak ada pembicaraan sama sekali. Kedua murid yang sudah seperti ikan asin itu kompak menutup mulut ketika Dora laki-laki itu memperhatikan mereka.

Matahari mulai beranjak naik menandakan hari semakin siang, panasnya juga semakin menyengat. Kedua murid yang dihukum itu mulai mencari-cari pijakan yang nyaman, berdiri terlalu lama membuat kaki mereka pegal.

Vira menggelengkan kepalanya pelan, rasa pening menyerang kepalanya pandangannya serasa ingin berputar. Dada kirinya mulai berulah, sesak dan nyeri datang melengkapi sakit di kepala nya. Bibir pink nya berubah pucat pasi, keringat dingin semakin deras membasahi wajahnya.

"Shh..." desis Vira. Cewek itu meremat dada kirinya yang semakin nyeri. Pandangan mulai berputar. Pijakan kakinya mulai tidak seimbang.

Arfan menyadari kalau Vira sedang tidak baik-baik saja. Cowok itu memegangi bahu Vira guna menopang tubuh cewek itu yang hampir ambruk. "Vir, lo kenapa Vir"

ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang