"Bukan lembaran baru tapi lembaran lama yang belum selesai dan masih berlanjut untuk menambah luka dan rasa sakit.."
Mobil hitam buatan Italia mengurangi kecepatan saat berada didepan sebuah rumah dengan gerbang bernuansa coklat dan ditengahnya tertulis DAMARA FAMILY. Pengemudi mobil itu melihat kearah rumah itu penuh selidik. Dirasa aman ia membelokkan setirnya ke kanan kemudian memasuki pekarangan luas rumah mewah itu yang kebetulan gerbangnya terbuka dan tidak ada penjagaan sama sekali.
Pengemudi itu turun dari mobil mewahnya lalu melangkahkan kaki jenjangnya kearah pintu.
Ting...tong....
Tak perlu waktu lama pintu kayu itu terbuka menampakkan bi Asih yang masih lengkap dengan seragam dapurnya. "Nak Arfan, tumben kesini pagi-pagi"
Arfan tersenyum hangat, "iya bi mau jemput Vira soalnya.. Viranya ada kan bi ?"
Asih menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "anu Vira nya ada tapi dia izin enggak masuk sekolah dulu nanti nak Arfan tolong izinin ke gurunya ya"
Kening Arfan berkerut, "emang Vira kenapa bi, apa Vira sakit ?" tanyanya yang mendadak khawatir.
Asih mengangguk. "Iya nak Vira lagi sakit badannya demam tinggi trus dari semalem dia enggak bisa tidur"
"Arfan boleh jenguk Vira kan bi"
"Oh boleh boleh kamarnya didepan laundry room, maaf bibi enggak bisa nganterin soalnya masih banyak kerjaan di dapur"
Arfan dengan cepat mengangguk. "Gak papa bi, permisi". Cowok itu berlari kecil menuju tempat yang diberi tahu asisten rumah tangga tadi. Pikirannya sedang kacau ia khawatir dengan queen nya sekaligus marah sudah dipastikan Vira sakit pasti karena sikap buruk keluarganya.
Cowok dengan netra biru itu menatap ragu pintu kayu yang sudah keropos bahkan sudah ada beberapa lubang buatan serangga pemakan kayu. Arfan ragu dengan ruangan didepannya, tampak bukan seperti kamar. "Apa bibi salah kasih tau tempatnya ya, masa gudang gini" gumamnya.
Saat Arfan memegang pintu rapuh itu secara tidak sengaja pintunya terbuka, matanya membulat ternyata dugaannya salah bukan gudang tapi sebuah kamar. Cowok itu dengan ragu memasuki gudang berwujud kamar itu.
"Uhuk..mmhh debunya banyak banget". Arfan mengibas tangannya didepan hidung menghalau debu yang menghampiri hidungnya, ia belum sadar kalau ada seseorang yang tengah tertidur disana siapa lagi kalau bukan Vira.
Arfan menutup hidung juga mulutnya dengan buff yang sudah bertengger dilehernya sebelum ia kesini. Kemudian cowok itu teringat niatnya datang ke sini, "Vira".
Arfan menjatuhkan pandangan pada sisi kiri ruangan, lagi-lagi matanya membulat sempurna melihat Vira tidur dikasur yang sangat tipis dengan posisi meringkuk didalam jarik tipis. Dengan cepat ia menghampiri Queen nya.
Cowok itu bersimpuh dengan satu lututnya disamping punggung Vira ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah wanitanya, belum menyentuh kulitnya saja jari Arfan sudah merasakan hawa panas.
Mantan inti Zervanos itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar Vira, usang berdebu dan tidak layak kalimat itulah yang terbesit di pikiran Arfan. Cowok itu tidak menyangka bisa sejahat ini Arthur dan Amanda memperlakukan anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...