"Vir ke kantin yuk laper" ucap Melva. Cewek itu mencebikkan bibirnya dan memegangi perutnya yang sudah berbunyi sejak pelajaran tadi.
Vira terkekeh, "iya ayo, gue juga bosen denger suara cacing lo yang demo terus"
Melva mendengus malas, "namanya juga laper"
Dua sejoli itu beranjak dari kursi masing-masing kemudian jalan beriringan menuju kantin.
Saat hendak melewati pintu kelas tiba-tiba Faira menabrak mereka.
"Aduh, kalo jalan bisa hati-hati gak" ucap Faira ngegas.
"Dih, yang ada lo yang harusnya hati-hati...kalo jalan jangan sambil main hp" cerocos Melva.
Faira memutar bola matanya malas kemudian cewek itu menerobos begitu saja melewati Melva dan Vira.
"Santai dong" pekik Melva.
Vira jongkok mengambil sebuah amplop berwarna putih yang tergeletak dilantai, entah milik siapa. Cewek itu berdiri kembali usai mendapatkannya, "punya siapa ini"
Melva merebut amplop putih itu. "Ini punya siapa". Bukannya menjawab cewek itu malah balik bertanya dengan pertanyaan yang sama.
Vira menghela nafas, "kan tadi gue juga tanya gitu Melva"
"Masa sih"
"Serah lo deh, capek gue ngomong sama lo". Karena Vira depresi menghadapi kelemotan Melva akhirnya cewek itu meninggalkan sahabatnya itu.
"Eh Vir, jangan tinggalin gue" pekiknya lalu berlari mengejar Vira.
****
Vira dan Melva duduk dibangku kantin bersama Arfan, Billy dan Zico yang sudah menunggu mereka berdua.
"Dari mana ? Tumben lama"
"Kita tadi tabrakan sama Faira jadinya lama" oceh Melva dengan bibir yang maju beberapa centi.
"Biasa aja kali bibirnya"
Melva berdecak. Cewek itu bangkit berdiri lalu menarik tangan Billy.
"Eh kenapa nih kok narik gue"
"Udah ayok ikut gue". Melva dengan tidak manusiawi nya menarik tangan Billy menuju stand penjual makanan dikantin itu.
"Temen lo kalo lagi datang bulan emang gitu ya" ucap Zico sembari melihat Melva, aneh.
Vira terkekeh, "emang gitu jadi aneh sifatnya"
"Udah dari pada ngurusin Melva mending lo makan. Nih, mama gue bawain lo sup salmon". Arfan menyodorkan tempat bekal yang ia bawa.
"Tuh Vir dikasih mama mertua langsung" goda Zico.
"Apa sih" ucapnya malu-malu. Vira kembali menatap Arfan. "Harusnya gak perlu repot repot gini bawain gue bekal"
"Gak ada yang repot" Arfan membuka wadah bekalnya kemudian menyendokkan nasi dan daging salmonny. "Aaa.. Buka mulutnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...